Ikatan

1.2K 65 0
                                    

             Suasana yang santai pula tenang tampak menyelimuti enam orang lelaki dewasa yang tengah duduk berkeliling disebuah restoran berbintang. Dari salah satu empat orang tersebut terlihatlah ayah disana. Ya, enam orang tersebut adalah ayah bersama dua sekretarisnya dan tiga orang lelaki lainnya adalah sang klien yang turut datang bersama sang sekretaris. Perbincangan yang ringan, santai namun tak menghilangkan keseriusan disana turut teralun.

"Ayah ...hiks ...hiks ..." Namun tanpa diundang suara Veeyan bersama isakkannya teralun begitu saja menyapa telinga ayah yang tak ayal telah membuat ayah tersedak dengan kopi Americano yang tengah diminumnya dengan perlahan.

"Tuan Kim, anda baik-baik saja?" tanya tuan Horizawa selaku sang klien ayah kala mendapat sikap ayah yang berubah.

"Maaf, saya harus ke toilet sebentar," izin ayah. "Oh, silahkan ...silahkan ..." jawab tuan Horizawa.

Saat telah berada di kamar mandi, bukanlah memasuki bilik kamar mandi untuk menuntaskan apa yang menjadi kebutuhannya namun tangan ayah merogoh saku jaznya dan mengeluarkan ponselnya dari sana, karena memang itulah kebutuhannya saatini yaitu menelfon salah satu adiknya.

Tuuut ...tut ...tuuuut ...

"Ayo cepat angkat," gumam ayah tak sabar saat tak juga ia dengar sahutan dari seberang, hanyalah nada sambung yang masih terdengar.

"Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam." Dengan cepat ayah menjawab salam dari seberang yang merupakan suara Davin.

"Dav, dimana Bintang?" tanya ayah to the poin. "Anakmu sekolahlah, Bang. Ini kan masih jam sekolah," jawab Davin dengan suara tawanya yang turut ia hadirkan.

"Bintang baik-baik saja kan, Dav?" tanya ayah saat ia mencium nada tak beres dari suara dan tawa dari adik sulungnya tersebut.

"Eh ...dia ...dia..." gumam Davin yang terdengar cukup kelabakan untuk menjawabnya. "Apa yang terjadi dengan Bintang, Dav?" tanya ayah lagi tanpa basa-basi.

"Dia baik-baik saja kok, Bang ...jadi Bang Ivan tenang aja!" Ingin ia mampu menjawab tanya sang abang dengan tenang namun nyatanya suara yang keluar dari mulut Davin adalah nada dengan cukup gugup.

"Kalau memang Bintang baik-baik saja aku sangat bersyukur dan memang itulah yang aku inginkan," ucap ayah dengan pelan. "Tapi tak hanya seorang ibu saja yang memiliki naluri yang kuat untuk anaknya, nyatanya kini aku bisa merasakan keadaan apa yang sedang dialami oleh anakku, Bintang sedang tak baik saja kan, Dav?" ucap ayah dengan yakin.

"Apa kau tahu? Selama ini aku merasa akulah yang tela mengandung dan melahirkan putraku, tapi faktanya aku hanya mampu menyumbangkan sebagian genku," lanjut ayah kala tak jua jawaban ia dapat dari Davin.

"Bintang ...tidak dalam keadaan baik kan, Dav?" tanya ayah lagi.

"Abang tenang saja disana, kerja yang lancar ...dia baik-baik saja kok, Bang." Dengan lembut Davin mencoba menjawab sang abang yang ia tahu mulai panik.

"Kamu gak usah bohongin Abang, Dav! Abang merasakan seperti apa keadaan Bintang saat ini!!" ucap ayah dengan tegas.

"Haaah ...baiklah, gak ada gunanya juga disembunyikan ..." batin Davin. "Vee masuk rumah sakit lagi, Bang ...typhus nya kambuh di sekolah tadi." Jujurlah yang akhirnya Davin ambil sebab berbohong pun kini tak ada gunanya.

"Aku akan pulang sekarang juga!!" putus ayah dengan mutlak. "Abang tenang saja ...percayakan Vee pada kita, oke? Kerja yang lancar disana," jawab Davin mencoba membujuk ayah yang meski ia tahu kemungkinan berhasilnya hanyalah 1%.

"Dav, gimana aku bisa tenang-tenang saja?! Sedangkan anakku sakit dan itu typhusnya yang kambuh, Dav! Kamu tahu sendirkan gimana Bintang kalau typhusnya udah kambuh?!" bantah ayah dengan keras.

"Ne, arra ...arra ...i know, Bang ...aku tahu, tapi ..." hingga beberapa bahasa pun Davin keluarkan untuk menjawab dan membantah ucapan sang abang.

"Aku harus pulang sekarang juga! Kalian tidak bisa mencegahku!!" putus ayah dengan mutlak yang tak terbantah lagi. Dan dengan sepihak ia putus panggilannya dengan Davin.

"Baru 5 hari Ayah disini, dan kamu udah sakit lagi ..." gumam ayah dengan kecemasannya yang telah berada dipuncaknya serasa telah berlari keubun-ubunnya.


TBC

HALOHAAAAAAA

AKU BALIK LAGI SETELAH BEBERAPA BULAN MENDEKAM.

Mianhae ...

lama banget, masih di pesantren abisnya dan gak bawa boleh hp jadi kepending terus deh sorry ya cingudeul ...

kembali dengan cerita yang maaf jika makin gaje aja yaaaaa

MAAF ...

MIANHAMNIDA(BUNGKUK 90 DERAJAT)


Father And Son(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang