Chapter 1

2.2K 124 4
                                    

Gadis berambut panjang nan hitam itu berdiri didepan bangunan besar yang ada di hadapannya sekarang. Matanya mengelilingi area kampus yang sangat luas itu.
Yap. Hari ini adalah hari pertama Nayeon untuk kuliah sebagai mahasiswi Psikologi di kampus Seoul National University.
Ia semakin tak sabar membayangkan akan seperti apa masa-masa kuliahnya.

"Heol daebak. Kampus ini sungguh keren.." ucap Nayeon masih dengan perasaan takjubnya.

Tetapi sedetik kemudian dia menyadari bahwa ada yang terlupa,
"Ya! Kemana dia? Kenapa jam segini belum juga datang?" Mengambil ponselnya, dan menelefon seseorang di sana.

"Yebose..."

"Yaaa Sana-ya! Odiga? Kenapa kau belum juga datang? Kau tahu ini sudah jam berapa? 15menit lagi kelas kita akan dimulai" Nayeon mulai kesal pada sahabatnya itu.

"Yaa jangan berteriak Nayeonii.. aku sebentar lagi sampai. Masuklah duluan" terdengar suara Sana yang terengah-engah.

"Ck arraseo.. pali" Nayeon memutuskan panggilan dan berjalan masuk ke dalam gedung kampus.

Akhirnya Nayeon memasuki kelas dan memilih meja ditengah kelas.
"Sepertinya ini paling strategis" gumamnya.
Tak lama,ia melihat seorang gadis dengan rambut blonde mengenakan kemeja pink dan rok jeans sepaha berjalan terburu-buru memasuki kelas seraya melirik-lirik mencari seseorang.
Nayeon pun mengangkat tangan nya memberi tanda kepada Sana.

"Ya kenapa kau terlambat?" Tanyanya saat Sana datang dan duduk disebelahnya.

"Kau tahu? hari ini sepertinya bukan hari keberuntunganku Nayeonii, insomniaku kambuh dan baru tidur jam 4 pagi yeonii"

"Hahaha kau ini calon psikolog Sana-ya bagaimana kau bisa tidak menjaga mentalmu sendiri. Aku tau kau pasti bisa mengatasinya. Insomniamu sudah lebih baik sejak kita SMA" Nayeon yang sudah bersahabat dengan Sana sejak SMP memang tahu betul bahwa sahabatnya itu sempat memiliki insomnia yang tidak bisa diremehkan karena beban fikiran akan tekanan keluarganya yang menginginkan ia untuk melanjutkan pekerjaan tradisi keluarganya,yaitu menjadi dokter. Sedangkan Sana tidak memiliki minat sama sekali untuk menjadi dokter bedah seperti ayahnya ataupun menjadi dokter ortopedi seperti ibunya. Kakaknya pun Park Chanyeol menjadi seorang dokter ahli bedah di usia muda karena kepintarannya. Untunglah Nayeon sebagai sahabatnya selalu menemaninya untuk semakin tidak tidak tenggelam dalam tekanan tersebut dan membantunya memilih ilmu yang agak berkaitan dengan keinginan keluarganya.

"Ah molla molla. Jangan bicarakan insomniaku yeonii.. Ngomong-ngomong, kau jadi pindah hari ini?"

"Tentu saja. Aku sudah membawa sebagian barangku kemarin" jawab Nayeon seraya mengangguk.

"Lalu? Kau benar-benar akan tinggal dengannya?" Tanya Sana semakin penasaran.

"Ck kau ini kenapa kepo sekali. Aku saja masih tidak percaya akan satu rumah dengannya" Nayeon memutar bola matanya sebal.

"Nanti jika dia datang perkenalkan padaku ya? Aku harus menyebutnya namja chingumu atau oppamu yeonii?" Sana mulai memperlihatkan muka jahilnya.

"Geumanhe.. aku tidak tahu dia orang yang seperti apa. Itu hanya karena eomma selalu bilang bahwa aku akan menikah dengannya. Tapi kenyataannya dia adalah kakakku bukan? Walaupun hanya kakak angkat" Nayeon mengecilkan suara diakhir ucapannya. Namun Sana masih bisa mendengar apa yang Nayeon katakan.

"Kau mengharapkannya?" Sana mulai memasang wajah seriusnya yang sangat lucu.

"Sana-ya geuman..."

"Annyeong hasimnikka.. Maaf saya terlambat. Saya adalah dosen kalian hari ini"

"Sepertinya ini bukan hari buruk untukmu. Dosennya saja datang terlambat Sana" Nayeon berbisik pada Sana yang tersenyum lega.
Mereka pun menghentikan obrolan dan memulai kelas mereka.

The Best Part || INY X KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang