"Iya itu kau.. lalu siapa menurutmu?" hanya nampak kepala Nayeon dari pintu kamar.
"Tapi.. wae? Fotomu hanya ada dua disini. Sedangkan sisanya adalah foto masa kecilku semua" ia menghitung dan hampir lebih dari sepuluh fotonya yang terpajang disana.
"Aku ada disini sedangkan kau tidak. Itulah yang membuat eomma dan aku memasang banyak fotomu" jawabnya seraya kembali melanjutkan berkemas "Aku sudah bilang bukan, eomma sangat merindukanmu"
Seokjin hanya terdiam menatap foto-foto masa kecilnya. Ada beberapa kenangan yang berlalu lalang di fikirannya saat ini. Namun tak sedikit juga yang ia lupakan karena itu sudah belasan tahun yang lalu.
Ia tidak tahu harus merasa senang, sedih atau bahkan kecewa. Seokjin hampir menjatuhkan air matanya jika saja Nayeon tak menegurnya.
"Hei.. aku sudah selesai. Bagaimana jika kita makan dulu? Kau mau kubuatkan apa?" Ucap Nayeon sambil membawa koper keluar dari kamarnya.
Seokjin menengadahkan wajahnya lalu berbalik "kita makan diluar saja"
Ia mengambil koper yang ada di tangan Nayeon dan berjalan keluar dari apartement ibunya.Nayeon hanya bisa geleng-geleng kepala lalu beranjak pergi mengikuti Seokjin.
.
.
.
"Kau tahu darimana kemarin aku tertidur di bus?" Tanya Nayeon setelah memasang seat beltnya."Kemarin kami sedang kumpul" jawab Seokjin sambil menjalankan mobilnya.
"Ohhh.. Ya Jin bagaimana dengan syaratku yang ke dua?"
Seokjin mengalihkan pandangannya pada Nayeon sesaat "Kenapa kau membuat syarat seperti itu?"
"Aku hanya tak suka merasa sendiri"
"Tapi aku terbiasa sendiri"
"Lalu kenapa kau menyuruhku kembali ke rumah?"
"Karena kau harus mengurus rumah"
"Yaa! Kenapa kau senang sekali berdebat denganku sih. Jadi kau mau atau tidak? Jika tidak kita putar balik lagi saja"
"Arraseo.. Akan kucoba" ucap Seokjin dengan wajah datarnya.
"Ck kakak macam apa dia" gumam Nayeon.
Mereka pun kembali diam sepanjang perjalanan. Nayeon sibuk dengan ponselnya dan Seokjin hanya fokus mengemudi sampai tempat makan yang dipilih secara random olehnya.
-----
Keesokan harinya..
Hari minggu waktunya Nayeon membereskan rumah mereka. Bagi Nayeon, Seokjin sangat pandai dalam mengacaukan rumah. Bahkan belum sebulan ia meninggalkan rumah, kondisinya sangat berantakan dan kotor. Seokjin benar-benar tidak bercanda menyuruhnya pulang hanya untuk mengurus rumah.
Nayeon mengetuk pintu kamar Seokjin beberapa kali, namun tak ada jawaban dari dalam. Akhirnya ia berinisiatif membuka pintu dan melihat pemuda itu masih bersembunyi di balik selimutnya.
"Jin ayo bantu aku membersihkan rumah" Nayeon menyibak selimutnya.
Sedangkan yang dibangunkan hanya bersuara dan kembali tidur.
"Wajahnya sangat damai seperti bayi saat ia tidur" batin Nayeon seraya memperhatikan wajah Seokjin dalam-dalam.
Beberapa saat kemudian gadis itu menggeleng, membuang jauh-jauh fikiran absurdnya.
"Jin ireona! Bantu aku membereskan rumah" Nayeon menarik tangan Seokjin.
"Hmmm aku ngantuk" Seokjin kembali memeluk gulingnya.
"Yaaa! Kau yang membuat kekacauan ini. Palli,ireona!" kali ini ia menarik tangannya dengan sekuat tenaga.
"Hmmm" Seokjin pun terduduk sambil mengucek-ucek matanya. Nayeon hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan pemuda itu. Saking gemasnya Nayeon kembali menarik tangannya agar ia segera turun dari kasur.
Namun Seokjin malah menarik tangannya dengan kencang dan membuat Nayeon ikut tertarik dan justru terjatuh menimpa Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Part || INY X KSJ
FanfictionIm Nayeon dan Kim Seokjin,mereka memiliki luka tentang masa kecil yang berbeda dan tak bahagia. Sampai akhirnya mereka di pertemukan untuk menjadi housemate dan jatuh cinta. Namun perasaan benci yang menguasai Seokjin seolah menghalanginya untuk tid...