Chapter 2

843 88 5
                                    

Di hari yang sama, di waktu yang berbeda..

Pemuda berbadan tegap berwajah tampan itu berjalan menyusuri bandara. Ia baru saja landing beberapa saat yang lalu. Ia melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah 5 sore. Sambil berjalan ia menekan layar ponselnya mencoba menghubungi seseorang.

Tut.. baru satu kali nada panggilan berbunyi, suara seorang wanita sudah terdengar.

"Yeoboseo.. seokjin-ah. Kau sudah sampai?"

"Bisa kau kirimkan alamat tempat tinggalku?" Jawab pemuda itu tanpa basa basi.

"Datanglah ke kantorku.. apa kau tak merindukan eomma?" Jelas terdengar nada berharap pada ucapannya.

"Aniyo. Aku tak merindukanmu. Cepat kirimkan alamatnya"
Masih dengan ucapan datar tanpa ekspresi di wajahnya.

"Jebal seokjin-ah. Kau bisa sekalian mengambil mobil eomma untuk kegiatanmu selama disini"

"Baiklah jika kau memaksa" Seokjin langsung mencari taxi menuju kantor tempat ibunya bekerja.

----

Hari sudah sore namun kantor yang Seokjin datangi masih ramai oleh para pegawainya.
"Aku ingin bertemu dengan Ny. Jang" Seokjin berkata pada resepsionis, resepsionis tersebut pun langsung menelefon dan tak lama mengantar Seokjin menuju ruang yang ia tuju.

Tok..tok..
Seokjin masuk ke dalam ruangan ibunya. Ia melihat wanita paruh baya yang masih sangat cantik dengan tatanan rambut yang di gelung namun tetap memberikan kesan elegan. Wanita itu masih sibuk menandatangani beberapa dokumen diatas meja kerjanya.
Sepersekian detik barulah ia menyadari ada seseorang berdiri di dekat pintu ruangannya.

"Seokjin-ah.." ia bangkit dari kursi, hendak memeluk putra semata wayangnya yang selama ini tinggal di Amerika bersama ayahnya.

Namun Seokjin yang dihampiri malah mundur beberapa langkah saat ibunya mendekat.

"Berikan kunci mobilnya,dan berikan alamat rumahnya" masih dengan wajah yang sangat datar dan dingin.

"Jebal seokjin.. eomma merindukanmu, biarkan eomma memelukmu. Belasan tahun kita tak bertemu sayang" matanya memancarkan rasa rindu yang begitu dalam.

"Kau yakin? Bukankah kau membenciku dan ingin membuangku?" Kali ini Seokjin menunjukkan expresi sinisnya.

"Kau salah paham Seokjin-ah, percayalah pada eomma" hampir saja bulir air mata turun menghiasi wajahnya.

"Terserah apa katamu.. aku kemari hanya untuk mengambil apa yang kau tawarkan. Setelah itu aku tidak akan muncul lagi dihadapanmu" ada perasaan kecewa dalam ucapan Seokjin.

Ibunya mulai tak bisa membendung air matanya,"Andwe.. jika kau disini, sering-seringlah temui eomma seokjin-ah. Kau tau aku sangat menyayangimu"

"Ck" Seokjin menunjukkan senyum sinisnya "Jadi apa tujuanmu menyuruhku kemari? Apa hanya untuk berbasa basi seperti ini?"

"Ani ani.." Ibunya mulai kembali mengendalikan perasaannya, ia tahu butuh waktu untuk Seokjin memahami apa yang terjadi di masa lalu. "Geuraeyo, aku ingin kau tahu bahwa kau akan tinggal dengan anak yang kuadopsi Jinnie"

"Jangan panggil aku dengan nama itu. Lagipula kenapa aku harus tinggal dengannya? Apa dia anak emasmu sekarang?"

"Aniyo Seokjin-ah.. aku tidak pernah pilih kasih terhadap siapapun, jebal. Percayalah pada eomma. Aku fikir ini baik untuk kalian hanya karena rumah itu dekat dengan kampus kalian"

"Bagaimana jika aku tidak mau serumah dengannya?" Seokjin tak habis fikir pada ibunya.

"Lalu apa kau mau tinggal denganku?" Ibunya bertanya penuh harap.

The Best Part || INY X KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang