Chapter 9

585 63 4
                                    

"Aku mungkin tidak akan menikah" ucapnya datar.

"Waeyo? Yaa! jangan bilang kau...."

"Mwo? Mwo? Apa yang ada dipikiranmu?" Pandangan Seokjin kini mengarah pada Nayeon.

"Ehmm gay" Nayeon mengecilkan suara di kata 'gay' nya.

Seokjin membulatkan matanya tak percaya "Yaaa! kau mau mati? Pendek sekali pikiranmu itu pabo!" Seokjin mendorong kening Nayeon dengan jari telunjuknya.

"Yaaa! Kau yang pabo! Kau sendiri yang bilang membenci pernikahan. Jangan salahkan aku jika aku berfikiran begitu" cibir Nayeon.

Seokjin terdiam beberapa saat. Hening

"Aku hanya berfikir pernikahan itu bukan hal baik. Selalu saja akhirnya yang tersakiti adalah anak-anak. Lalu untuk apa menikah" pandangan Seokjin kembali pada langit malam yang sedari tadi menyaksikan mereka bercengkrama.

"Hei bagaimana bisa kau berfikiran begitu.. aku fikir kau pria dewasa. Lagipula kau tak ingin menikah tapi kau punya pacar" Senyum sinis Nayeon menghiasi wajahnya.

"Pacar?" Kini Seokjin yang dibuatnya penasaran.

"He'em.. Sharon? Ah mian bukan aku berniat menguping obrolanmu tapi suaramu terdengar sampai kupingku tahu"

"Ck.. dia bukan pacarku. Dia hanya sahabatku"

"Apa dia sahabat yang sangat spesial?" tak bisa dipungkiri Nayeon sangat ingin tahu tentang hubungan mereka.

"Kami sudah bersama sejak kecil. Di Amerika penthouse kami bersebelahan. Aku kesepian dan Sharon pun sama. Walaupun orangtuanya lengkap, tetapi mereka terlalu sibuk dan membiarkan Sharon diurus oleh asisten rumah tangganya. Sejak saat itu kami bersahabat"

"Jeongmalyo? Aku rasa dia tidak sekedar sahabat bagimu. Kau bisa tersenyum dan tertawa bebas padanya. Sedangkan sampai saat ini aku belum pernah melihat raut wajah yang sama seperti saat kau berbicara dengan Sharonmu itu" Nayeon menaikkan satu alisnya mencoba menggoda namja itu.

"Memangnya kau memantauku setiap saat?"

"Ayolah aku tahu kau menyukainya. Jika kau menyukainya kau cukup katakan pada eomma bahwa kau mencintai gadis lain. Aku heran kenapa kau harus membentak-bentak kami waktu itu. Pabo sekali orang yang memperumit keadaannya sendiri"

Seokjin terlihat salah tingkah "Itu bukan urusanmu Jang Nayeon. Aku rasa ini sudah lebih dari 3 menit. Aku lelah mendengar ocehanmu..bye" Seokjin beranjak dari bean bag nya dan memasuki kamarnya.

"Cih.. dia selalu begitu. Pergi dan berbicara seenaknya" Nayeon pun beranjak ke kamarnya untuk berkemas dan tidur.

----

Esoknya seperti yang sudah dijanjikan, Nayeon menemui Taehyung di parkiran. Awalnya Nayeon akan membatalkan janjinya dengan Taehyung karena ia harus melanjutkan berkemas dan pulang ke apartement ibunya. Tetapi Taehyung bilang, ia akan menunggu sekaligus mengantar Nayeon ke rumah ibunya nanti setelah mereka pergi.
.
.
"Jika ada orang yang lihat mungkin aku akan dikira mengajak kau kabur Nayeon-ah" ucap Taehyung sambil membantu Nayeon membawa kopernya dan memasukkannya ke dalam bagasi.

"Hm? Haha itu hanya imajinasimu Tae.. Jadi sebenarnya kita mau kemana?" Tanya Nayeon pada Taehyung yang saat ini sedang fokus menyetir.

"Nanti kau akan tahu Nay" Taehyung memperlihatkan senyum manisnya.

Sepanjang perjalanan mereka membicarakan banyak hal tentang kampus dan kegiatan mereka. Sampai mereka tiba di sebuah tempat.

"Caah.. kita sudah sampai"

The Best Part || INY X KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang