Chapter 26

553 64 2
                                    

Nayeon yang masih memantau seraya sesekali berseluncur di dunia maya, mendapati Seokjin terburu-buru keluar dari restoran dan menaiki mobilnya.
"Wae? Apa mereka bertengkar? Apa dia marah lagi?"

Gadis itu segera berjalan keluar kafe menghampiri ibunya yang masih duduk memandang jalanan dari restoran, matanya menerawang jauh seolah kesedihan sedang meliputi dirinya.

"Eomma.. ada apa? Dimana Jin?" Nayeon menepuk pelan pundak, duduk di hadapan ibunya.

"Dia pergi setelah eomma menceritakan semuanya sayang. Bagaimana jika dia tetap tak mau menerima eomma Yeoni?"

Nayeon meraih tangan sang ibu, sejujurnya Nayeon sendiri tak tahu seperti apa masa lalu ibu angkatnya ini. "Eomma, kau tak benar-benar membuangnya kan?"

Ahn Rin hanya menggeleng seraya menahan air mata yang seakan hampir tumpah menjalari wajah lelahnya.

"Kalau begitu tak ada yang perlu kau takutkan eomma. Percayalah padaku, Kim Seokjin adalah pria yang sangat baik"

"Gomawo sayang" jawab Ahn Rin tersenyum lega.

Nayeon balik tersenyum sembari mengelus punggung tangan sang ibu.

----

Sejak tadi Seokjin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi juga tak tentu arah. Fikirannya kalut, ia hanya ingin meluapkan amarah yang sangat menyesakkan dada. Bagaimana bisa selama belasan tahun hidupnya hancur karena keegoisan ayah? Dan dengan bodohnya ia membenci ibunya sendiri tanpa pernah tahu bagaimana penderitaannya dulu.

Seokjin menghentikan mobil dipinggir jalananan yang tak begitu ramai. Dengan cepat ia menghubungi seseorang disebrang sana.

"Yeobse--"

"Jawab aku dengan jujur atau kau akan kehilangan ahli warismu bahkan sahammu"

"Apa maksudmu Jin?"

"Mi Kyung. Kau berselingkuh dengannya bukan?"

"Jadi kau sudah bertukar cerita dengan eommamu?"

"Jawab aku dan jangan balik bertanya. Thats none of your business!"

Pria paruh baya disebrang sana tampak terdiam sebentar,
"Yes. You're right Jin. Tapi kini dia sudah tiada"

Tangan Seokjin mengepal kencang, ingin sekali ia memaki pria tua itu.
"Foto wanita dilaci meja kerjamu. Diakah wanita itu?"

"Yes" pria Kim itu menjawab pasrah setiap pertanyaan yang Seokjin tanyakan. Mungkin ini saatnya Seokjin mengetahui masa lalu mereka.

Seokjin tertawa, tapi bukan tawa senang yang tersirat di wajahnya. Melainkan tawa yang menggambarkan kekecewaan pada dirinya sendiri karena terlalu bodoh membiarkan hidupnya diperdaya oleh orang yang selama ini paling ia percaya.

"Jika dia masih ada dan kau memiliki anak darinya. Apa nasibku akan sama seperti eomma?"

"Maldo andwae. Kau kebanggaanku. Satu-satunya kebanggaanku Jin" ucap datar pria paruh baya itu.

"OMONG KOSONG!!!" Teriak Seokjin yang tersulut emosi.

"I'm sorry Jinnie. Tapi aku tak pernah bohong jika kau adalah kebanggaanku. Kau boleh membenciku, tapi bagaimanapun kau adalah satu-satunya ahli warisku. Kau putraku yang amat berharga. Aku tak ingin siapapun membawa jauh putraku termasuk eommamu"

"Thats very stupid think dad. You know what? Orang yang kau sebut ahli warismu ini, kini sudah kehilangan minat pada posisimu itu"

"Jangan bercan--"
Tut tut tut

The Best Part || INY X KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang