Gadis yang mengenakan Hanbok hitam itu masih dengan setia menerima beberapa tamu yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir pada almarhumah eommanya.
Matanya yang bengkak, dan wajahnya yang sangat sayu membuat banyak tamu merasa iba pada gadis itu.
Jika tak ada tamu yang datang, ia akan kembali terduduk, dan hanya termenung memandang figura diatas peti mati itu dari tempatnya. Selalu air matanya kembali mengalir jika menatap figura itu. Seolah tak pernah ada kata habis untuk pasokan air matanya.
"Sayang, biarkan eomma yang menggantikanmu. Kau harus istirahat" Ahn Rin eomma datang mengusap pelan kepala gadis yang masih saja termenung itu.
Diliriknya perlahan wajah sang eomma, "Aku akan menemaninya sampai upacara pemakaman selesai eomma" lalu kembali menatap peti mati itu.
"Paling tidak makanlah dulu sayang, eomma sangat khawatir padamu. Eomma mohon hm?" Sekuat hati Ahn Rin eomma menahan air matanya. Hati eomma mana yang tak hancur melihat keadaan anaknya yang jauh dari kata baik-baik saja. Nayeon sama sekali tak terlihat seperti orang hidup. Gadis itu mendedikasikan seluruh tenaga yang ia miliki hanya untuk menerima tamu yang akan memberikan penghormatan terakhir.
Tak tahan melihat putrinya yang diam tak bergeming ditempatnya, air matanya pun kembali jatuh. Ahn Rin eomma menyeka air matanya, membuat Nayeon mengalihkan pandangannya pelan.
"Jangan menangis eomma. Aku akan makan" ucapnya sangat pelan.Seokjin dan teman-teman Nayeon pun sedaritadi hanya terdiam memandang Nayeon. Setelah dilihat Nayeon mau dibujuk untuk makan, Seokjin segera berjalan menggantikan posisi Nayeon.
"Makanlah, jangan membuat kami khawatir" ucapnya seraya mengelus pelan kepalanya saat ia berpapasan dengan Nayeon yang dipapah sang Eomma.
Dibawanya gadis dengan tatapan kosong itu menuju baris meja makan di pojok, agar tidak menarik perhatian para tamu. Lalu Sana datang membawakan makanan untuk Nayeon makan. Sementara Dahyun dan Jihyo kembali membantu melayani beberapa tamu yang sesekali dibantu oleh Taehyung dan Yoongi.
Baru dua suapan dari sang eomma, Nayeon kembali berdiri dan berjalan menuju tempat awalnya, dan berdiri disamping Seokjin menerima penghormatan dari sang tamu. Kebetulan saat itu ada pemilik kedai tempat dulu almarhumah eommanya bekerja sebagai pencuci piring.
Ahn Rin eomma hanya bisa kembali menangis, dan ditenangkan oleh Sana.
"Aku yakin dia kuat bibi, dia hanya sedang terpukul. Bibilah yang paling didengarnya saat ini, jadi kau juga harus kuat bibi"----
Tiga hari berlalu, setelah pagi tadi upacara pemakaman telah selesai dilaksanakan, kini Nayeon sudah berada dikamarnya. Gadis itu meringkuk dalam selimutnya dengan mata terpejam. Seolah setengah dari kehidupannya tak lagi berarti, ia hanya ingin terus tertidur tanpa ingin melanjutkan segalanya. Nayeon lupa bahwa setengah dari kehidupannya yang lain pun kini merasa sangat hancur. Dalam pelukan Seokjin, wanita paruh baya itu sekuat tenaga menahan kesedihannya.
----
Seminggu berlalu setelah kepergian Sun Hee eomma. Tak ada yang berubah dari Nayeon. Gadis itu masih saja terus menghabiskan waktunya dengan figura yang berisi fotonya dan Sun Hee eomma saat foto studio waktu itu. Sesekali Nayeon hanya memandang gelapnya langit malam dari jendela kamarnya. Bahkan untuk makan pun ia hanya mau mendengarkan Ahn Rin eomma.
Saat malam tiba, gadis itu akan memeluk Ahn Rin eomma dan menangis hingga tertidur. Hingga membuat gadis itu terlihat sangat tirus dan kehilangan beberapa kilo berat badannya.
"Jin!" Panggil Ahn Rin eomma dari dalam kamar Nayeon.
Seokjin yang saat itu sedang berada di balkon memandang langit malam pun dengan sigap berlari menghampiri sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Part || INY X KSJ
FanfictionIm Nayeon dan Kim Seokjin,mereka memiliki luka tentang masa kecil yang berbeda dan tak bahagia. Sampai akhirnya mereka di pertemukan untuk menjadi housemate dan jatuh cinta. Namun perasaan benci yang menguasai Seokjin seolah menghalanginya untuk tid...