Chapter 46

455 58 7
                                    

Jarum jam kini menunjukkan pukul 00.00 KST namun Seokjin belum juga menyerah menghubungi nomor Nayeon. Telfonnya tak diangkat dan pesannya juga diabaikan sejak tadi.

Ia bahkan sudah menghubungi teman-teman Nayeon dan eommanya berharap Nayeon berada disalah satu rumah orang yang Seokjin hubungi. Namun nihil tak ada yang tahu dimana sekarang Nayeon berada.

Sepanjang malam itu Seokjin sama sekali tak bisa tenang memikirkan keberadaan Nayeon.

----

Hari masih sangat pagi namun Seokjin sudah berada di Kyangdo, rumah Sun Hee eomma. Ia mengira Nayeon kembali ke Kyangdo diantar Taehyung semalam.

Tak ada respon setelah beberapa kali Seokjin mengetuk pintu kayu sekaligus pagar rumah yang sangat sederhana itu, ia akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam halaman kecil rumah itu. Kembali mengetuk pintu utama, namun masih tak ada respon dari sang penghuni. Seokjin tak menyerah, ia mencoba mengintip ke dalam lewat celah kecil yang terdapat di antara jendela dan gorden. Matanya membelalak, terdapat sesosok tubuh yang tergeletak lemah di ujung pandangannya.

"Eommonim!"

----

"Cah.. ini sudah lebih baik dari sebelumnya" ujar gadis itu meletakkan set brush miliknya ke samping.

Nayeon melihat pantulan wajahnya di cermin, dan benar saja sembab dimatanya sudah terlihat samar dibanding semalam. Ini semua karena tangan ahli gadis itu menutupi sembabnya dengan makeup.

"Gomawo Jihyo-ssi"

Semalam saat Taehyung hendak mengantar Nayeon ke apartement Ahn Rin eomma, kebetulan sekali mereka berpapasan dengan Jihyo yang baru saja mampir mengantarkan makanan untuk Yoongi. Ini bukanlah pertemuan mereka yang pertama. Mereka saling mengenal karena ruang lingkup pertemanan mereka yang masih berada dalam satu lingkaran. Lalu Jihyo yang mendapati mata sembab Nayeon pun mulai merasa iba karena pasti ada sesuatu yang terjadi padanya. Setelah ditawarkan menginap oleh Jihyo, akhirnya Nayeon pun mengiyakan. Lagipula ia tak ingin membuat Ahn Rin eomma khawatir dengan mata sembabnya.

Jihyo tersenyum manis, "Tak masalah. Jangan menangis lagi.. nanti kau semakin jelek" ucapnya jahil.

Mereka pun tertawa.

"Ah aku harus segera ke kampus, aku akan mengembalikan bajumu secepatnya"

Jihyo mengibas-ngibaskan tangannya, "Jangan dipikirkan, sana berangkat" ucapnya dengan senyuman gemas.

----

Seokjin menautkan jari-jarinya, menandakan rasa khawatir kini menyita semua atensinya. Sejak tadi ia kembali mencoba menghubungi Nayeon namun tetap saja diabaikan, bahkan pesan yang sudah tak terhitung jumlahnya pun belum ada satupun yang sudah dibaca oleh Nayeon.

Tak lama netranya melihat sang dokter yang menangani Sun Hee eomma keluar dari area UGD.

"Dokter, bagaimana kondisi eommonim?"

----

Nayeon dan Ahn Rin eomma setengah berlari menyusuri lorong rumah sakit yang tak begitu ramai. Suara hentakkan sepatu Nayeon dan high heels milik sang eomma menggema di setiap penjuru lorong sampai akhirnya mereka menemukan ruangan yang dituju.

"Eomma" pekik Nayeon begitu ia membuka pintu.

Terlihat Seokjin sedang duduk disisi kanan ranjang Sun Hee eomma yang masih terbaring belum sadarkan diri.

"Jin, apa yang terjadi?" Tanya Nayeon panik begitu ia sampai di sisi kiri ranjang. Sementara itu Ahn Rin eomma berjalan cepat menyusul Nayeon yang lebih dulu menghampiri tubuh lemah itu.

The Best Part || INY X KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang