Chapter 10

604 59 4
                                    

Sudah hampir 3 minggu Nayeon tinggal di apartement ibunya. Kini ia hanya sendiri di apartement karena ibunya sedang keluar kota beberapa hari untuk urusan kantor.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Seperti biasa, semalam gadis itu begadang menyelesaikan tugasnya. Nayeon berguling-guling di kasurnya, pagi ini Nayeon agak santai karena seingatnya jam pertama kuliahnya dimulai pukul 9. Jadwalnya sangat-sangat padat di awal semesternya.

Beep beep
Ponselnya berbunyi menandakan ada notifikasi pesan masuk. Ia hanya melirik ponselnya diatas nakas tanpa membukanya "Ah paling hanya Sana"
"Setengah jam lagi" pikirnya.
.
.
Dering ponsel Nayeon yang tak kunjung berhenti memaksa Nayeon membuka matanya. Ia melihat nama Sana tertera dilayar.

"Yeoboseo" jawab Nayeon masih dengan mata mengantuk.

"Yeoni eodiga? Kau tidak lupa buku yang kemarin aku bilang kan?"

"Aku masih di kasur tersayangku Sana-ya. Ani, aku tak lupa. Tenang saja"

"Mwo? Dikasur? Yaa kau bolos?!" Suara gadis keturunan Jepang itu sedikit meninggi.

"Kau gila! Tidak mungkin aku bolos"

"Ah jinjja ini sudah jam 7, jangan bilang kau belum membaca grup chat jurusan?"

"Memang belum. Wae?"

"Yaaa! Kelas Choi ssaem dimajukan sejam pabo"

"Jeongmalyo? Aish Sana-ya berhenti bercanda. Ini masih pagi"

"Siapa bilang ini sudah malam Yeoni! Sebaiknya kau cepat berangkat sebelum kelas Choi ssaem yang killer dimulai!" Tut tut tut
Sana mematikan telfonnya sepihak.

Nayeon mengecek grupchatnya dan benar saja asdosnya sudah mengabarkan sejak pagi.

"Arggh sial" Nayeon membanting ponselnya ke kasur dan segera beranjak untuk mandi koboy.
.
.
Beberapa menit lagi kelas akan dimulai dan ia baru turun dari taxinya didepan gerbang kampus. Ya, pagi ini Nayeon berangkat menggunakan taxi karena jika ia menggunakan bus maka ia akan terlambat, itu pun berkali-kali ia memaksa supirnya untuk mengebut. Terpaksa juga ia merelakan uang jajannya beberapa hari ke depan untuk ongkos taxinya karena jaraknya yang lumayan jauh.

Dari kejauhan Seokjin yang baru saja memarkirkan mobilnya, melihat gadis dengan skinny jeans hitam dan blouse berwarna salem tengah berlari sekuat tenaga sambil tak henti-hentinya melihat jam tangannya. Ia hanya bisa memandangnya hingga gadis itu masuk ke gedung fakultasnya.

"Tumben sekali dia terburu-buru" batinnya, lalu melanjutkan jalannya.

----

"Kapan kau akan kembali tinggal dengan oppamu?" Tanya Sana pada Nayeon. Saat ini mereka sedang dikantin kampus sambil menunggu kelas mata kuliah berikutnya.

"Molla.. aku senang tinggal dengan eomma" Nayeon menyuapi nasinya seperti orang tak makan seminggu, karena tadi pagi ia tak sempat sarapan.

Tak! Sana memukul kepala Nayeon dengan ujung bulpennya.

"Yaaa! Sakit!" Nayeon memegang kepalanya.

"Berhenti menyusahkan dirimu sendiri Yeoni" ucap Sana seraya kembali fokus pada bukunya.

"Arra arra.. aku akan menyerah jika aku sudah tak sanggup. Kau benar tak makan?"

Sana menggangguk "Aku tak lapar. Ah matta, kau tahu? Tadi Dahyun bilang dia hampir menyerah mengejar oppamu. Berkali-kali dia ditolak olehnya.. woah oppamu lebih dingin dari es kutub Yeoni"

"Sifatnya memang seperti es dan  kepalanya seperti batu, Dahyun saja yang buta. Apa coba yang dia suka dari si menyebalkan itu" Sinis Nayeon.

"Berkacalah Yeoni. Kau juga menyukainya" Sana menunjukkan smirknya.

The Best Part || INY X KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang