Chapter 38

498 57 1
                                    

Nayeon membuka pintu kamar Seokjin. Dilihatnya namja itu gelisah dalam tidurnya sambil meracau. Keringat dingin dan air mata sudah membasahi wajah tampannya.

"Jin.. ireona. Jin!" Nayeon menepuk wajah Seokjin beberapa kali.

"Jin jebal ireona" kali ini ia mengguncang-guncang pundaknya keras. Tampaknya cara itu berhasil menyadarkan Seokjin dari ketakutannya di alam mimpi.

Seokjin membuka mata, dilihatnya Nayeon berada persis didepan wajahnya dengan tatapan yang sangat khawatir, " andwae!!" Jerit Seokjin lalu justru mendorongnya dengan keras hingga Nayeon jatuh terjerembab.

"Akhhhh" erang Nayeon saat merasakan tubuhnya bertubrukan dengan lantai.
Kesadaran Seokjin seolah kembali sepenuhnya saat Nayeon merintih kesakitan, ia pun menjambak rambutnya kasar karena sudah menyakiti Nayeon.

"Nay, mianhe. Jeongmal mianhe" ucap Seokjin yang kini sudah turun dari kasurnya, memeluk dan membangunkannya.

"Ani Jin, nan gwenchana. Ada apa denganmu?" tanya Nayeon masih dengan raut khawatirnya.

Seokjin terduduk lemas dihadapan Nayeon, ia menyandarkan punggungnya di pinggir kasur miliknya.
"Aku hanya mimpi buruk. Mianhe. Apa sakit?"

Nayeon tak menjawab, ia justru memberikan segelas air putih yang ada diatas nakas, lalu duduk tepat dihadapan Seokjin.
"Mimpi apa yang sampai membuatmu begini?" Tanyanya dengan tangan mengusap keringat di wajah Seokjin

Seokjin menggeleng.
"Aku sudah menyakitimu"

"Ini tidak sakit kok" jawabnya santai

"Mimpiku, ituuu, tentang kita. Kita menikah, lalu bertengkar layaknya appa dan eomma dulu" ucapnya menunduk sambil mengusap wajahnya kasar.

Kedua tangan halus Nayeon kini menangkup wajah Seokjin seraya menunjukkan senyum terbaik yang yeoja itu miliki.
"Percayalah, kita akan baik-baik saja. Aku bukan eommamu, dan kau bukan appamu. Kita punya kisah kita sendiri Jin"

Seokjin tak bergeming. Hanya satu kalimat namun kata-kata Nayeon sungguh menenangkan perasaannya yang dipenuhi banyak ketakutan tak mendasar. Wajah tampan yang kini berantakan itu hanya sibuk mengagumi wajah cantik di hadapannya.

Nayeon memiringkan kepalanya saat dirasa kekasihnya tak memberikan reaksi apapun.
"Atau kau ingin kuberi waktu sendiri? Aku akan menginap di apartement eomma untuk beberapa hari jika kau mau. Agar kau bisa berfikir jernih tentang hubungan kita?"

"Hajima!" Sambarnya lalu menarik Nayeon ke pelukannya.

"Wae? Kau takut merindukanku atau karena tak ada yang mengurus rumah nantinya?" Tanya Nayeon dengan senyum jahilnya namun ia makin erat membalas pelukan Seokjin.

"Dua-duanya"

Mendapat jawaban yang tak sesuai ekspetasinya, Nayeon melepas pelukannya dan mendengus kesal.
"Kalau begitu besok aku akan ke eomma saja"

Chup
Satu ciuman mendarat di pipi kanan Nayeon,
"Ini untuk masakanmu yang sangat lezat"

Chup
Satu ciuman mendarat di pipi kiri Nayeon,
"Ini untuk perhatianmu yang tak pernah ada habisnya"

Chup
Satu ciuman mendarat di bibir Nayeon,
"Dan ini untuk energiku. Jadi jika semua yang kubutuh ada padamu, bagaimana bisa aku jauh darimu?"

Ok, wajah Nayeon kini sudah bagaikan kepiting rebus yang baru matang. Merah dan panas.
Ritme jantungnya pun sudah tak terkendali. Bagaimana bisa Seokjin membuat jantungnya berdebar tak karuan seperti ini. Sedangkan namja itu dengan santainya tersenyum nakal padanya.
"Apa arti senyummu itu hm?"

The Best Part || INY X KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang