chapter 1

5.4K 319 28
                                    

Ketika matahari sudah menampakkan wajahnya dari balik awan hitam, seorang namja imut itu malah masih asik bergelung dengan selimut tebalnya dan berkelana dalam mimpi indahnya. Hingga seseorang menariknya ke alam dunia nyata, dan membuatnya merasa terusik.

"Jiminie, ireona," ucap seseorang sambil menarik selimut Jimin. Ya, namja yang masih bergelung dengan selimut itu adalah Jimin, Park Jimin.

"Astaga anak ini," ujarnya sambil menghela nafas berat.

"Jiminie, apa kau tak mau bangun hm?"

"Baiklah, appa akan menyita video game dan komikmu nanti," ujarnya, sontak langsung membuat Jimin terbangun dan segera berlari menuju kamar mandi sambil berteriak.
"Andwe!! Jiminie bangun sekarang!" teriak Jimin.

"Astaga! Jangan begitu nanti kau bisa jat__" ucapnya, namun belum selesai ia berbicara Jimin sudah lebih dulu menabrak pintu kamar mandi dan terjatuh.

Bruk!

-tuh," lanjutnya.

"Akkh" ringis Jimin sambil memegangi keningnya.

"Ya ampun, gwaenchana?" tanya sang appa khawatir sambil mengecek kening Jimin.

"Sakit hiks," jawab Jimin sambil terisak. Umur Jimin itu masih 17 tahun, jadi wajar jika ia menangis.

"Sstt, uljima, mana yang sakit? Sini biar appa obati," ucap sang appa, yakni Park Seokjin.

Fyuhhh~

"Sudah, nanti juga sembuh. Sekarang cepat cuci wajahmu dan turun ke bawah," ujar Seokjin.

"Appa~" rengek Jimin.

"Waeyo?" tanya Seokjin sambil menahan kegemasannya pada Jimin.

"Gendong, kaki Jiminie masih lemas karena baru bangun tidur," jawab Jimin dengan nada manjanya.

"Aigo, anak appa manja sekali eoh. Sini appa gendong, kita sarapan bersama hyungdeulmu di bawah," ucap Seokjin sambil mengangkat tubuh Jimin dan membawa dalam gendongannya.

Seokjin tak masalah ketika harus menggendong Jimin meski umurnya tak lagi muda, tapi tenaganya masih cukup besar hanya untuk sekedar menggendong tubuh kecil Jimin karena ia rajin berolahraga.

"Aigo, siapa bayi besar ini appa?" tanya anak kedua dari keluarga Park, yakni Hoseok.

"Aish! Aku bukan bayi hyungie," ujar Jimin kesal.

"Benarkah? Lalu kenapa kau manja sekali seperti itu?" tanya Hoseok.

"Dia habis menabrak pintu tadi," jawab Seokjin sambil melirik Jimin yang berada digendongannya.

"jinjjayo? Apa ada yang sakit?" tanya Hoseok khawatir.

"Aniyo, cuma kening Jiminie saja yang mencium pintu," jawab Jimin polos sambil memegang keningnya yang tertutup poni.

"Dasar ceroboh," cibir Hoseok membuat Jimin cemberut.

"Jja, sekarang kita sarapan. Sebelum hyung macanmu mengamuk," ujar Seokjin yang masih menggendong Jimin.

"Maksud appa, Yoongi hyung?" tebak Jimin.

"Siapa lagi," jawab Hoseok.











Sementara yang tengah dibicarakan sekarang sedang sibuk dengan alat dapur, siapa lagi kalau bukan Park Yoongi.

"Pagi hyung," sapa Hoseok dengan senyum khasnya.

"Pagi," jawab Yoongi singkat karena masih fokus dengan masakannya.

"Kau masak apa, Yoon?" tanya Seokjin seraya mendudukkan tubuh Jimin.

Bogosipda 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang