Entah kenapa Seokjin merasa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya. Ada rasa khawatir dan resah, tapi ia tak tahu apa yang membuat dirinya seperti itu. Apa anaknya baik-baik saja di sana? Entah sejak kapan ia selalu memikirkan Yoongi, Hoseok dan juga Jimin meski dirinya hanya berada di Busan.
"Apa kabar mereka, aku rindu rumah," monolog Seokjin.
"Lebih baik aku menelfon Yoongi," lanjutnya sambil merogoh saku celananya.
Tut..tut..
"Yeoboseyo, Yoongi-ah,"
"...."
"Bagaana kabarmu dan adikmu?" tanya Seokjin.
"Yoon, kau dengar appa kan?" tanya Seokjin lagi ketika Yoongi hanya terdiam.
"..."
"Bagaimana kabarmu dan adikmu?"
"..."
"Kau ini, tentu saja appa juga rindu eommamu itu. Bagaimana kabarnya?"
"..."
"Syukurlah kalau semua baik-baik saja. Appa hanya khawatir dengan kalian," ujar Seokjin sambil bernafas lega.
"..."
"Appa akan pulang minggu depan. Kalau begitu appa tutup teleponnya."
"..."
"Ne, selamat siang."
Tut ..tut..
.
.
"Kau membohongi appa, hyung?" ujar Hoseok.
"Aku tak tahu harus bagaimana lagi," jawab Yoongi lesu.
"Kenapa kau tak bilang yang sebenarnya pada appa?! Jimin pasti butuh appa di sini!" ucap Hoseok meninggi.
"Hoseok! Berhentilah membuatku merasa bersalah! Cukup kita yang tahu tentang keadaan Jimin! Appa pasti banyak urusan disana!"
"Ck! Apa urusan pekerjaan itu lebih penting dari Jimin?! Kau egois hyung!" ujar Hoseok dan langsung pergi ke ruang rawat Jimin.
"Hoseok!"
"Aish! Kenapa jadi seperti ini?!" keluh Yoongi.
.
.
Sekarang Hoseok sudah berada di samping Jimin dengan tangan yang setia memegang erat tangan mungil adiknya.
"Jimin-ah, apa dia sengaja membuatkan menu sarapan itu agar kau seperti ini? Hyung harus bagaimana sekarang?" tanya Hoseok meski ia tahu Jimin tak akan menjawabnya.
"Dan kenapa kita harus merahasiakan ini dari mereka, Jim? Apa yang dia lakukan padamu hingga kau tak berani padanya?" lagi-lagi Hoseok bertanya pada orang yang masih setia menutup matanya.
"Mulai sekarang kau harus selalu bersamaku! Siapapun yang menyakitimu, hyung tak akan biarkan dia lolos!" lanjutnya.
"Eungh," lenguhan Jimin membuat senyum Hoseok mengembang.
"Jimin-ah," panggil Hoseok.
"Hyung," lirih Jimin.
"Kau tak apa? Mana yang sakit? Apa kau pusing? Mual?" tanya Hoseok beruntun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogosipda 2 ✔
Fanfictionsemuanya belum berakhir sampai sini, karena aku masih harus berjuang untuk melewati badai besar ini.......