chapter 5

2.5K 189 37
                                    









Pagi ini suasana mansion Park sangat berosik dengan teriakan nyaring seorang namja, siapa lagi kalau bukan Park Jimin.

"Appa, di mana dasiku!!" teriak Jimin dari dalam kamar.

"Cari digantungan bajumu!" jawab Seokjin dari dapur.

"Appa!! Kaos kakiku!!" teriak Jimin lagi.

"Di lemari!!" jawab Seokjin lebih keras.


Setelah itu, tak ada teriakan dari Jimin lagi. Akhirnya Seokjin bisa tenang dan melanjutkan acara memasaknya.

Menjadi single parent tidak mudah bagi Seokjin. Apalagi ia mempunyai tiga anak sekaligus, walaupun mereka sudah besar. Bukan berarti Seokjin bisa bersantai, ia justru kewalahan dengan sikap anaknya yang berbeda-beda.
Yoongi yang pendiam, dan lebih cenderung cuek. Hoseok yang ceria dan pandai dalam berinteraksi. Serta Jimin yang hiperaktif dan sedikit manja. Ia sendiri bingung dengan semua sifat anaknya yang berbeda, tapi ia bangga karena anaknya saling menyayangi satu sama lain karena sifat penyayang mereka yang diturunkan dari mendiang istrinya, jangan lupakan sifat lembutnya.

Tap

Tap

Tap

"Appa~" baru saja Seokjin bisa bernapas lega karena tidak mendengar tetiakan sibungsu. Kini Jimin sudah berdiri didekatnya dengan wajah cemberut yang terkesan lucu.

"Hm, ada apa?" tanya Seokjin tanpa mengalihkan pandangannya dari masakan.

"Kenapa appa tak membangunkanku lebih awal eoh?" tanya Jimin.

"Appa tak tega membangunkanmu. Lagian kau tidur begitu pulas," jawab Seokjin.

"Tapi aku jadi kewalahan karena belum menyiapkan perlengkapan sekolah," ujar Jimin sedih.

"Mianhae, lain kali appa akan menyiapkan perlengkapanmu agar kau tidak seperti tadi," ucap Seokjin menyesal.

"Cha, makanan sudah siap. Kajja, kau harus makan agar tak kelaparan di sekolah," ujar Seokjin dengan senyum mengembang.

Selama sarapan, Jimin hanya diam. Ia tak selera makan, bukan karena masakan Seokjin yang tak enak. Tapi ia teringat dengan perkataan Hoseok, ia juga merasa bersalah karena selalu menyusahkan sang appa.

"Jimin-ah, kenapa diam? Kau harus makan yang banyak agar tak lemas," ucap Seokjin membuat Jimin menggelengkan kepalanya dan langsung memakan sarapannya.

"Cepatlah, kau bisa terlambat jika hanya melamun. Appa akan mengantarmu karena hyungdeul sedang pergi," lanjut Seokjin sambil menyantap sarapannya.

"Memangnya hyungdeul kemana?" tanya Jimin, ia baru sadar kalau Yoongi dan Hoseok tak ada sedari tadi.

"Hoseok sedang menemani Yoongi ke luar kota. Mereka berangkat tadi pagi buta," jawab Seokjin.

"Kenapa aku tak diajak?" ucap Jimin kesal.

"Kau kan sedang sekolah," jawab Seokjin.

"Bukankah Hoseok hyung juga sedang kuliah?"

"Tapi dia sedang cuti," jawab Seokjin membuat Jimin semakin memberengut.

"Sudahlah, cepat habiskan sarapanmu sebelum appa menggigit pipimu itu."

"Appa!" rengek Jimin membuat Seokjin terkekeh.






.


.









Sementara di dalam tempat lain, seorang namja dengan hidung mancungnya sedang menikmati aroma embun di pagi hari, ia Park Hoseok.

Bogosipda 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang