Butuh 120 vote buat lanjut...
Tok tok tok
Yugyeom menggerutu sebal karena tidur malamnya terganggu oleh suara ketukan pintu apartemennya.
"Aish! Mengganggu saja!" ujar Yugyeom sambil berjalan gontai ke arah pintu.
Ceklekk
"Yak! Apa ka-
Seketika wajah kesal Yugyeom berganti dengan wajah khawatir dan bingung ketika melihat orang yang ada di depannya dengan penampilan kacau dan nafas yang berat.
"Ghyeomhh," ujarnya susah payah.
"Hoseok-ah."
"Bolehkah aku masukhh? Di sini dihhnginh," tanya Hoseok membuat Yugyeom tanpa babibu langsung menariknya ke dalam.
Mereka sama-sama diam setelahnya. Hoseok yang sibuk dengan pikirannya dan Yugyeom yang masih terlalu bingung dengan situasi ini.
"Aku pergi dari rumah," perkataan Hoseok membuat Yugyeom menoleh."Aku tahu kau pasti sedang bertanya-tanya dalam hati," sambung Hoseok.
"Kenapa?" tanya Yugyeom menggantung.
"Kenapa, apa nya?" tanya Hoseok balik karena bingung.
"Kenapa kau pergi dari rumah?"
"Hahh, ku rasa akan ada masalah besar nanti. Gyeom, bolehkah aku tinggal di sini? Aku janji hanya sebentar!"
"Tidak!" jawab Yugyeom cepat membuat Hoseok mengangguk lesu.
"Baiklah, aku akan cari flat sekarang. Terima kasih karena sudah menolongku tadi," ujar Hoseok dengan senyum yang dipaksakan.
"Aish! Maksudku bukan begitu. Kau boleh tinggal di sini sampai kapan pun kau mau. Tapi tidak jika kau tinggal di sini tanpa memberitahu apapun padaku!" sahut Yugyeom sedikit kesal.
"Benarkah?" tanya Hoseok dengan mata berbinar.
"Tentu saja!" jawab Yugyeom semangat.
"Terima kasih," ucap Hoseok tulus dengan senyum secerah matahari yang membuat hati Yugyeom nyeri seketika.
"Ceritakan padaku jika ada sesuatu yang mengganjal di hatimu, Seok. Kau menganggapku sahabat kan? Hatiku sakit ketika melihat senyummu," Hoseok terdiam karena ucapan Yugyeom. Satu sisi ia bersyukur karena mempunyai sahabat yang baik seperti Yugyeom. Tapi di sisi lain ia tak enak hati karena selalu menyusahkannya.
"Kenapa harus sakit ketika melihatku tersenyum?" tanya Hoseok sambil memiringkan kepalanya.
"Kita sudah lama kenal. Aku tahu kau sedang terluka, tapi kenapa kau selalu bersikap seolah kau baik-baik saja? Apa kau tak lelah selalu berbohong? Kau sungguh terlihat menyedihkan jika sudah begini."
"Begitu yah," ujar Hoseok lesu.
"Istirahatlah. Wajahmu terlihat pucat," perintah Yugyeom dibalas anggukan lemah oleh Hoseok. "Aku akan pergi sebentar ke supermarket untuk membeli sesuatu," sambungnya.
Bukannya istirahat, Hoseok memilih pergi ke balkon. Duduk bersila dengan pandangan lurus ke depan. Malam ini cuaca sangat dingin, tapi Hoseok tak merasakan dingin karena ia terlalu sibuk dengan pikirannya yang berkelana entah ke mana.
Berulang kali ia menghembuskan nafas dengan kasar karena bayangan yang mengganggu pikirannya. Sekarang pikirannya sungguh kalut, hatinya berdenyut nyeri ketika mengingat tatapan tajam hyungnya. Tamparan penuh emosi appanya. Sungguh sangat menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogosipda 2 ✔
Fanfictionsemuanya belum berakhir sampai sini, karena aku masih harus berjuang untuk melewati badai besar ini.......