chapter 7

2.2K 183 18
                                    


Sekarang Seokjin ada di sebuah rumah makan yang terbilang sepi. Ia sengaja ke tempat yang tak terlalu ramai untuk bertemu dengan Hana.

Mereka sengaja bertemu untuk membahas hubungan mereka. Setelah mereka berusaha untuk membujuk Jimin hingga mereka hanya bisa pasrah, akhirnya Jimin merestui mereka walaupun belum sepenuhnya benar.

"Oppa," panggilan seseorang membuat Seokjin menoleh.

"Apa kau sudah lama menungguku?" tanya yeoja tersebut sambil menarik kursi yang akan didudukinya.

"Ani, aku juga baru sampai," jawab Seokjin.

"Untuk apa oppa menyuruhku datang ke sini?" tanya Hana.

"Lebih baik kita makan terlebih dahulu," ujar Seokjin.

.

.



Setelah selesai makan, Hana langsung bertanya tentang tujuan Seokjin yang ingin bertemu dengannya.

"Jadi untuk apa kita bertemu di sini?" tanya Hana.

"Ini soal hubungan kita," jawab Seokjin terkesan serius membuat Hana langsung tegang.

"Apa mereka tak menyetujuinya?" tanya Hana dengan wajah sedihnya. Ia sendiri sudah sering berpikir negatif tentang anak Seokjin yang kemungkinan besar menolak keberadaannya.

"Hahhh, kau tahukan bagaimana sifat anak-anakku? Mereka sangat keras kepala dan berpegang teguh pada pendirian mereka masing-masing. Aku saja bingung bagaimana caranya menghadapi sifat mereka yang jauh berbeda dengan mendiang istriku dan aku sendiri," ucap Seokjin panjang lebar dengan helaan nafas diawal.

"Soora eonni tak mungkin keras kepala, pasti mereka menuruni sifat keras kepalamu," jawab Hana terdengar menyindir.

"Ani! aku tak keras kepala. Kata siapa aku seperti itu?!" bantah Seokjin dengan wajah kesalnya.

"Pikir saja sendiri, kau juga selalu keras kepala jika aku menyuruhmu untuk istirahat. Kau selalu saja lembur dan berakhir jatuh sakit, parahnya lagi kau sampai membuat anakmu itu kewalahan mengurusmu," ujar Hana sambil memicingkan matanya dan Seokjin hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil tersenyum canggung.

"Lalu, apa hubungan kita hanya sampai di sini?" tanya Hana dengan wajah sendunya.

"Chagi, kau percayakan bahwa aku sangat mencintaimu?" bukannya menjawab, Seokjin malah bertanya sambil memegang tangan halus Hana.

"Ne, aku percaya," jawab Hana lirih. "Tapi, bagaimana dengan anakmu? Aku tak mau terkesan jelek di depan mereka," lanjutnya.

"Jika mereka tetap sama, terpaksa ak-

"Aku tak bisa melepasmu, meski aku tau anak-anakmu sulit untuk aku dapatkan hatinya," ujar Hana memotong ucapan Seokjin dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Maka dari itu, menikahlah denganku. Dengan begitu, aku tak akan melepasmu karena kita sudah terikat oleh sebuah janji suci," jawab Seokjin dengan senyum hangatnya, ia ingin mengerjai Hana tapi melihatnya begitu ia jadi tak tega.

"Kita berjuang bersama," lanjut Seokjin memberi kepercayaan pada Hana.

"Apa maksudmu?" tanya Hana bingung.

"Chagi, maukah kau menjadi istriku? Maukah kau menjadi ibu dari anak-anakku? Aku tau ini terlalu cepat, kau bisa menundanya jika kau belum siap dan masih ingin mendekati anakku," jawab Seokjin membuat Hana menitikkan air mata kebahagiaannya.

"Oppa~"

"Mereka sudah merestui kita, sayang. Jimin juga mulai luluh dengan ucapanku berkat bantuan kedua hyungnya," ujar Seokjin sambil menghapus air mata Hana yang membasahi pipinya.

"Oppa membuatku takut!"

"Mianhae mianhae. Aku hanya mengujimu, untuk membuktikan apakah kau mau menyerah atau tidak," jawab Seokjin sambil terkekeh.

"Menyebalkan! Tentu saja aku akan berjuang! Jangan panggil aku Hana jika belum seberapa sudah menyerah," ucap Hana sombong.

"Chagiya, terima kasih karena mau menerimaku apa adanya," ucap Seokjin tulus.

"Terima kasih kemvali karena kau mau bersama orang yang lebih rendah dibandingkan denganmu," jawab Hana.

"Aku mencintaimu bukan karena status kekayaanmu, tapi kebaikan dan ketulusanmu," ujar Seokjin.

"Saranghae," bisik Seokjin.

"Nado saranghae," balas Hana.






Hana adalah sesosok wanita karier yang membuat hati Seokjin terbuka kembali karena pesonanya.

Mereka tak sengaja bertemu ketika ada rapat antar pebisnis. Pertama kali Seokjin bertemu dengan Hana ketika ia tak sengaja menjatuhkan map yang berisi data-data milik Seokjin.

Awalnya mereka hanya sekedar rekan kerja. Namun, karena sering bertemu akhirnya Seokjin mendekati Hana dan dengan senang hati Hana menerima maksud baik Seokjin. Mereka sering bercerita tentang kehidupan mereka, termasuk Seokjin yang mempunyai 3 anak. Begitu pula dengan Hana, ia bercerita bahwa ia pernah menikah. Namun, sayangnya suami Hana sudah meninggal dan Hana juga tak punya siapa-siapa lagi setelah itu.
Ia beruntung karena ada yang mau mempekerjakannya sebagai karyawan.

Semenjak saat itu, Seokjin dengan keberaniannya menyatakan cinta pada Hana dan menjalin hubungan yang lebih serius.















Hai...
I'm comeback🙃🙃
Maaf ya baru sempet up..
Aku lg sibuk sama sekolah soalnya...

Jangan lupa vomment, juseyo😂🙏🙏

Annyeong💜💜💕💕

Bogosipda 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang