Jimin terus saja mendesak Yoongi untuk mempercayainya dan Hoseok. Hal ini membuat Yoongi semakin bingung. Ditambah sekarang dirinya sedang dilanda cemas karena dokter yang menangani Hoseok tak kunjung keluar.
"Hyung, kumohon," ucap Jimin memelas.
"Hahh, Park Jimin. Hyung harus berbuat apa sekarang?" tanya Yoongi sambil menghela nafas.
"Apapun itu yang penting bibi Nam bisa pergi dari rumah kita," sahut Jimin tegas.
"Permisi, apa kalian keluarga pasien?" tanya seorang dokter.
"Aku hyungnya, bagaimana keadaan adik saya?" tanya Yoongi khawatir.
"Ada penyempitan di saluran pernafasan adik Anda sehingga memicu terjadinya serangan asma mendadak. Hal ini disebabkan karena adik Anda terlalu memforsir tubuhnya juga stress yang berlebihan. Saya sarankan adik Anda untuk opname beberapa hari, jangan biarkan ia kekelahan dan terlalu stress," jelas sang dokter membuat Yoongi merasa bersalah.
"Ne, kamsahabnida." ujar Jimin sambil menundukkan badannya.
"Kalau begitu saya permisi," pamit sang dokter.
"Appa harus tahu, hyung. Kasihan Hoseok hyung," ucap Jimin sendu.
"Kau masuk dulu. Aku akan menghubungi appa," ujar Yoongi dibalas anggukan oleh Jimin.
"Hyung, pastikan kalau bibi Nam tak ikut ke sini," pesan Jimin sebelum masuk ke ruang rawat Hoseok.
Jimin duduk termenung di samping brankar Hoseok. Dirinya merasa bersalah karena sudah keterlaluan pada Hoseok kemarin. Seharusnya ia sedikit memahami situasi, bukan malah menambah beban bagi sang hyung.
"Maafkan hyung, Jim. Hyung tak bisa menjadi hyung yang baik untuk kalian," ucapan Yoongi membuat Jimin tersadar dari lamunannya.
"Di dunia ini tak ada yang sempurna, hyung. Tapi kita ini sebuah keluarga, seharusnya kita saling mempercayai satu sama lain agar kita saling melengkapi."
Hana berjalan tergesa menyelusuri lorong rumah sakit. Ia sempat mendengar pembicaraan Seokjin dengan Yoongi tadi, maka dari itu ia memaksa Seokjin agar cepat-cepat ke rumah sakit.
"Chagi-ya," panggil Seokjin sambil mempercepat langkahnya.
Cklek!
"Hoseok-ah," lirih Hana sambil menghampiri Hoseok yang masih terpejam.
"Dia kenapa? Kenapa Hoseok bisa sampai masuk rumah sakit?" tanya Hana dengan wajah khawatir.
"Asmanya kambuh setelah bertengkar denganku," ujar Yoongi lirih.
"Bertengkar? Bukankah Hoseok ada di luar kota? Bagaimana bisa dia ada di sini? Apa kalian menyembunyikan sesuatu dariku?! Ayo jawab!" seru Hana frustasi.
"Aku yang mengusirnya dari rumah. Selama ini aku berbohong tentang dia yang ada di luar kota dan aku juga tak tahu dia tinggal di mana," celetuk Seokjin yang baru masuk ke dalam ruang rawat Hoseok.
"Ap-apa?"
"Dia yang sudah menaruh racun dibuburmu," ujar Seokjin dan langsung mendapat bentakan dari Jimin.
"Appa berhenti!!" bentak Jimin tampa sadar.
"Bukan Hoseok hyung yang meracuni eomma! Tapi bibi Nam, appa!!" lanjutnya sambil menangis.
"Bibi Nam yang membuat semua rencana ini agar keluarga kita kembali hancur! Hiks hiks Hoseok hyung tak bersalah hiks," tubuh Jimin langsung meluruh ke lantai dan memukul-mukul kecil lantai dingin itu sambil terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogosipda 2 ✔
Fanfictionsemuanya belum berakhir sampai sini, karena aku masih harus berjuang untuk melewati badai besar ini.......