chapter 6

2.3K 190 17
                                    



Jimin duduk manis di meja makannya. Ia melihat Seokjin yang begitu sibuk dengan alat masaknya. Terlintas dipikirannya tentang seseorang, tapi dihati Jimin masih ada keraguan yang kuat. Ia sungguh bingung harus bagaimana. Ada rasa bersalah yang menggerogoti hatinya. Seharusnya ia lebih mandiri agar Seokjin tak kewalahan mengurusnya. Pasti Seokjin lelah seharian bekerja dan harus mengurus Jimin juga.

"Appa," panggil Jimin.

"Ne, ada apa?" jawab Seokjin.

"Apa ada yang bisa Jimin bantu?" tanya Jimin.

"Tak ada, kau duduk saja karena sebentar lagi makanannya sudah siap," jawab Seokjin tanpa melihat Jimin.

Selama makan malam Jimin hanya diam, begitu pula dengan Seokjin. Ia terlalu sibuk dengan pikirannya hingga tanpa sadar tangannya hanya mengaduk-aduk makanannya.

"Jimin-ah, kenapa kau hanya mengaduk-aduk makananmu?" tanya Seokjin heran.

"Ah aniyo," jawab Jimin cepat.

"Apa makanannya tak enak?" tanya Seokjin lagi.

"Masakan appa selalu enak," ujar Jimin dengan senyum khasnya.

"Lalu apa yang membuatmu melamun hm?"

"Appa, mianhae. Mianhae karena Jimin selalu menyusahkan appa," ucap Jimin sambil menundukkan kepalanya.

"Kau ini bicara apa sih?" ujar Seokjin heran.

"Hiks hiks," bukannya menjawab, Jimin malah terisak. Karena mendengar isakan Jimin, Seokjin langsung bangkit dari duduknya dan membalikkan tubuh Jimin. Sehingga posisi Jimin menghadap Seokjin yang berjongkok.

"Kenapa menangis? Apa ada yang mengataimu di sekolah?" tanya Seokjin khawatir, sedangkan Jimin hanya menggeleng.

"Mianhae hiks karena aku egois hiks," ucap Jimin dengan isakan yang mengiringinya.


Grep


"Sssttt uljima, Jimin tak menyusahkan appa. Jangan menangis lagi ne," ucap Seokjin sambil mengusap punggung bergetar anaknya.

"Jimin hanya tak mau hiks appa melupakan eomma hiks."

"Appa tak mungkin melupakan eomma. Kenapa kau bicara seperti itu hm?"

"Jimin takut kalau appa menikah dengan Hana ahjumma, appa jadi melupakan eomma hiks..hiks," ujar Jimin.

"Aigo, jadi ini yang membuatmu menangis eoh," ucap Seokjin sambil terkekeh. "Appa tak akan menikahi Hana ahjumma jika Jimin tak merestui appa, jadi tak usah menangis seperti ini lagi," lanjut Seokjin membuat Jimin melepaskan pelukannya.

"Andwe! Aku tak mau appa kesusahan dan kesepian. Appa juga berhak bahagia," ucap Jimin sambil menggelengkan kepalanya membuat Seokjin tersenyum.

"Jadi Jimin merestui appa?" tanya Seokjin dengan senyum mengembang.

"Jimin tak bilang seperti itu," bantah Jimin.

"Appa pikir Jimin merestui appa," ujar Seokjin sedih membuat Jimin tak tega.

"Aku merestui appa, tapi berjanjilah untuk tak melupakan eomma. Kalau sampai appa melupakan eomma, Jimin akan marah pada appa," ucap Jimin.

"Benarkah? Gomawo Jiminie. Appa janji tak akan melupakan eomma," jawab Seokjin dan langsung memeluk Jimin erat.




.

.






Kini, Yoongi juga sudah siap dengan makan malamnya dan berniat membangunkan Hoseok.



Bogosipda 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang