Pagi ini Hoseok terlihat fresh, buktinya sekarang ia sedang tersenyum lebar dengan spatula ditangannya. Sekarang dirinya sedang memasak nasi goreng kimchi dan juga membuat bubur untuk Hana. Jujur, kemarin ia merasa bersalah karena sudah bersikap tak sopan dengan Hana. Apalagi ketika mendengar kalau Hana sedang tak enak badan, maka dari itu ia berniat bangun pagi membuatkan bubur untuk Hana.
"Sudah selesai," monolognya dengan senyum secerah mentari.
"Biar bibi yang mengantarnya ke atas," tawar bibi Nam yang tiba-tiba muncul entah dari mana.
"Tak usah memasang wajah sok lugumu itu, Bi," ujar Hoseok datar.
"Aku hanya ingin membantumu, apa itu tak boleh?" jawab bibi Nam.
"Cih! Aku tahu pikiran licikmu itu. Jangan pernah menyentuh satu inci pun semua keluargaku! Atau kau habis ditanganku, Bi," tekan Hoseok dibalas senyuman remeh bibi Nam.
"Kau tahu apa tentangku bocah! Lihat saja nanti, kau atau aku yang kalah!" sahut bibi Nam sambil menunjuk Hoseok dan langsung pergi begitu saja.
"Hoseok-ah," panggil seseorang membuat Hoseok menoleh.
"Ya," jawab Hoseok singkat.
"Tumben sekali kau bangun pagi. Memangnya apa yang kau lakukan?"
"Aku memasak nasi goreng dan bubur, appa," jawab Hoseok sambil melangkahkan kakinya ke arah meja makan.
"Bubur untuk siapa?" tanya Seokjin.
"Eomma," jawab Hoseok gugup, Seokjin hanya tersenyum menanggapinya. Ia tahu masalah yang baru saja terjadi kemarin, Yoongi yang menceritakannya.
"Appa, apa aku sudah keterlaluan?" tanya Hoseok sendu.
"Aniyo, appa tahu kau tak sengaja melakukannya. Minta maaflah pada eomma pasti dengan senang hati dia memaafkanmu," jawab Seokjin sambil memegangi tangan Hoseok.
"Gomawo, aku menyayangimu appa," ucap Hoseok tulus.
"Nado, appa lebih menyayangimu my sunshine," balas Seokjin dengan senyum hangatnya.
"Hyung, bukankah Hoseok hyung sangat manja?" suara Jimin membuat Seokjin dan Hoseok menoleh.
"Sejak kapan kalian di situ?" tanya Hoseok heran.
"Dia memang manja, Jiminie," jawab Yoongi sambil mendudukkan dirinya dikursi sebelah Hoseok.
"Aku tak manja!" bantah Hoseok.
"Apa perlu appa ceritakan masa kecilmu Park Hoseok?" tanya Seokjin menggoda Hoseok.
"Ceritakan saja, Jiminie belum pernah mendengarkannya," ujar Jimin antusias.
"Tidak!" tolak Hoseok mentah-mentah.
"Ceritakan saja betapa manjanya Hoseok dulu, appa," Yoongi ikut menimpali membuat Hoseok memicingkan matanya.
"Lebih baik aku ke kamar eomma dari pada mendengar kalian," ujar Hoseok kesal membuat mereka terkekeh. Menggoda Hoseok dipagi hari itu sangat menyenangkan.
"Biar saya saja, Tuan," tawar bibi Nam yang muncul kembali dari arah belakang.
"Tidak Bi, terima kasih," balas Hoseok datar.
"Hoseok-ah, biarkan saja bibi Nam yang membawanya ke atas. Lebih baik kau sarapan dulu," ujar Seokjin.
"Tapi aku ingin-
"Tak apa Tuan, lagi pula sebentar lagi Tuan akan bersiap untuk ke kampus kan?" bibi Nam menyela ucapan Hoseok.
"Baiklah," akhirnya Hoseok pasrah, dan menyerahkan nampan yang berisi semangkuk bubur kepada bibi Nam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogosipda 2 ✔
Fanfictionsemuanya belum berakhir sampai sini, karena aku masih harus berjuang untuk melewati badai besar ini.......