Jimin pikir semua akan berjalan dengan lancar. Mulai dari kehidupan yang baru, dan menemukan kebahagiaan baru. Tapi, semuanya berbalik 180° setelah Seokjin pergi ke Busan.
Tak ada yang tahu tentang ini kecuali Jimin karena ia akan melakukan aksinya setelah semua orang tak ada di rumah.
Seperti sekarang, ia harus bangun pagi untuk membersihkan rumahnya sendiri. Sungguh, hal yang tak pernah Jimin duga terjadi sekarang.
"Bersihkan dengan benar! Setelah selesai kau cuci semua ini!" perintahnya tegas.
"Ne nyonya," jawab Jimin sambil menunduk.
"Baguslah. Aku mau pergi, ingat! Jangan beritahu siapapun atau hal yang tak pernah kau inginkan terjadi! Ingat itu!" ancamnya sambil menunjuk Jimin dan menoyor kepala Jimin, lalu pergi.
"Apa lagi ini? Apa belum cukup kau mengujiku, Tuhan?" monolog Jimin.
Dengan telaten Jimin mengerjakan semua dengan baik. Walaupun sedari tadi keringatnya tak mau berhenti mengalir dari dahinya.
"Ah lelahnya," ucap Jimin sambil menfelap keringat di dahinya.
"Apa yang harus ku lakukan?" tanya Jimin pada dirinya sendiri sambil menelisik seluruh ruangan yang sudah bersih itu.
"Belajar untuk besok sepertinya tak buruk," jawabnya sendiri dan bergegas ke kamarnya.
...
"Aku pulang!!" teriak Hoseok.
"Jimin!! Hyung pulang!!" teriaknya lagi.
"Di mana anak itu? Apa dia pergi ke rumah Taehyung?" pikir Hoseok.
"Eoh tuan sudah pulang. Saya baru saja memasakkan makan malam. Apa tuan mau makan sekarang?" ujar sang pembantu pada Hoseok.
"Nanti saja ahjumma. Dimana yang lainnya?"
"Eoh, tuan Jimin ada di kamarnya. Kalau tuan Yoongi dan nyonya sedang pergi," jawabnya sopan.
"Baiklah, kalau begitu aku ke kamar dulu ahjumma," pamit Hoseok.
"Ne."
....
"Tidur eoh," ujar Hoseok ketika melihat Jimin yang tertidur di meja belajarnya dengan posisi yang sangat tidak nyaman.
"Punggungnya bisa sakit jika tidur dengan posisi seperti itu," lanjutnya sambil memandangi Jimin yang terlelap.
"Jimin-ah, ireona saeng," ucap Hoseok pelan sambil mengguncang tubuh Jimin lembut.
"Jim," panggilnya.
"Eungh, hyung," jawab Jimin yang setengah sadar.
"Jangan tidur di sini. Pindahlah ke ranjangmu," ucap Hoseok.
"Jam berapa sekarang?" tanya Jimin sambil merenggangkat ototnya yang kaku.
"Setengah tujuh. Kau mau makan sekarang atau nanti?" tanya Hoseok.
"Nanti saja, aku mau mandi dulu hyung," jawab Jimin sambil berjalan gontai ke arah kamar mandi.
"Arra, hyung juga mau mandi dulu. Setelah selesai mandi kita makan bersama," ucap Hoseok sebelum pergi dari kamar Jimin.
.
.
"Aku pulang!!"
"Yoon, kau baru pulang. Mau eomma buatkan teh hangat?" tawar Hana yang sedang duduk di ruang tamu dengan majalah di tangannya.
"Eomma, tak usah. Aku mau langsung mandi saja," jawab Yoongi lembut.
"Ya sudah, kalau begitu eomma siapkan makanan untuk kalian."
"Ne, aku ke kamar dulu."
.
.
"Bagaimana dengan kegiatan kalian hari ini?" tanya Hana memecah keheningan.
Mereka sudah ada di ruang makan sekarang."Biasa saja, membosankan!" jawab Hoseok malas.
"Kalau kau Yoon?"
"Akhir-akhir ini kantor sedang sibuk. Jadi sangat melelahkan untukku," jawab Yoongi.
"Kalau begitu kau harus istirahat yang cukup agar tak sakit," ucap Hana lembut.
"Ne, terima kasih eomma," jawab Yoongi dengan gummy smilenya.
"Jiminie, kenapa hanya diaduk seperti itu?" tanya Hana heran, biasanya Jimin akan bersemangat jika berhubungan dengan makanan.
"Aku tak nafsu eomma," jawab Jimin lesu.
"Wae? Apa makanannya tak enak?" tanya Hana.
"Makanannya enak kok," celetuk Hoseok.
"Ada apa hm? Apa kau sakit?" tanya Hana sambil mengelus surai Jimin.
"Aniyo, aku tak sakit. Hanya lelah saja karena seharian ini ak-" hampir saja Jimin kelepasan. Untunglah ia langsung mengingatnya, bisa runyam jika Jimin kelepasan memberitahu sesuatu pada mereka.
"Kau kenapa? Memangnya apa yang kau lakukan seharian ini?" tanya Yoongi ketika Jimin menghentikan ucapannya.
"Aku hanya lelah karena belajar tadi," jawab Jimin bohong.
"Benarkah?" tanya Yoongi curiga.
"Iya hyung, tadi dia sampai ketiduran di meja belajarnya," balas Hoseok.
"Kau boleh belajar kapanpun yang kau mau. Tapi, kau juga harus ingat waktu sayang. Jika kau lelah, jangan paksakan dirimu, istirahatlah sejenak," nasehat Hana.
"Ne eomma, Jimin janji tak akan terlalu lelah belajar nanti," ucap Jimin dengan jari kelingking yang ia julurkan ke depan Hana.
"Janji. Kalau begitu sekarang kau makan yang banyak agar tak sakit ne," ucap Hana dan bersiap untuk menyuapi Jimin.
"Eomma, aku bisa sendiri. Aku sudah besar," rajuk Jimin.
"Kalau begitu biar aku saja yang disuapi eomma ne," ujar Hoseok sambil tersenyum konyol.
"Tidak! Kau masih punya tangan, jadi jangan manja," ujar Yoongi pedas membuat Hoseok mencibik kesal.
"Sudah-sudah, jika kalian terus begini, kapan kalian selesai makannya?" lerai Hana.
"Hehe, mianhae eomma," ucap Hoseok sambil terkekeh.
"Huh, hampir saja ketahuan," batin Jimin.
Hai guys, apa kabar?
Kangen kah sama aku? Pasti ngga...
Kalau ceritanya, kalian kangen ngga?
Menurut kalian, gimana sih cerita yang aku buat?
Apa pendapat kalian tentang karya aku?
Aku pengin ngerti jawaban kalian, jadi respon ya di komen.
Jangan lupa vomment sama sarannya ya...
Annyeong💜💜💜💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogosipda 2 ✔
Fanfictionsemuanya belum berakhir sampai sini, karena aku masih harus berjuang untuk melewati badai besar ini.......