Ia sengaja tidak membalas pesan Queen yang mengajaknya jalan-jalan ke Bandung. Gadis ini benar-benar hobi mempermainkan hati orang seenaknya.
Rico yang memberitahunya kalau kekasih Queen datang dari Belanda dan gadis itu sengaja mengajaknya untuk membuat kekasihnya cemburu.
Ia bukan tipe pria yang senang dimanfaatkan kehadirannya apalagi untuk urusan hati.Suasana moodnya yang kesal semakin bertambah saat Tante Manda, adik Mommy menelponnya.
"Raf, tante minta tolong ya, temani Vika membeli buku matematika. Tante baru perjalanan dinas dari Sulawesi. Pesawatnya delay karena cuaca buruk. Nggak bakal keburu mau mampir toko bukunya Ais."
Sebenarnya sore ini ia sudah janjian main basket dengan Adam. Setiap Sabtu ia memang sengaja mengosongkan hari untuk agenda olahraga sekaligus kumpul dengan teman-temannya.
Tapi ia lemah dengan permintaan Tante Manda, karena sejak kecil tantenya sering mengajaknya jalan ke taman bermain di saat Papa dan Mamanya sibuk bekerja.
Gadis kecil berusia delapan tahun dengan kuncir dua, sudah duduk manis di depan teras rumah.
Senyumnya mengembang ketika Rafa menjemputnya.
"Come on Princess. Kita ke tokonya tante Aisha."
Gadis itu duduk serius di sebelahnya dan mulai memasang earphone. Sekilas tampak nama grup "Girl's day out" di layar ponsel.
Wah, korban medsos. Murid kelas 2 SD sudah punya grup sendiri dengan teman-temannya.
"Kenapa Om, ngelirik ke hp Vika? Kepo ya."
"Nggak. Biasa aja kok."
Rafa menyembunyikan senyumnya.
Tak lama kemudian Mercedes benz hitam melaju menuju 21's Book Avenue.
Pewangi ruangan beraroma kopi menyambut kedatangan mereka. Suasana masih terlihat lengang dan Rafa membiarkan Vika menjelajah buku kesukaannya. Apalagi kalau bukan manga, komik Jepang.
Membeli buku matematika adalah kamuflase keponakannya yang pintar. Rafa memilih berbaring di sofa hijau sambil menunggu kopi latte pesanannya.
Baru tigapuluh menit ia memejamkan mata menikmati istirahat siangnya, ketika tak berapa lama terdengar suara pemberitahuan dari speaker yang mengiklankan "Story telling" akan berlangsung di lantai 2.
Rafa meregangkan badan, mata birunya mencari di barisan rak buku tempat ia meninggalkan keponakannya. Si gadis mungil kuncir dua, sudah menghilang.
Seorang pramuniaga bernama Bram menyapanya.
"Selamat siang Pak, ijin menyampaikan, semua pengunjung berusia anak-anak saat ini sedang berkumpul di lantai 2. Silahkan apabila Bapak jika ingin menyusul ke atas."
Rafa berjalan menuju eskalator dan terlihat tak jauh dari tempatnya berdiri, area karpet beludru berwarna merah marun, terhampar. Dengan dinding bernuansa pelangi dan anak-anak sebaya keponakannya duduk teratur mendengarkan kisah mengenai...
"Assalaamu'alaikum.
Selamat siang adik-adik. Siang ini Kakak akan menceritakan tentang kisah "Princess Asyifa". Kalian bisa memanggilnya Syifa."Rafa berjalan mendekat dan ia bersama beberapa orangtua yang juga tampak duduk mendampingi anak-anaknya ikut menyimak cerita itu.
Ia memilih berdiri santai, bersandar pada rak buku sambil melipat tangan ke dadanya yang bidang.
"Siang itu Putri Syifa sedang bermain petak umpet dengan teman-temannya. Ada yang bernama Lia, Rani, Bobi dan Tio. Keempat temannya berasal dari desa di sekitar Istana. Mereka adalah anak petani, pembuat kue, penjahit, dan penjual susu sapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Pure Love
RomansaGajah dan Zebra berteman sejak kecil. mereka terpisah sekian lama. Akankah mereka bertemu kembali? bisa ngga sih, gajah dan zebra saling menyayangi? apakah suatu saat mereka bisa tinggal dalam 1 kandang yang sama? it's about a pure love that can re...