Let me know you better

3.1K 445 9
                                    

Queen tidur meringkuk di kursi tunggu keluarga pasien. Raina seperti melihat bayangannya sendiri,  sebulan yang lalu.

Dia memeluk Queen yang masih memejamkan mata meski terlihat bekas air mata yang sudah mengering disana. Queen terduduk lemah. Dia balas memeluk erat sahabatnya.

"Gue kacau banget malam ini. Gue tadi masih makan sama Nathan di Eight Mall, nggak dengar kalau Bibik telpon dari rumah.
Mami bilang kepalanya pusing, terus minta dipijat sama Bibik. Begitu Bibik datang lagi ke kamar, Mami udah ngorok, ngga bangun lagi. Harusnya tadi gue ngga pergi ninggalin Mami."

"Udah, ngga baik nyalahin diri sendiri. Sekarang Mami lagi berjuang untuk sembuh. Kita banyak do'a aja. Mami makin sedih kalau lihat kamu kayak begini." Raina mengusap kepala Queen dengan lembut.

"Om Rei kemana?" Raina mencari sosok Ayahnya yang belum terlihat.

"Hp Papi nggak aktif seharian."

Queen tiba-tiba menghempaskan tangan Raina, dia teringat hubungan terlarang Papi dan sahabatnya.

"Kamu pulang aja Na. Aku sama Gio aja disini. Nathan juga sebentar lagi datang."

Queen mendorong Raina pergi dan Rafa tepat di belakang bahu gadis itu, melindunginya.

"Queen, ada apa ini? Bukannya tadi kamu yang telepon minta Raina kesini?"

Meski Rafa belum punya perasaan khusus, tapi ia tidak suka Queen memperlakukan Raina semena-mena.

"Kak Rafa, sekarang Kakak belain Raina? Tanya aja sama Ina, kemana dia sembunyiin Papi Rei."

Arrrgghh...  Rafa jadi teringat kejadian terakhir di toko buku yang tiba-tiba membuat darahnya mendidih.

Ia menarik jaket Raina menjauhi ruang tunggu.

"Kamu, ada hubungan apa sama Papinya Queen?"

Raina meringis kesakitan. Rafa tanpa sadar menariknya terlalu keras. Sekarang ia yang terlihat semena-mena terhadap gadis itu.

"Gue benci cowok kasar. Pergi... "

"Gue ngga akan pergi sebelum tahu kebenarannya."

"He's my first love. Puas?" Raina balas menginjak sepatu Rafa sampai lelaki itu meringis kesakitan.

Whattt the .... ?

Gio yang baru keluar dari pintu lift, membawa makan malam untuk  Queen, memandang kebingungan Raina yang tampak tergesa menuruni tangga darurat.

Sesampainya di lantai dasar, Raina membuka kotak pesan di ponselnya.

"Dear my daughter Raina, dua hari ini Ayah sengaja tidak mengaktifkan nomer yang lama. Ayah tunggu di Bandung. Ini nomer sementara yang Ayah pakai. Nanti Om Rudi, yang akan jemput Ina."

Gadis itu terdiam. Ragu dia akhirnya menekan nomer telepon Ayahnya.

"Halo, Assalaamu'alaikum.
Ayah, ini Ina. Apa Ayah bisa kembali ke Jakarta sekarang? Kita bisa ke Bandung kapan-kapan."

"Kamu sekarang dimana Nak? Apa kamu sakit?"

"Mmm...  I.. iya, tadi pagi Ina salah makan. Kayaknya nasinya sudah basi. dari siang sampai sore ini diare. Tapi Ayah nggak usah khawatir, sekarang Ina sudah berobat ke UGD."

Ayah...  Maafin Raina....

"Oke Ayah pulang sekarang. Kirim share loc Rumahsakitnya ya Nak."

"Ayah...  Hati-hati..."

"Iya, Insya Allah. Ayah coba cari travel yang tercepat jam berangkatnya. Nanti istri Pak Rudi, supir Ayah, yang akan temenin Ina di Rumahsakit.  Tunggu Ayah ya Nak. Baik-baik disana."

Our Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang