"Ayah, mari kita mulai suatu permainan."
"Hmm... " Ayah masih mengantuk, namun Raina masih betah mengganggunya.
"Raina coba tebak makanan favorit Ayah. Batagor Bandung."
"Bukan, itu makanan favorit Bunda. Ayah lebih suka mie ayam jamur."
Ayah masih memejamkan mata.
"Tempat favorit Ayah sama Bunda kalau lagi berduaan di Bandung."
Raina sengaja diam supaya Ayah menjawabnya sendiri.
"Everywhere in Lembang is our favorite places."
Ayah membuka mata dan mencubit pipi putrinya gemas.
"Ada lagi?"
Raina menggeleng. Sisa percakapannya dengan Ayah ketika mereka menghabiskan malam terakhir di kota Solo, masih terekam lekat di benaknya.
Gadis itu memilih perjalanan ke Bandung menggunakan bus dari terminal di dekat rumahnya.
I miss you so much, Bunda....
Perlahan dia mulai memejamkan mata dan seolah sebuah suara membisikkan sesuatu yang membuatnya tersenyum.
I miss you too, my Dear...
💗💟💖
Hari ini dia memutuskan menempuh sendiri rencana destinasi yang telah ditulis dalam buku kecilnya.
Dia menikmati udara pagi berjalan di sepanjang Situ Lembang dan menghirup dalam-dalam udara yang masih kaya dengan kandungan oksigen yang tak tercemar.
Sesekali dia berhenti berjalan untuk beristirahat sambil duduk menikmati susu coklat hangat yang dibawanya dari rumah.
Jujur dia sebenarnya tidak suka minum susu. Entah kenapa dia berusaha menyukainya karena Rafa juga menyukainya.
Meski di awal perutnya terasa mual dan sedikit memberontak karena sesuatu yang tidak biasa, namun dia tetap mencoba.
Lama kelamaan saluran pencernaannya bisa toleran, meski bukan dengan hal yang disukainya.
Terkadang cinta itu memang aneh. Dia sendiri akhirnya mengakui mulai mencintai suaminya sejak lelaki itu rela menungguinya saat ia sakit karena kehujanan.
Raina pura-pura terpejam sambil tersenyum ketika Rafa beberapa kali menepuk nyamuk yang hinggap mengganggu tidurnya.
Seberapa besar lelaki itu mencoba menyakiti hatinya, dia tidak akan sanggup melakukan yang sama.
Dia memilih pergi untuk menenangkan hatinya. Berharap ada keajaiban muncul untuk mereka berdua. Mungkinkah keajaiban bernama cinta itu masih tersimpan di hati mereka. Dia tidak pernah tahu.
Cuaca mendung yang disambut dengan gerimis membuat semua tujuan wisatanya tidak tercapai seluruhnya.
Tidak mengapa, disini dia sudah bisa merasakan kehadiran Bunda meski hanya dalam sebuah foto yang selalu dibawa di sakunya.
"Ini mbak, batagor siomaynya."
Seorang Ibu tua memberikannya sepiring makanan kesukaan Bunda.
Beruntung tidak jauh dari situ, kumpulan tempat makan yang terbuat dari saung bambu, menjual aneka santapan yang memang diperuntukkan untuk pengunjung tempat wisata.
Raina berdo'a dalam hati.
Bismillahirrohmaanirraahiim...
Hmm... Istimewa enaknya. Ditambah udara dingin dan rasa lapar yang telah menderanya setelah berjam-jam berjalan kaki. Membuatnya tak lupa bersyukur dan tanpa terasa air matanya kembali menitik.
"Selamat makan Bunda... "
Hati kecilnya berkata lirih.
Andai saat ini suaminya juga hadir di sampingnya. Dia juga akan mengucapkan hal yang sama untuk lelaki yang dirindukannya.
Ya Allah, kembalikan Kak Rafa yang dulu. Rafa yang hangat seperti sinar mentari. Rafa yang selalu menjaga dan melindunginya di balik sikapnya yang kadang terlihat acuh tak acuh.
Satu keyakinannya, rezeki dan jodoh tak kan pernah tertukar. Disini dia duduk meresapi semua takdir Allah yang telah terjadi.
Semua adalah bingkisan terbaik dari Sang Pencipta. Tinggal dia yang harus dapat mencari hikmah dari perjalanan hidupnya.
Bukankah Allah akan menambah kenikmatan yang banyak bagi hamba-hambanya yang bershabar dan bersyukur, dalam kondisi apapun.
Dua hal itulah yang menjadi senjata orang beriman. Semoga dia termasuk ke dalamnya.
💗💟💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Pure Love
RomanceGajah dan Zebra berteman sejak kecil. mereka terpisah sekian lama. Akankah mereka bertemu kembali? bisa ngga sih, gajah dan zebra saling menyayangi? apakah suatu saat mereka bisa tinggal dalam 1 kandang yang sama? it's about a pure love that can re...