Secret Admirer

3.4K 420 22
                                    

"Assalaamu'alaikum Tan."

Rafa memeluk Tante Nara. Meski sudah memiliki banyak karyawan, adik bungsu Mommy yang satu ini tetap rajin memeriksa kembali pembukuan keuangan salonnya.

"Langsung cash nih? Padahal biasanya transfer."

"Biar utang Rafa ngga tambah banyak. Jadi total berapa Tan?"

"Sebentar ya. Perawatan Mommy Qorry 3 juta bulan ini. Itu udah berkurang lho Raf. Biasanya diatas 5 juta karena Mommy keseringan traktir teman arisannya kesini."

Rafa menepuk jidat, rada miris mendengarnya. Lebih baik ia niatkan infak shodaqoh, supaya ada nilai dari rupiah yang telah dikeluarkannya.

"Terus... 50 Gift voucher x 500 ribu, ini beneran mau dibayar semua? 25 juta lho Raf. Padahal yang pakai cuma 2 orang. Kemarin sudah datang kesini."

"Namanya siapa Tan?"

"Sebentar Tante cek di komputer. Raina dan Rahmasari. Ooh... Tante pernah dengar dari Mommy, gadis yang dijodohin Opa, namanya Raina juga. Ini bener Raina orang yang sama? Yang mana sih Raf, orangnya?"

Rafa tidak jadi meminum kopi capuccino yang sedang diseduhnya sendiri. Ia malah memasang wajah jahil.

"Coba tebak Tan, yang mana?"

"Ish.. Beneran ini Tante nanya. Kami sempat foto bareng kemarin. Raina yang pakai kerudung biru atau yang warna ungu?"

"Dulu sih nama panggilan kesayangan dia dari Rafa, si Gajah. Coba cari aja Tan. Yang paling mendekati yang mana. Pamit dulu ya Tan."

Rafa mencium punggung tangan adik Mom dan berjalan pergi. Ia bahkan lupa menghabiskan kopinya.

                               💗💟💖

Tower limabelas lantai yang berdiri megah tidak jauh dari pusat kota adalah perpaduan dari gedung perkantoran, Mall dan juga apartemen milik Rajasa Coorporation.

Kedua gadis yang baru turun dari taksi itu memastikan tempat yang mereka tuju, sudah benar.

"Dek, kok aku mendadak sakit perut ya. Mbak Melani yang pernah juara English Speech Competition aja, mental dua kali presentasi disini. Padahal bikin janji lagi untuk re-scedule bisa 3 bulan lebih."

"Bismillah aja Mbak. Kalau memang rezeki, Insya Allah dimudahkan. Kalau belum sesuai keinginan kita, mungkin rezeki kita di tempat lain."

Raina teringat dulu Bang Fadlan sering memberi tausiah saat kultum sesudah sholat Zhuhur berjama'ah di Mushola SMA.

"Ikhtiar sekuat tenaga, kemudian bertawwakal sama Allah."

Lagipula, dia sudah punya banyak bekal menghadapi dosen killer misalnya seperti dr Taka
yang sering mengetes jantung mahasiswanya dengan mengabsen secara random dan memberi pertanyaan yang sulit jika tidak menyimak kuliahnya.

Atau dr Neni, dosen Queen yang sering melempar spidol dari jarak jauh, kalau mahasiswanya ada yang tidur pas beliau mengajar.

Mereka berdua berjalan menuju resepsionis yang menyambut mereka dengan wajah bersahabat.

Mbak Sari memperlihatkan surat perjanjian dan mereka menunggu beberapa menit untuk menuliskan identitas serta melalui akses keamanan menuju lantai 11.

"Sudah kayak keamanan bandara ya Dek." Sari berbisik.

"Kayak gimana Mbak? Aku belum pernah masuk ke dalam bandara soalnya."

"Kamu belum pernah naik pesawat?"

Our Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang