Jam di dinding bergradasi hijau dan putih, menunjukkan pukul 8 pagi kurang 10 menit.
Sebentar lagi 21's Book Avenue akan dibuka. Dia merapihkan baju seragamnya yaitu blus panjang selutut berwarna oranye muda.
Masih ada waktu untuk merapikan catatan keuangannya setiap bulan. Dia perlu memastikan uang tabungannya tidak kurang, karena akhir-akhir ini dia terlambat membayar sewa rumah.
Sudah beberapa bulan ini, dia harus menyisihkan uangnya untuk mengantar Nyai berobat. Nyai ternyata sudah lama mengeluh sakit kepala dan baru ketahuan tekanan darahnya tinggi. Menyesal dia baru mengetahui karena sibuk bekerja.
"Biaya Nyai berobat=300.000
Kontrakan rumah=1.000.000
Listrik 200.000
Makan 30.000 x 30 hari = 900.000
Air galon 100.000
Minyak goreng, roti, kue cemilan = 100.000
Sabun, odol, shampoo, detergen, tissue, pewangi lantai = 200.000
Pulsa = 100.000
Transport PP 10.000 x 2 x 30 hari = 600.000
Total Rp 3.500.000".Diletakannya pena ke dalam buku saku bermotif beruang Teddy. Dia menyimpan buku catatan pengeluaran bulanannya, tepat di rak kedua dibawah meja kasir.
Bahkan uang hasil penjualan tiket dan bonusnya menjadi marketing acara ulangtahun tempatnya bekerja, hanya cukup untuk biaya 2 bulan ke depan.
Kemana lagi dia harus mencari uang.
Wajahnya tetap berusaha tersenyum ke beberapa pelanggan yang sudah mulai berkunjung ke toko. Meskipun pikirannya lagi ruwet."Jadi semuanya berapa mbak?",
Lagi-lagi dia melamun saat bekerja.Dia mendadak salah tingkah saat matanya bertemu dengan lelaki pelanggan setia toko bukunya. Wajah teduh pria itu mampu mencairkan memorinya saat dulu mereka bertemu sebagai junior dan senior penerimaan siswa baru.
Pria tampan itu adalah kakak kelasnya yang pernah menjadi panitia Ospek. Gadis itu juga tidak pernah menyangka, pria yang berwajah mirip Penyanyi asal Kanada yang merajai tangga Billboard itu, masuk ke dalam panitia Rohani Islam di sekolahnya.
Pria ini menjadi salah satu alasan kemudian ekskul kerohanian mendadak penuh peminat yang mendaftar untuk diinterview oleh lelaki yang dipanggilnya Bang Fadlan.
"Dek, kalau kamu capek, kamu bisa istirahat di Mushola."
Lelaki itu memperhatikan ketika adik kelasnya dengan atribut pita berwarna-warni di kepala, sedang memijat kakinya karena pegal berdiri setengah hari di lapangan, untuk latihan baris-berbaris.
Bisakah dia merasa biasa saja dengan perlakuan pria itu. Namun ternyata debaran hatinya mengatakan hal yang sebaliknya.
"Jadi semuanya 370 ribu Pak."
Pria muda itu mengeluarkan 4 lembar uang ratusan.
"Kembaliannya ambil saja. Terimakasih."
Matanya mengikuti lelaki yang baru saja menyelesaikan transaksi jual beli dengannya dan lelaki itu bersiap meninggalkan toko.
Ternyata Bang Fadlan telah melupakannya. Dia bagaikan rumput ilalang diantara hamparan taman bunga yang indah.
"Maaf, ada yang terlupa.
Apa kita satu almamater SMA?"Raina, ia mengenalimu. Dia bersorak dalam hati. Pria yang ia kagumi, akhirnya menyadari juga keberadaannya.
Setelah setahun dia bekerja di toko, dan hampir setiap bulan pula dia hanya bisa memandangi lelaki itu yang memilih berulang dengan cermat, buku-buku yang sesuai minatnya. Bang Fadlan akhirnya mengajaknya berbicara sebagai seorang teman lama.
"Perkenalkan Kak, saya Raina. Alumni kelas 1B, 2C dan 3 IPA 4 SMA Tunas Cendekia."
Lelaki itu tersenyum tipis. Benar-benar hanya segaris, namun senyuman pria tampan itu benar-benar memukau siapa pun yang melihatnya.
Sebenarnya lelaki itu hanya pura-pura amnesia. Setiap kali berkunjung ke tempat ini, ia merasa tenang mengetahui gadis ini tumbuh dengan baik.
Dulu gadis ini hampir tidak pernah absen dalam acara PHBI di sekolah, dimana ia hampir selalu didaulat menjadi MCnya.
Meski mungkin dia tampak berbeda karena saat itu belum menutup dirinya dengan hijab, tapi kilatan wajah yang tampak antusias, selalu terlihat saat gadis itu duduk di barisan terdepan.
"Oh oke, saya Fadlan. sampai jumpa lagi ya Dek."
Beberapa pengunjung dan karyawan toko berbisik seolah kehilangan sosok pria tampan yang menjadi vitamin mata di pagi itu.
💗💟💖
*PHBI= Perayaan Hari Besar Islam
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Pure Love
RomanceGajah dan Zebra berteman sejak kecil. mereka terpisah sekian lama. Akankah mereka bertemu kembali? bisa ngga sih, gajah dan zebra saling menyayangi? apakah suatu saat mereka bisa tinggal dalam 1 kandang yang sama? it's about a pure love that can re...