*Raina Pov*
Tahun kelima pernikahanku. Aku bersyukur atas segala karunia yang diberikan Allah untukku dan Kak Rafa suamiku.
Hari ini Kak Rafa mengajak jalan-jalan lagi ke Taman Safari. Senangnya, aku tidak berhenti tersenyum. Terakhir kami kesini dua tahun lalu. Tahun ini ada yang berbeda. Ada celoteh anak kecil di dalam mobil. Kami tidak lagi kesini berdua.
Ghazi, anak lelaki tampan berusia dua tahun, tampak duduk nyaman di pangkuanku. Ia tampak lucu dan menggemaskan dalam kaos bergambar gajah dan zebra. Desain kaos ini hanya ditemukan dalam edisi terbatas.
Aku sendiri tidak percaya Kak Rafa sengaja mendesain kaos couple dan juga membuatkan untuk Ghazi. Begitu tahu adikku Queen menelepon dua bulan lalu, kalau dia dan keluarga kecilnya akan menghabiskan liburan akhir tahun di Indonesia.
Dua tahun setelah aku menikah, Queen menyusul. Dia kemudian ikut dengan suaminya, Ghifary Alfraezi yang sedang menempuh pendidikan S3 di Inggris. Si tampan Ghazi adalah putranya Queen, adikku. Umurnya baru satu setengah tahun, tapi bicaranya sudah lancar.
Biarlah Mommy dan Daddynya berduaan dan memilih jalan-jalan dan nonton bioskop di Mall. Kami 'menculik' Ghazi dan mengajaknya jalan ke Taman Safari.
"Mommy ... Look. Carrots."
Ghazi menunjuk ke arah penjual wortel di tepi jalan.
"Dad, kita beli yuk."
Kami membahasakan dengan bahasa Mommy dan Daddynya. Supaya Ghazi tidak bingung.
"Dia udah berani kasih makan hewan? Nanti malah nangis, Dad."
Kak Rafa menepikan mobil dan Ghazi tertawa senang ketika kami menuruti permintaannya membeli wortel.
Kemudian ketika mobil melintasi papan reklame bergambar gajah, singa dan zebra. Ghazi bertepuk tangan kegirangan.
"Itu baru gambar Sayang. Belum binatang sungguhan."
Suamiku mengelus rambut Ghazi yang ikal kecoklatan. Ada rasa senang di hatiku berbaur rasa haru, melihat interaksi keduanya. Ingin rasanya aku memiliki buah hati selucu Ghazi. Tapi sampai saat ini Allah SWT belum menakdirkan kami memilikinya.
Aku dan Kak Rafa telah dua kali mengikuti program bayi tabung. Ada dua pasangan suami istri lain yang juga mengikuti program bersamaan dengan kami. Kini mereka sudah mempunyai momongan, sementara kami belum.
"Mommy... Kenapa sedih? Kita kesini mau senang-senang lho."
Suamiku ganti mengusap puncak kepalaku. Tanpa kusadari, air mataku menitik. Melihat betapa suamiku begitu menyayangi anak kecil. Anak Queen sudah kami anggap seperti anak kami sendiri.
"Mommy is crying..."
Tangan mungil milik Ghazi berusaha menghapus air mataku.
"Maaf ya, Mommy cengeng."
Kak Rafa mengambil tissue di dashboard dan menghapus kedua pipiku yang basah.
"Jangan nangis lagi ya, Sayang."
Aku jadi malu. Suamiku menghiburku seolah aku adalah anak kecil. Lebih kekanakan dibandingkan dengan Ghazi.
Cuaca mendung di luar sana, tidak menyurutkan rencana kami untuk melanjutkan tur keliling Taman Safari. Tidak berapa lama gerimis mulai turun membasahi kaca mobil.
"Kita di dalam mobil saja ya. Nggak usah turun. Ghazi dipakaikan jaket dulu, Mom."
Kami pun sibuk menerangkan nama-nama binatang dalam bahasa Indonesia. Ghazi manggut-manggut seolah mengerti apa yang kami ajarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Pure Love
RomanceGajah dan Zebra berteman sejak kecil. mereka terpisah sekian lama. Akankah mereka bertemu kembali? bisa ngga sih, gajah dan zebra saling menyayangi? apakah suatu saat mereka bisa tinggal dalam 1 kandang yang sama? it's about a pure love that can re...