Mr Reinaldi ternyata sangat sibuk. Rafa dengan malas menunggu jawaban sekertarisnya. Ia bahkan sudah mengatur ulang jadwal hingga 4 kali untuk bertemu Papa dari Queensa.
Lelaki dengan tinggi di atas seratustujuhpuluh senti itu membasuh keringat yang menitik di pelipisnya.
Kaus hijau lumut yang membalut dada bidangnya, sudah hampir separuh basah. 30 menit ia menguras energi, berjalan santai di atas treadmill apartemennya.
"Dinner meeting with Mr Reinaldi. Sabtu tanggal 12 Juni, pukul 7 malam di private dining room Hotel Andalusia."
Sherin, sekertarisnya memberi kabar yang membuatnya tersenyum.
"with his family?"
"Yup." muncul balasan dari Sherin.
Ia bersiap berjalan ke arah lemari, memilih baju yang akan dipakainya untuk bertemu gadis itu.
Pilihannya jatuh pada kemeja casual Ralph Lauren tanpa lengan berwarna biru navy dan celana panjang berwarna gelap.
Diambilnya handuk highend Terry Palmer untuk menyerap air yang masih menyelinap dari pori-pori kulitnya. Dipejamkannya mata dan duduk menghadap jendela besar dimana sinar matahari mulai menyapa masuk melalui kaca.
Pikirannya terusik dengan ucapan Aisha saat mereka memutuskan untuk pulang setelah adik sepupunya itu menengok Ibu dari Raina.
"Kak, aneh deh. Tadi kan waktu Kakak nunggu di lobby, Ais mengurus pembayaran di kasir. Maksud Ais, ingin meringankan beban Raina, meski cuma sedikit.
Ternyata semua biaya sudah dibayar oleh Bapak Reinaldi Pratama. Bahkan sudah ada deposit 100juta masuk untuk Ibunya Raina.
Siapa sih Kak, Pak Reinaldi? Raina ngga sampai menjual diri kan ya, ke Om-Om yang sudah tua?"Dijentikkannya ujung jari ke arah kening Miss cerewet.
"Pikiranmu jelek banget sih. Istighfar Non. Hmm... Setahu Kakak kalau memang Reinaldi yang sama yang Kakak kenal, dia pengusaha properti terkaya Nomer 5 di tanah air."
Aisha meringis, meraih cermin untuk memastikan jidatnya tidak kemerahan karena tindakan iseng kakak sepupunya.
Ah, nanti saat bertemu Queen, ia bisa menanyakan mengenai Raina. Mungkin mereka berdua bersaudara.
Diambilnya handuk sebelum ia akhirnya menghilang di balik pintu kamar mandi.
💖💟💝
Pria setengah baya yang masih tampak gagah dengan setelan jas hitam, berdiri menyalaminya hangat.
"Saya mengenal baik kakek anda, Mr. Rafa."
Oya? Mengapa Opa tidak pernah membicarakan Mr Reinaldi, dengan dirinya.
Berdua mereka duduk di sudut ruangan dengan pemandangan lampu warna-warni yang menghias ibukota dari ketinggian 8 lantai bangunan hotel Andalusia yang bergaya Spanyol.
Sesosok wajah gadis cantik dengan blush on kemerahan di pipi dan sapuan pemerah bibir berwarna ungu menyala, tampak berjalan ke arahnya. Lengkap dengan blus dengan bahu terbuka dan hiasan kalung etnik yang menghiasi leher jenjangnya.
Sudah dipastikan gadis ini sengaja membuat kesal Papanya, dengan penampilan gothicnya.
Dan rencana gadis itu berhasil. Mr Reinaldi tampak terkejut dan berusaha menguasai kilatan marah di wajahnya.
"Mr Rafa. Perkenalkan, ini putri saya."
"Queensa Renata."
Gadis itu tersenyum basa-basi.
Tak lama Rafa sudah tenggelam dalam diskusi mengenai kliniknya yang akan ditambah bangunan baru.
Ia memang berniat membeli gedung baru di sebelah klinik Almira yang dibelinya bulan lalu. Gedung yang akan diincarnya, adalah milik Papa Queen.
Dilihatnya Queen yang mungkin merasa diabaikan, kini sibuk dengan ponselnya dan gadis itu tampak tidak antusias menyimak obrolan bisnis di antara dua pria dewasa.
Suara telepon genggam milik Mr Reinaldi berdering. Pria itu pamit keluar untuk menerima telpon.
"Queen, masih ingatkah dulu, waktu kita masih kecil, saya sering menemani kamu main ayunan."
Gadis itu menatap lekat wajah Rafa yang tetap terlihat cool meski lelaki itu sedikit salah tingkah karenanya.
"maaf aku belum bisa ingat apa-apa. Sekarang ayunan dan pohon rambutan di teras belakang, sudah ditebang.
Waktu masih kecil, kata Mami, aku pernah jatuh karena terlalu kencang main ayunan. sampai tidak sadar selama 2 hari di Rumah sakit."Perfect. Bahkan kenangan masa lalu mereka berdua sudah hilang dari memori gadis ini.
"Maaf Mr Rafa, saya ada urusan penting mendadak. Semoga kita bisa agendakan lagi di pertemuan berikutnya. Maaf, tapi saya benar-benar harus pergi sekarang.
Queen, mau ikut Papi? Papi baru saja dikabari Rumahsakit, Nyai meninggal dunia."Deg... Bohong kalau Queen tidak terkejut mendengar berita itu. Sejak kecil, Nyai yang mengajarkannya dan Raina mengenal huruf hijaiyah sampai bisa membaca Al-Qur'an.
Sementara Mami menyuruhnya kursus sempoa, menari, main piano dan berenang. Dia akan senang hati membolos les untuk belajar mengaji. Dia juga menyayangi Nyai. Tapi kebenciannya pada Raina membuatnya menolak tawaran Papi.
"Saya turut berdukacita Mr Reinaldi. Beberapa pekan lalu saya sempat menengok almarhumah. Kebetulan Raina adalah karyawan di toko adik sepupu saya."
Hati pria tua itu kembali teriris mengingat betapa ia harus membiarkan Raina bekerja karena menolak uang yang dikirimkannya setiap bulan.
Mereka berpamitan sementara Queen enggan beranjak dari tempat duduknya.
"Kamu ngga ikut kesana? Raina sahabat kamu kan?"
"Tau dari mana Kak, kalau dia sahabat aku?"
Lupakan biodata gadis ini yang didapatkannya secara diam-diam.
"Hanya menduga saja, karena Papi kamu tampak peduli dengan Ibunya Raina. Mungkin kalian sejak kecil, sudah berteman akrab."
"Kak Rafa mau tahu suatu ra-ha-sia?"
Queen mengerjapkan matanya yang berkilat indah. Gadis itu tiba-tiba dengan berani mendekati Rafa dan membisikkan sesuatu.
"Raina.... dia jahat, super jahat. Dia wanita simpanan Papi."
Rafa merasa nyeri dan sesak pada saat yang bersamaan mendengar hal yang diluar nalarnya.
Benarkah gadis manis berhijab dan tampak santun itu, adalah seorang perempuan simpanan pengusaha kaya seperti Mr Reinaldi.
"Aku pernah memergoki Papi mencium Raina. Sejak hari itu, aku ngga akan memaafkan Raina. Maaf Kak, aku tiba-tiba cerita begini sama Kakak.
Meski kita baru ketemu, entah kenapa aku merasa nyaman berada dekat Kakak."Rafa tidak berniat membayangkan hal yang tidak pantas di benaknya. Tapi fantasi liarnya juga memunculkan benih kebencian pada gadis bernama Raina.
Tega sekali gadis itu merebut kebahagiaan teman masa kecilnya, yang mungkin sebentar lagi akan menjadi calon istrinya.
Ya, dia berusaha menumbuhkan rasa sayang terhadap gadis yang kini duduk di depannya dengan mata berkaca-kaca terutama ketika menyebut hubungan Papinya dengan sahabatnya sendiri.
Opa, wait for me. I will bring my future wife as soon as possible.
![](https://img.wattpad.com/cover/191579637-288-k441641.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Pure Love
Storie d'amoreGajah dan Zebra berteman sejak kecil. mereka terpisah sekian lama. Akankah mereka bertemu kembali? bisa ngga sih, gajah dan zebra saling menyayangi? apakah suatu saat mereka bisa tinggal dalam 1 kandang yang sama? it's about a pure love that can re...