Sudah sejak pukul 6.30 pagi dia memarkir mobil di seberang jalan Delima.
Info dari Bayu, Raina yang semalam dikhawatirkannya akan tentamen suicide karena patah hati, sudah mulai pindah kerja di daerah ini.
Gila, ia bahkan mengalahkan rekor berangkat pagi dari rumah hanya untuk memastikan gadis itu baik-baik aja. Kalau melihat track record kedatangan gadis itu di 21's Book Avenue, Raina selalu datang tepat waktu.
Pukul 7.30 akhirnya angkutan umum berhenti di depan jalan Delima. Dilihatnya sosok gadis dengan sweater coklat muda turun dari dalam mobil.
Rafa meraba dada kirinya yang mulai berdetak lebih kencang. Gadis ini benar-benar berbahaya buat kesehatan jantung gue.
Seorang anak jalanan yang sedang membagi-bagikan gift voucher, menghampiri Raina. Gadis itu mengernyitkan dahi tanda kebingungan, sepagi ini dia menerima hadiah yang tak terduga.
Well, rezeki memang datang tidak disangka-sangka.
Dilihatnya voucher cantik berwarna merah muda di tangannya.
"Exclusive penawaran 2 hari berlaku hari ini dan besok. Promo terbaik bulan ini. Andalah yang beruntung.
FREE perawatan di Salon Tante Nara. (Lulur, creambath, body masssage, potong rambut+cuci+blow.
Hubungi Tante Nara di 081....."
Rafa memandang dari kejauhan, gadis itu melipat rapi kertas yang diterimanya, dan dimasukkan ke dalam saku baju.
Gadis itu perlahan pergi meninggalkan dirinya yang kemudian mulai bergerak menuju kantor. Ia batal rehat. Semakin banyak ia menunda kerjaan, semakin menumpuk agenda acaranya.
Tapi hampir setiap rapat, konsentrasinya buyar karena memikirkan gadis itu.
Mereka sudah berhari-hari berjauhan dan tidak saling tegur sapa meski hanya melalui pesan suara.
Raina, I already miss you so much.
💖💟💗
Jam 8 pagi Raina berjanji akan membawakan dongeng untuk anak-anak yang hari ini terjadwal pemeriksaan kesehatan di Rumah Senyum.
Kali ini dia menceritakan persahabatan dua hewan yang sudah bersahabat lama, namun mereka terpisah.
Kemudian mereka bertemu lagi saat seorang dokter hewan yang baik hati, menyelamatkan mereka dari pemburu liar yang hendak mengincar. Persahabatan antara gajah dan zebra.
Anak-anak bersorak sorai kegirangan menatap Raina yang sudah menyiapkan boneka tangan gajah dan zebra. Tidak lupa gadis itu menyiapkan pensil dengan hiasan penghapus karakter di atasnya, untuk dibagikan sebagai hadiah para penggemar barunya.
Semalam dia sudah memikirkan segalanya. Rasa sedih dan kecewanya harus dia ubah menjadi sesuatu yang positif.
Ya, dia memutuskan untuk berbuat baik... beramal... membuat orang lain tersenyum, meski mungkin hati kecilnya mengatakan sebaliknya. Tapi otaknya akan terus memberinya aura positif, 'I will be fine. It's gonna be alright."
Mbak Sari, Teh Tika dan Mas Boim bertepuk tangan selesai dia mendongeng. Kemudian mereka membagi-bagikan suvenir dan mempersiapkan anak-anak untuk pemeriksaan kesehatan.
"Keren dongengnya. Kok kayak kisah nyata sih?"
Mbak Sari mencoba menyelidiki dengan rasa ingintahunya yang melebihi ambang kewajaran.
Raina hanya memamerkan deretan giginya yang berbaris rapi. Mencoba mengalihkan pembicaraan meski memorinya diam-diam memikirkan satu nama, Rafa si Zebra.
"Mbak, masak semalam aku kan cuma berdo'a sambil lalu. Enak kali ya, kalau relaksasi sambil dipijat dan creambath. Eh tiba-tiba pagi ini dapat beginian. Ini beneran atau penipuan ya?"
Mbak Sari memegang gift voucher yamg ditunjukkan oleh Raina.
"Seriusan? ya Allah Na, ini tuh Salon muslimah paling kece se-Jakarta Selatan. Tapi biasanya sih setahu mbak, yang dapat voucher ini kebanyakan kaum Sosialita yang biasa perawatan mahal disana. Asli mahal banget lho disana."
"Jadi mungkin hoax kali ya mbak."
"Mungkin lagi ada promo ulangtahun pemiliknya kali. Coba aja ditelpon Dek. Sudah jam 9 pagi. Kayaknya sudah buka."
"Telponin dong Mbak, hehe," Raina membujuk manja.
Mbak Sari yang sejak awal bertemu sudah kompak dengannya, spontan memakai ponselnya untuk menelpon.
"Ooh... Jadi vouchernya difoto, terus dikirim via whatsapp ke nomer ini ya. Hmm... hari ini memang ada bagi-bagi voucher secara acak untuk 50 pejalan kaki yang beruntung ya.
Baik Mbak, terimakasih."Mbak Sari mengacungkan 2 jempol.
"Kayaknya bukan hoax Dek. Terus... Ini bisa berlaku untuk 2 orang. Aku ikutan ya. Please..."
"Besok?"
"Iya besok aja. Kita kan besok dapat tugas belanja ATK. Jam 2 juga sudah selesai."
"Lagian kamu tuh harus dandan maksimal. Fresh from the oven."
"Kok fresh from the oven sih? Gosong dong." Raina tertawa geli dengan Mbak Sari yang suka sok ngInggris.
"Ya apalah gitu. Lusa kan kamu dapat tugas presentasi ke luar. Coba tanya Mas Boim sama Laila, tips presentasi yang oke kayak gimana.
Soalnya kayaknya nih perusahaan sudah berkali-kali menolak kerjasama. Kamu sudah sering presentasi kan Dek? Sudah sering latihan? "
Raina menggeleng.
"Ya latihan kalau lagi dongengin anak-anak sih sering."
Mbak Sari pura-pura menjitak kepala Raina.
"Nah, makanya. Kalau kamu ngga jago presentasi. Gunakan strategi yang lain. Penampilan kudu rapi, wangi, dan itu sebabnya besok kita kudu ke Salon bareng. Okeeeh?"
"Oke, deal."
Mereka berdua tertawa.
"Waaah pagi-pagi pada happy. Bagi-bagi dong berita bahagianya."
Seraut wajah manis dengan kacamata berbingkai ungu muda, menghampiri mereka.
"Saya tadi sudah mengucapkan salam, tapi kalian kayaknya lagi seru banget ngobrolnya."
"Wa'alaikumsalam. Dok Farah, kangen deh sudah lama ngga ketemu." Mbak Sari memeluk akrab wanita di depannya.
"Eh.. Dokter Farah? "
"Lho, ini Raina ya? Subhanallah, cantiknya. Gimana Neng, udah baikan sakitnya?"
Wanita yang tampak dewasa dan memukau ini ternyata adalah dokter yang merawatnya saat sakit di puskesmas.
"Raina sama dokter Farah sudah saling kenal sebelumnya?"
Mbak Sari memandang keheranan.
Keduanya menggangguk.
"Sari lupa mau mengucapkan selamat untuk Dokter. Barakallah ya Dok, semoga proses dan acara pernikahannya berjalan lancar. Kayaknya kalau jauh di Solo, Sari nggak bisa datang Dok.
Minta Pak Fadlan bikin acara ngunduh mantu di Jakarta ya Dok."Jadi... Inikah calon istri Bang Fadlan? Raina menggigit bibirnya hingga sedikit terkelupas.
Dia kemudian pamit pergi dan memilih membantu mencatat tinggi badan dan berat badan anak-anak yang hendak diperiksa pagi itu.
Diam-diam dia memperhatikan dokter Farah yang dengan ramah menyapa satu persatu anak yang hendak diperiksa. Ada anak yang menangis karena takut, tapi kemudian diam setelah dokter Farah menghiburnya.
Wanita yang baik memang untuk laki-laki yang baik. Bang Fadlan dan dr Farah adalah perfect match yang entah kenapa masih meninggalkan kepedihan di dalam hatinya.
Bisikan jahat, enyahlah kau dari hatiku.
💗💟💖
*)Tentamen suicide =Percobaan bunuh diri
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Pure Love
RomansaGajah dan Zebra berteman sejak kecil. mereka terpisah sekian lama. Akankah mereka bertemu kembali? bisa ngga sih, gajah dan zebra saling menyayangi? apakah suatu saat mereka bisa tinggal dalam 1 kandang yang sama? it's about a pure love that can re...