"Kenapa sih Ma? Gak boleh beli mobil? Rumah gak boleh, mobil gak boleh!" Keluhku.
"Buat apa? Udah ada rumah ini. Kamu bisa pake mobilnya Rasyid yang gak kepake!"
"Putra pengin punya barang sendiri Ma, dari dulu, Putra selalu pake barang lungsuran Kak Rasyid terus."
"Nama kamu Shadu yaa! Gak usah sok-sok manggil diri sendiri Putra!!" Seru Mama tegas, kemudian berbalik dan masuk ke kamarnya, meninggalkan makan malam tanpa dihabiskan.
Aku meneruskan makan malam tanpa bersemangat, sampai akhirnya Bi Diah datang untuk membereskan piring bekas Mama.
"Mas Putra... sabar ya Mas!" Ucap Bibi, sepertinya ia mendengar percakapan bersama mama tadi.
"Udah biasa kok, Bi."
"Tadi kalo gak salah Papanya mas Putra telefon, mungkin gara-gara itu mood-nya Ibu berubah."
"Bibi tau Papa ngomong apa?" Tanyaku, dan dijawab dengan gelengan kepala oleh Bi Diah.
"Yaudah Bi, aku masuk kamar, makasih yaa!" Kataku kemudian beranjak dari kasur.
Di dalam kamar, aku memandang foto keluargaku. Diambil beberapa tahun silam saat keluarga ini masih lengkap. Aku, Kak Rasyid, Papa dan Mama.
Rasyid itu selalu jadi anak kesayangannya Mama, dia pintar dalam berbagai bidang, lulus SMA langsung direkrut jadi kadet. Dan sialnya, umurnya tak panjang, ia tak pernah mencapai umur 20 tahun.
Rasyid meninggal karena kecelakaan, mobil yang ditumpanginya bersama Papa ditabrak dari belakang, membuat mobil itu keluar jalur dan ditabrak dari depan oleh truk dari arah berlawanan. Papa selamat, namun Rasyid tidak tertolong.
Mama menyalahkan Papa atas kejadian itu, hingga berani menggugat cerai Papa, dan membuatku tak pernah bertemu dengan Papaku lagi, atas dasar alasan keselamatanku.
Well, tentu saja, saat aku sudah lulus SMA aku diam-diam mencari Papa. Aku anak laki-laki dan aku butuh sosok Papa yang menurutku sangat sayang pada keluarga.
Getaran ponsel di meja membuatku tersadar dari lamunan, kuraih ponsel itu dan membuka.
Chat dari group sahabatku.
Vino:
Gak ada kumpul malem ini?
Gabut asli, taik!!!Rifan:
Sini ke rumah
Kalo kosong langsung masuk aja
Gue mau nganter cewek balik dulu
EhehehehehelDika:
Okeew otw
Yang lama aja Fan
Biar gue sama Jihan bisa pinjem lapakVino:
Bajingan
Taq modal tempatKalya:
Gue hamil tauDika:
Udeh tauVino:
Iya lu lebay, ude tauuKalya:
Ya maksudnya gak ada yang mau jemput apa? Deuh sia!!Malika:
Bisa naik motor Kal?
Gue jemput daahKalya:
Anak gue maunya baik mobil
Vino gak mau jemputVino:
JauhhhhhMe:
Bentar deh Kal
Gue otw nihKalya:
Yesss!! Kayanya gue emang
ngidam Putra deh
Dari tadi mau personal chat
Tapi maluDika:
Lu jangan gitu Kal
Kasian si Puput!Me:
Dihhh?
Otw kamar mandi yaa, abis itu langsung cus
Kalya siap-siap
Gue males nunggu!

KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah yang Sungguh
Aktuelle LiteraturAku pernah berniat singgah, namun ia tak sungguh. - Putra. (Completed)