Akhir pekan tiba.
Aku sudah bilang Mama kalau Sacy mau dateng, Mama pun senang dan katanya akan memasak untuk makan siang bersama Sacy nanti.
"Kamu jemput sana, Sha!"
"Ihh, katanya mau naik ojol ke sini."
"Masa disuruh naik ojol? Jemput laah!"
"Gak nyuruh, emang dia yang mau, Ma."
"Pfffffttt!"
"Yaudah iyaa, Putra jemput."
Sebenernya aku sudah menawarkan diri ke Sacy untuk menjemputnya, biar gak nyasar juga kan, eh tapi katanya dari pada aku bolak-balik ya mending dia aja dateng sendiri. Aku sih merasa itu masuk akal, jadi yaaa di-iyain. Hehehe.
Aku meninggalkan mama, menuju kamar untuk segera berganti baju dan menjemput Sacy, tak lupa bilang ke orangnya kalau aku disuruh Mama jemput dia, biar gak misuh nantinya.
**
Asik menyetir sambil menggoda Sacy yang deg-degan ketemu Mama, ponselku berdering nyaring.
"Bisa tolong angkatin, Sach?" Pintaku,
"Bang Vino yang telefon."
"Iya angkat aja."
"Aku bilang apa?"
"Bilang 'halo' aja hehehe!"
"Bener?"
"Iye, udah itu, kelamaan loh nanti."
Sacy tak menyahut, ia langsung menggeser logo answer di layar dan menerima panggilan tersebut.
"Iya, ini Sacy, Bang."
---
"Oke, oke, nanti aku bilangin."
---
"Iya siap, makasi Bang Vino."
---
"Yoo, kumsalam."
"Kenapa?" Tanyaku saat Sacy meletakkan ponsel di tempat duit receh.
"Katanya Bang Vino udah kirim email, isi data-data orang yang kamu cari."
"Siaap!"
"Kamu kenapa sih nyari-nyari orang begitu?" Tanyanya.
"Aku cuma pengin tau, siapa yang gangguin Mama. Aku gak mau aja, orang yang aku sayang hidupnya gak tenang."
Sacy mengangguk, kemudian ia diam. Tidak melanjutkan obrolan kami sebelum terintrupsi telefon Vino. Ia memandang ke luar. Wajahnya terlihat kalut.
"Kenapa?"
"Gak apa-apa."
"Oke. Bentar lagi sampe, siap?"
"Yaa, siap gak siap."
Aku menghentikan mobil persis di depan rumah, lalu mengajak Sacy masuk ke dalam.
Mama gak ada di ruang tamu, tapi suaranya terdengar dari dapur, jadi aku langsung mengajak Sacy ke sana.
"Ma... Sacy nihh!" Kataku ketika menginjakan kaki di lantai dapur yang dingin.
"Ehhh, maaf-maaf yaa gak kedengeran, lagi goreng soalnya." Ucap Mama lembut, langsung mendekat ke arah Sacy, dan dua wanita ini langsung cipika-cipiki.
"Udah laper belum? Dikit lagi yaa? Tapi itu ada risol, dimakan dulu aja, nanti tante nyusul."
"Iya, tante." Sahut Sacy kalem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah yang Sungguh
General FictionAku pernah berniat singgah, namun ia tak sungguh. - Putra. (Completed)