26. Ohhh

2.6K 427 12
                                        

"Main ke rumah aku, ketemu Mama." Ajakku pada Sacy.

"Waduuuu."

"Kok wadu??"

"Hehehehe, bingung aja." Ucapnya, ya tampangnya pun berubah jadi panik gitu.

"Bingungnya??"

"Kamu cerita apa aja sama Mama?" Tanyanya.

"Yang perlu mama tau aja."

"Mama kamu tahu Sasha?"

"Tau, mama perlu tau lah soal Sasha. Aku pernah liatin foto kalian, Mama gemes sama Sasha, pengin ketemu."

Sacy makin terlihat panik, gak tau kenapa, harusnya itu jadi kabar bagus kan ya?

"Kenapa?"

"Aku bingung."

"Bingung apa?"

"Iyaa, gak gampang buat aku dan Sasha dapet 'penerimaan' keluargaku aja pada nganggep aku sampah, Kak. Sampe Ibu gak pernah diajak ke acara keluarga, dan akhirnya Redi bilang kalau kita gak butuh mereka, kita cuma butuh saling menguatkan. Karena mereka, orang yang ada di lingkaran luar hanya akan menjatuhkan kami, sama seperti mereka menjatuhkan Ibu dulu."

Aku diam. Hidup Sacy sepertinya dari dulu memang tak mudah. Tapi, semoga saja saat ini, saat bersamaku, segala kemudahan menghampiri kami.

"Tenang, kalau Mamaku yang nyebelin abis aja bisa nerima, yang lain pasti bisa. Keluarga Papaku pasti nerima, temen-temenku juga."

"Kak Shad enak yaa!"

"Apa?"

"Gak jadi hehehehe!"

"Apaan dah?" Tanyaku penasaran.

"Engga, nanti disangkanya aku kurang bersyukur sama kehidupan yang aku punya sekarang."

"Apa ihh?"

"Yaa, kak Shad enak. Hidupnya dikeliling orang-orang yang sayang sama kamu."

"Gak yang kaya kamu pikir kok. Aku baru hitungan bulan ini setalah bertahun-tahun hidup, ngerasain gimana punya Mama yang gak membanding-bandingkan, menerima aku apa adanya." Kataku, yeah, semua orang punya masalahnya sendiri, dan memang sih masalahku tak sebesar masalah Sacy.

"Maaf ya,"

"Bukan salah kamu. Jadi gimana? Kapan mau main ke rumah?"

"Weekend aja ya?"

"Kenapa gak sore ini? Balik kerja."

"Waduu!"

"Kenapa wadu lagi?"

"Pake baju kerja banget? Malu aku hehehe, kucel juga kan kalo sore-sore balik kerja tuh, buluk."

"Mana ada." Kataku spontan, asli deh, Sacy tuh gak ada buluk-buluknya sama sekali. Aku malah yang jadi buluk kalo deket dia. Kalo turun dari mobil berdua aja aku suka berasa abis nyetirin majikan.

"Weekend aja ya, boleh gak?"

"Ajak Sasha??"

"Ehh?"

"Eh kenapa??"

"Heheheh, aku dulu deh yang menghadapi mama kamu, nanti baru Sasha."

"Buset daah, berasa Mamaku apaan aja."

"Hehehe, ini kapan kita balik kantor? Udah mau beres istirahatnya." Sacy mengingatkan.

"Bentar, aku nunggu Vino dulu ini, kemana yak itu anak gak dateng-dateng."

Singgah yang SungguhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang