10. Maksi

2.8K 460 14
                                    


And I couldn't look you in the eyes
‘Cause I knew I'd fall a thousand flights again
And I ran ‘cause I knew that I'd lose who I am

***

Siang ini Pak Musa membuka kelas di salah satu ruang rapat kantor, jadi beberapa mahasiswanya yang lain juga ikut kumpul.

"Lanjut di luar aja yuk? Udah jam makan siang nih." Ajak Pak Musa.

"Mau di mana Prof?" Tanya mas Gunawan.

"Rumah makan sunda deket sini aja, yuk! Pake mobil dinas saya aja. Putra kamu ajak Sacy gih, biar dia gak di kantor ngedraf surat mulu, kamu bonceng ya?"

"Ehhh??"

"Gak muat mobil kalau kalian mau ikut juga." Aku langsung melirik ke 3 temanku.

Kayanya muat, kan mobil dinas Pak Musa itu inova, kenapa jadi gak muat?

"Iya, siap Pak." Jawabku, bingung juga soalnya kalo mau bantah, pertama, aku cuma bawahan, kedua, statusku juga sebagai mahasiswa bimbingannya.

"Ketemuan di sana aja ya Put!"

"Oke Pak!"

Aku biarkan Pak Musa dan ketiga temanku keluar terlebih dahulu, setelah itu baru aku berjalan ke ruangan tata usaha, nyari sekertarisnya Pak Musa; Mbak Sacy.

Begitu sampai TU, aku langsung melihat Mbak Sacy, sedang sibuk membereskan kertas yang tercecer di mejanya.

"Mbak Sacy!"

"Eh? Kenapa Mas Shadu?" Ia menoleh, tapi tangannya masih sibuk bekerja. Btw, aku mulai terbiasa dia memanggilku Shadu, padahal aku gak suka nama itu

"Diajak bapak maksi di luar. Yok!"

"Eh? Kan jam istirahat masih 15 menit lagi."

"Yailah."

"Bapaknya mana?"

"Udah jalan duluan, sama mahasiswa yang lain, ini saya disuruh jemput."

"Sebentar ya Mas, ini diberesin dulu, gak enak kalo ninggalin meja berantakan."

"Okeh!" Aku mengangguk, langsung duduk di sofa yang tersedia.

Sekian menit menunggu, Sacy sepertinya sudah siap.

"Ini saya bareng mas Shadu?"

"Iya, naik motor ya? Gak apa, kan?"

"Gak apa kok Mas."

"Yuk!"

Berjalan berbarengan menuju parkiran, kami berdua sama-sama diam. Maklum, aku gak punya topik bahasan buat diobrolin, dan... aku masih suka agak gimana gitu kalo menatap matanya yang bagus itu. Suka jadi gak kontrol gitu.

Sesampainya di rumah makan, kami langsung masuk, menyusul Pak Musa dan yang lainnya, yang sudah duduk lesehan di bilik bambu.

"Ayok pesen, biar makanannya cepet dateng." Titah Pak Musa ketika gue dan Sacy bergabung.

"Iya Pak!" Sahut Sacy kalem.

Sambil makan, kami membahas materi ajar yang belum selesai saat di kantor tadi, tapi konteksnya jadi lebih santai. Pak Musa pengin kita paham, gak cuma hafal text book, jadi untuk penerapan-penerapannya bisa kita mengerti dan kuasai.

Sesekali, aku melirik Sacy yang diam memandang kami semua, ia makan dalam diamnya, anaknya anteng banget deh. Asli.

"Mas? Nanti turunin saya di deket SD 1 ya?" Ucap Sacy diparkiran ketika kami ingin kembali ke kantor.

"Eh? Gak balik ke kantor?"

"Tadi udah izin bapak, mau ke rumah dulu, jadi balik ke kantornya telat."

"Rumahnya deket SD?" Tanyaku

"Iya, SD 1." Aku mengangguk, emang sih daerah sini SD-nya nyebar sampe lima.

"Yaudah, dianter aja, mau ngapain emang?"

"Mau anter makan buat Kakak, lagi sakit."

"Oke! Beli makan di mana?"

"Dia kepingin soto di SD mas, searah."

"Yaudah, caw sekarang aja!"

Sacy mengangguk.

Berboncengan, aku mengarahkan motor ke jalanan yang sudah kuhafal karena dilewati sehari dua kali, 10 kali dalam seminggu.

"Mas Shadu mau masuk atau tunggu aja? Atau mau pulang juga boleh." Tanyanya saat kami sampai di rumah sederhana ber-cat biru pudar.

"Nunggu sini aja." Kataku.

"Maaf ya repotin Mas, sebentar."

Aku mengangguk.

Sacy masuk ke dalam rumah, dan saat pintu ruang tamunya terbuka, aku mendengar suara riuh gembira anak kecil, seolah-olah memang sudah menunggu kehadiran Sacy.

Tak lama, Sacy keluar, ia ditemani perempuan paruh baya yang menggendong balita perempuan yang sangat menggemaskan.

"Da-da Mama!" Seru perempuan ini sambil menggerak-gerakan tangan kecil balita tersebut.

Lha? Udah punya anak rupanya.
Kok ya aku jadi kepo?

****

TBC

Thanks for reading
Dont forget to leave a comment and vote this chapter xoxo

***

Singgah yang SungguhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang