2. Pupus

6.3K 592 32
                                        

Ps:
Kalo baca mending mode pesawat atau matiin data seluler deh. Cerita ini chap-nya pendek-pendek, kesel pasti nanti kalian sm iklan.

*****

Mungkin ini harinya, saat aku harus mengikhlaskan semua perasaan yang terpendam selama 5 tahun ke belakang. Hari ini, saat Kalya Pertiwi, sahabat yang juga cinta matiku, menikah dengan lelaki pilihannya.

Ya, ia memilih lelaki itu, yang mungkin dikenalnya dalam waktu singkat.

Saat ini, di kepalaku sedang riuh, berjuta pertanyaan ingin keluar namun sedang kubungkam dalam-dalam.

Kalya sudah bahagia.

Selalu itu yang kutekankan pada hati dan pikiran ini, agar ia tak mengharap lagi pada sesuatu yang sudah tak bisa diharapkan.

Kalya sudah jadi istri orang.

Tugasku menjaganya dan menyayanginya berakhir. Kini, suaminyalah yang berhak dan wajib menjaga Kalya. Bukan aku yang gak pernah di-notice ini.

"Ngelamun mulu lo! Kesambet tau rasa!" Sebuah tepukan mendarat di bahuku.

"Berisik lo!"

"Keira cakep banget yaa... mennnnn!!"

Aku menoleh, geleng-geleng kepala aja dah ngeliat tingkah sahabatku ini; Vino.

"Deketin laah, sendirian tuh dia kayaknya."

"Lo pikirrrr, dari tadi gue nempel-nempel tembok itu buat tayamum? Atau kospley jadi cicak? Hah? Kaga... deketin doi!!"

"Ohhh!!"

"Ohh ohh ohh!"

Kudiamkan Vino, ia menjauh dariku sesaat untuk mengunjungi gubugan siomay yang tersedia. Tak lama, ia kembali dengan dua porsi.

"Gue gak mau!" Kataku ketika ia mengulurkan satu piring.

"Yeee, sapa juga yang mau ngasih? Minta tolong pegangin bang, mau makan yang atu dulu inih!"

"Ngapain ngambil dua?"

"Isinya cuma 5, dikit, gue laper. Lo liat aja tuh antrian prasmanan udah kaya jalur mudik di pantura. Ogah gue!"

"Heu, terserah."

"Lo tau gak kenapa gue di sini?"

"Karena Kalya nikah."

"Emmm, gak salah sihhh. Ulangi yaaa! Lo tau gak kenapa gue nemenin lo di sini?"

"Kenapa??"

"Jaga-jaga takut lo pingsan. Nohh, di sana si Rifan juga lagi jagain Damar. Kalian bedua nih yaa, temen nikah bukannya seneng malah pada bermuram durja!" Vino menjelaskan sambil menyebutkan nama sahabatku yang lain.

"Jihh? Kenapa pula gue pingsan?"

"Ehh ngehe! Anak bayi baru brojol juga tempe kalo lo sayang banget sama Kalya!"

"Heu!"

"Heu, heu, heu! Lo mau gue combalingin gak? Using person to forget person!"

"Jahat aah!"

"Ciyee, secara gak langsung mengakui."

Aku diam. Harus tahan emang. Punya temen sableng semua. Yaaa, harus gini deh, pasrah.

*****

TBC

Thanks for reading
Dont forget to leave a comment and vote this chapter

Singgah yang SungguhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang