Pagi ini Jeara terbangun dengan teriakan kakaknya, Juan, dari depan pintu kamar yang menyuruh dia untuk segera bangun dan bersiap kuliah karena hari ini Jeara meminta untuk berangkat dengannya. Biasanya memang Jeara akan berangkat dengan Angkasa, pacarnya. Tapi karena Angkasa sibuk mengurus acara seminar, jadi Jeara lebih memilih berangkat bersama Juan, walaupun harus pagi begini karena kakaknya juga ngejar waktu buat bimbingan. Maklum, Juan termasuk salah satu mahasiswa semester akhir yang sangat rajin meminta bimbingan karena dari sekian bimbingan yang dia minta, hanya beberapa kali terealisasi, sisanya harapan palsu belaka.
Dalam empat puluh lima menit, Jeara siap dan keluar dari kamar untuk turun mencari asupan pagi hari. Mama dan Papa seperti biasa, belum pulang dari dinas luar kota. Sementara Juan lagi asik nonton Spongebob di TV sambil makan satu mangkuk Honey Stars punya mereka yang emang sengaja dibeli buat sarapan mereka berdua.
Jean? Nggak ada yang tau. Adik Jeara yang satu itu jarang banget di rumah soalnya dia lebih suka menginap di tempat temannya. Katanya lebih ramai dan lagipula tempat temannya juga dekat dengan sekolahnya. Juan dan Jeara tidak melarang dan hanya menyuruh Jean untuk pulang sesekali.
"Kak, berangkat kapan?" Jeara menyusul Juan di depan TV dengan membawa satu gelas sereal. Memposisikan diri di samping dia sambil fokus menatap layar TV.
"Abisin dulu serealnya, baru berangkat. Nggak keburu kan kamu?" Jeara menggeleng sebagai jawaban dan dengan santai menghabiskan sereal yang tadi dia bikin untuk diri sendiri.
Satu episode Spongebob telah selesai ditonton, bersamaan dengan mereka yang selesai sarapan. Jeara memberikan gelas yang saya pakai pada Juan dan membiarkan dia yang mencuci piring. Mereka berdua memang punya jadwal untuk bersih-bersih tiap minggunya dan kali ini giliran Juan yang melakukan pekerjaan rumah seperti cuci piring.
"Nanti pulang sama kakak apa Angkasa?"
Juan menenteng tasnya dan mengambil kunci mobil, setelah selesai mencuci gelas dan mangkuknya. Menyusul Jeara yang sedang memakai sepatu di depan.
"Sama Angkasa aja, mau sekalian jalan." Jawabnya.
"Ya udah, jangan lupa samperin Jean. Mama kan pulang besok, Jean harus di rumah. Kakak udah kabarin dia tadi."
Jeara hanya mengangguk dan menyusul Juan masuk ke dalam mobilnya. Meninggalkan pekarangan perumahan menuju ke kampus kebanggaan.
--------
Kelas Jeara selesai jam satu dan kelas Angkasa selesai jam dua, katanya ketika dia bertanya tadi. Setidaknya ada jeda satu jam sendiri untuk Jeara menunggu Angkasa selesai kelas dan beberapa menit untuk menunggu Angkasa menuju gedung fakultas Jeara. Tapi karena Jeara malas berkeliaran di gedung Hukum jam segini, jadi dia langsung melenggang pergi menuju gedung FEB yang tidak jauh darisana. Masih satu komplek Bulaksumur. Jalan sedikit pun tidak masalah.
Beruntung di jalan dia bertemu Renan yang menawarkan jasa menemani sampai Angkasa selesai dengan kelasnya. Renan sendiri teman baik Angkasa karena mereka berdua dulu pernah berada di SMA yang sama di Bandung.
Ah bertemu Renan jadi mengingatkan Jeara tentang perasaannya dulu pada pria itu. Renan merupakan cinta pertamanya di bangku perkuliahan, jauh sebelum Jeara mengenal Angkasa. Mereka sendiri bertemu saat PPSMB dulu karena Renan tidak sengaja menjatuhkan dompetnya yang kemudian Jeara temukan dan dia berikan ke kakak panitia saat itu.
Sejak saat itu, Renan menjadi dekat dengan dia. Hampir setiap hari mereka bertemu dan mengobrol tentang berbagai hal. Renan bahkan mengenalkan Jeara pada teman-temannya, termasuk Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
General FictionAngkasa, kamu itu rumah. Tempat untuk aku kembali nanti, jika takdir sudah membaik untuk kita. [COMPLETED]