tigapuluhtiga.

3.5K 562 29
                                    

Liburan Jeara di Bandung sudah dia habiskan dengan rasa senang karena Cakra benar-benar mengajaknya ke berbagai tempat wisata, dari yang pernah dia datangi dengan Angkasa maupun tempat baru yang belum pernah dia ketahui. Dia sangat berterimakasih pada Kania karena telah rela meminjamkan kekasihnya untuk dia bawa jalan-jalan, sebagai pengganti Angkasa.

Hari ini sudah waktunya Jeara pulang. Kembali ke tempat dimana dia harus menghabiskan sisa waktu liburannya. Jean sudah menyuruhnya untuk cepat pulang karena kangen katanya, Aham juga sama. Mau ketemu karena dia sudah lama tidak melihatnya.

Setelah sedikit drama pamit pulang dan berjam-jam perjalanan dengan kereta karena Jeara rasa inginnya naik kereta, akhirnya gadis itu sampai di kota tujuan. Kembali menyapa hiruk pikuk Stasiun Yogyakarta pintu selatan. Dari orang-orang yang menunggu kereta selanjutnya hingga para pedagang yang menawarkan setiap barang dagangannya, berharap ada yang melirik dan berakhir membeli.

Jeara menarik napas panjang, tersenyum memandangi langit gelap Yogyakarta yang masih saja ramai orang berlalu-lalang. Matanya berkelakar mencari keberadaan Juan yang katanya sudah datang menunggu sejak tiga puluh menit yang lalu. Meski hingga saat ini tidak kunjung menjawab pesan.

Dicobanya panggilan terakhir pada Juan, kalau tidak dijawab juga maka Jeara berniat pulang dengan taksi atau ojek online saja.

"Halo?"

Jeara tersenyum lega.

"Kak, dimana?"

"Belakang kamu."

Jeara berbalik, bertemu dengan Juan yang sedari tadi dia cari.

"Kak, ih! Kemana aja?!" Ujar Jeara.

Juan tertawa, berjalan mendekat dan merangkul adik kesayangannya itu. "Enak liburannya? Paris sama Bandung nih harusnya enak banget?"

Jeara tersenyum, "Iya lah! Salah sendiri nggak mau ikut kemarin."

"Ya kalau kakak ikut, adik kamu si Jean itu gimana?"

Jeara dan Juan melanjutkan obrolan mereka ketika sudah mulai pergi meninggalkan keramaian Stasiun Yogyakarta malam itu. Jalanan juga lumayan ramai, mungkin karena mereka masih ada di kawasan Malioboro. Tangan Jeara terulur ke arah radio dan menyalakannya. Mencari siaran yang biasa dia dengar karena ini adalah segmen favoritnya.

"Selamat malam semuanya, kembali lagi bersama DJ Ren dan DJ Asa disini menemani malam jumat kalian semua."

Jeara tersenyum, sementara Juan hanya terkekeh pelan melihat adiknya.

"Udah balikan ya?" Tanya Juan.

"Belum." Jawab Jeara.

"Belum artinya baru mau?" Juan tersenyum jahil.

"Iya mungkin?" Balas Jeara. "Tapi ntar dulu deh. Aku mau ngabisin waktu sama Kak Juan dulu, sama Jean juga hehe baru habis itu ketemu Angkasa."

"Ya ya terserah kamu aja, tapi Jean skip ya? Dia besok mau jalan sendiri katanya. Jadi kamu sama kakak aja berdua kemana-mana." Kata Juan.

"Mau pacaran ya itu? Jalan sendiri apa jalan sama si siapa itu namanya?" Katanya. Juan mengangkat bahunya tanda tidak tau.

Mereka berdua kembali dalam keheningan karena Jeara yang terlalu fokus mendengarkan siaran Renan dan Angkasa sementara Juan fokus pada jalanan yang cukup ramai di depannya. Sampai ketika ponsel Juan tiba-tiba berbunyi dan mengharuskan mereka berdua mengubah destinasi karena Jean tiba-tiba menelepon dari rumah Aham.

"Abaaanggg, tolong kesini dongggg."

Entah apa yang terjadi pada si bungsu malam itu, yang jelas Juan dan Jeara sama khawatirnya. Terlebih ketika mendengar suara Jean yang terdegar melas di seberang sana.

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang