Chapter 4

1.9K 151 5
                                    

Jisoo berjalan menaiki tangga menuju atap gedung kampusnya, entah mengapa langkah kakinya mengarahkanya kesana.

senyuman terukir dibibirnya saat melihat pemandangan yang cukup indah, bahkan ia bisa melihat namsan tower yang menjadi icon Korea selatan dari jauh.

"ternyata tidak hanya aku saja yang suka kesini"

suara berat yang tidak asing itu mengalihkan pandangannya, "Kim Doyoung? kau disini juga?"

"aku jadi bingung, sebenarnya kau menguntitku atau memang kita tidak sengaja bertemu?"ucap Doyoung yang terduduk tak jauh darinya. namja itu pun membangkitkan dirinya menghampiri Jisoo.

"sedang apa noona disini?"

"entahlah, aku hanya ingin kesini. dan aku rasa tempat ini tidak buruk juga"

Doyoung pun mengangguk dan ikut menatapi kota Seoul, "aku melihat Jennie menangis kemarin di ruang musik"ucap namja itu.

"jadi kau menyalahkan aku karena hal itu??"tanya Jisoo agak kesal, "aku bahkan tidak menyebut namamu dari tadi, aku hanya mengatakan hal itu.."

Jisoo hanya terdiam tidak menjawab, sejujurnya disisi lain ia merindukan Jennie hanya saja kegengsian dan keegoisannya menguasainya.

"kau tau, aku dulu pernah berada diposisimu. posisi dimana aku harus memilih untuk tetap memiliki orang yang aku cintai atau melepaskannya bersama orang lain. tapi bedanya aku memilih untuk melepaskannya dan kau memilih untuk mempertahankannya"ucap Doyoung, Jisoo terdiam dan menatap namja itu bingung, Doyoung hanya tersenyum tipis mengingat masa lalunya.

"kau mungkin berfikir kalau aku sok dewasa padahal aku lebih mudah darimu dan aku tidak pantas untuk menasehatimu. aku hanya ingin membantumu karena aku tau kalau kau sebenarnya merindukan Jennie. kau hanya masih dikuasai emosi"ucap Doyoung.

"aku pergi dulu, aku masih ada kelas"ucap Doyoung lalu mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Jisoo sendirian yang masih termenung memikirkan ucapan Doyoung.

~

kini Jisoo menemani Taeyong berkeliling didalam mall sembari menghabiskan malam minggu bersama.

"apa tidak apa-apa kita pergi bersama seperti ini? apa Jennie tidak marah?"singgung Jisoo,

"beruntunglah dia bukan yeoja yang manja, dan suka mengengkang"ucap Taeyong santai sambil merangkul yeojachingunya itu.

"dia sudah mengetahui hubungan kita?"

"dia melihat kita saat di kantin"

ingatan Taeyong pun kembali kepada saat malam itu, dimana Jennie menanyainya tentang hubungannya dengan Jisoo.

"jadi benar, kau masih memiliki hubungan dengan Jisoo eonnie?"

"wae? kau cemburu?"

"tapi.."

"ingat, pernikahan ini hanya bertahan selama 1 tahun. setelah itu, kita akan bercerai dan aku akan menikahinya, okay?"

Jennie menghela nafas berat, "okay.."

"sudahlah jangan pikirkan dia, sekarang kajja kita cari makan, aku laparr"ucap Taeyong manja pada Jisoo, "aigoo.. arrasseo. arrasseo.. kau mau makan apa, sayang??"tanya Jisoo seperti seorang ibu yang menuruti anaknya.

"apa saja, asalkan kau juga suka"

Jisoo terkekeh pelan melihat sikap namjachingunya yang manja itu, Taeyong memang suka bersikap manja padanya.

~

disisi lain terlihat Jennie yang terduduk dipojokan kamarnya sambil melamun. perjodohan ini benar-benar membuatnya benar-benar stress.

"harabeoji.. apa yang harus aku lakukan?"gumam yeoja itu sambil memeluk kedua kakinya dan menenggelamkan wajahnya disana.

Ia bingung, disisi lain ia ingin sekali melepaskan Taeyong dan menghentikan semua ini.

tapi ia juga tidak bisa melanggar permintaan harabeojinya sebelum meninggal dan melihat abeojinya stress karena sahamnya yang merosot terus menerus.

Jennie benar-benar dirundungi rasa kebingungan, yeoja itu hanya bisa termenung sepanjang hari.

tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan terlihat seorang namja menghampirinya sambil menatapnya dingin.

hela nafas berat pun keluar dari mulut namja itu. "Taeyong oppa? kau..kau sudah pulang...aku sudah menyiapkanmu air hangat untuk mandimu dan makan malam kalau kau lapar.." ucap Jennie sambil membangkitkan dirinya.

"Hmm.."

Jawab Taeyong dengan gumaman yang masih bisa didengar oleh Jennie sebelum namja itu berbalik keluar kamar. Jennie hanya bisa tersenyum tipis, sikap dingin Taeyong bukanlah hal yang baru untuknya.

~

pagi hari tiba dan terlihat Lisa yang ikut mengantarkan Ten ke bandara.

"jagalah dirimu baik-baik selagi aku tidak ada, eoh? jangan berbuat aneh-aneh"ucap Ten sambil mengacak rambut Lisa yang kini memeluknya sambil mendongakkan kepalanya menatap namja itu.

"arrasseo, cepatlah kembali"ucap Lisa manja.

Ten hanya bisa tersenyum dan mengacak-acak rambut yeoja itu sebelum berjalan memasuki pesawatnya.

Lisa pun tersenyum tipis menatapi punggung namja itu sebelum pergi dari tempat itu mencari taxi.

"Lalisa Manoban?"

Lisa terkejut saat seorang namja yang tak asing baginya muncul dihadapannya,

"Bambam"

For Love [ ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang