Chapter 31

1.4K 95 0
                                        

Suasana pagi hari kembali menyelimuti kota New York,
Chaeyoung terlihat masih tertidur dengan nyenyak didekapan Jaehyun yang mendekapnya dengan erat dari belakang setelah kelelahan karena Jaehyun mengajaknya jalan-jalan sebentar setelah dinner disuatu restorant mewah.

Chaeyoung itu terlihat sangat nyaman didekapan Jaehyun,yeoja itu bahkan menggenggam tangan Jaehyun.
Jaehyun mulai terbangun dan sedikit mengangkat tubuhnya untuk melihat Chaeyoung, namja itu tersenyum tipis saat melihat yeoja itu yang tertidur dengan sangat pulas dan nyenyak.

"eungghh..."Chaeyoung menggeliat kecil, Jaehyun pun terkekeh pelan melihat wajah yeoja itu yang sangat cute baginya.

"good morning babe.."sapa Jaehyun sembari mengecup bibir Chaeyoung berkali-kali dan membuat Chaeyoung terkekeh pelan."Jay..hm..eh..stop itt."kata Chaeyoung yang berusaha menghindari kecupan Jaehyun.

Jaehyun pun berhenti dan terkekeh pelan, "eunghh..bogoshipeo..."kata Jaehyun sambil merengkuh tubuh Chaeyoung.

Chaeyoung hanya terkekeh pelan dan membalas pelukan Jaehyun.
"aigoo.. Aku bahkan bersamamu 3 hari terakhir ini, bae..."ucap Chaeyoung sambil terkekeh pelan

"chakkaman, aku masih ngantuk.."kata Chaeyoung mengeratkan pelukannya dan menyendenkan kepalanya didada bidang namja itu sembari memejamkan matanya.

Jaehyun hanya tertawa kecil menanggapi perlakuan yeoja itu. "Hey, mandilah.. Kita harus segera bersiap-siap. Nanti sore kita sudah harus dibandara"
"Tidak terasa, semua ini berjalan dengan cepat. Aku bahkan merasa baru bertemu denganmu kemarin.."

Jaehyun tersenyum lalu menatap yeoja itu lembut, "hey, kita masih bisa menghabiskan waktu di Korea. Aku akan tinggal disana selama 5 hari sebelum meeting di Jepang sebentar dan kembali kesini"

Chaeyoung pun mendongakkan kepalanya menatap tunangannya itu "promise me that you will spend your time with me when we are in Korea"

Jaehyun terkekeh pelan sebelum mengecup pelan bibir yeoja itu.
"You got my words, honey"

"Good! Keep your promise, Mr.Jung"

~

"Wow, bahkan sampai sekarang pun kau masih suka pergi kesini ya"

Suara itu berhasil mengalihkan perhatian Doyoung yang kini terduduk dilantai sambil menatapi langit siang kota Seoul di siang hari.

Jisoo berjalan menghampirinya dan duduk disebelahnya. "Makanlah.."ucap yeoja itu sambil memberi sebuah kimbap segitiga pada Doyoung serta sekaleng softdrink yang ia beli.

"Gomawo, noona.."ucap Doyoung sambil menerimanya lalu memakannya begitu pula Jisoo, yeoja itu pun mulai memakan kimbapnya sembari menyandarkan kepalanya di lengan Doyoung.

"Aku penasaran, kenapa kau suka sekali kesini?"

Doyoung terkekeh pelan mendengar pertanyaan Jisoo. "Entahlah, disini sangat tenang dan aku bisa berfikir jernih disini.."

"Memang apa yang kau pikirkan?"

"Hmm...kalau dulu, aku selalu berfikir tentangmu. Tentang apakah aku akan merelakanmu dengan Taeyong hyung sama seperti aku merelakan Sejeong untuk Eunwoo, atau mempertahankan perasaanku untukmu.. Tapi sekarang, aku hanya menjadikan tempat ini untuk merilekskan pikiranku"ucap Doyoung.

Jisoo tersenyum tipis "dan sekarang aku adalah milikmu.."

"Kau benar, dan aku sangat bersyukur soal itu"

Doyoung pun merangkul yeoja itu dan menatapnya lembut "wae?"

"Kau membuatku lebih dewasa, Dan aku lebih suka namja yang lebih dewasa dariku. Menurutku, itu berarti ia bisa menuntunku untuk menjadi seseorang yang lebih baik."ucap Jisoo sambil tersenyum.

"Aigoo.. Manisnya yeojachinguku ini"ucap Doyoung gemas. "Jadi, kau menyukaiku karena aku yang terlihat dewasa??"

"Ne, waeyo??"

"Arrasseo, kalau begitu aku akan menjadi kekanak-kanakan mulai saat ini"ucap Doyoung yang membuat Jisoo menatapnya tajam seketika dan mencubit pinggang namja itu.

"Akh!..hahahaha, I'm just kidding noona"

Jisoo tidak menghiraukan perkataan Doyoung dan tetap mencubit tubuh Doyoung, hingga pada akhirnya Doyoung menahan dan menarik yeoja itu kepelukannya.

"Aigoo.. Arrasseo, aku hanya bercanda noonaa"ucap Doyoung sambil menaruh dagunya diatas puncak kepala Jisoo.

Jisoo pun menghentikan aksinya dan membalaskan pelukan Doyoung.

"Aku jadi merindukan Sejeong"pancing Doyoung yang seketika membuat Jisoo memberontak dalam pelukannya dan memukul-mukul dada bidang namja itu.

Doyoung tertawa dan menahan tubuh Jisoo yang kini menatapnya kesal.

"Pacari saja dia!"

Melihat Jisoo yang cemberut membuat Doyoung terkekeh pelan dan memgecup pipi yeoja itu.

"Jangan marah, eoh? Aku hanya bercanda"ucap Doyoung mendekap yeojanya itu lagi. Jisoo tidak menjawab dan tetap diam didalam pelukan Doyoung.

"Arrasseo, sebagai gantinya karena aku  membuatmu kesal. Setelah pulang nanti, aku akan mentraktirmu ice cream, eotthae?"

Jisoo seketika tersenyum sambil mendongakkan kepalanya menatap Doyoung. "Jinjja?"

Doyoung hanya tersenyum dan mengangguk kecil. Senyuman Jisoo pun melebar.

"Arrasseo! Aku kekelas dulu, eoh?"pamit Jisoo sambil membangkitkan tubuhnya dan mengambil tas dan buku-bukunya.

"I'll call you later!"

"Okay"

~

Kini terlihat Taeyong yang berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya.

"Lee Taeyong!"

Suara itu berhasil menghentikan langkah namja itu dan menoleh kearah suara itu. Terlihat Jisoo yang berjalan menghampirinya.

"Bagaimana kabar adik sepupuku?"tanya Jisoo yang berjalan disebelah namja itu.

"Baik, dia sangat ceria"ucap Taeyong sambil tersenyum. "Kau sendiri? Doyoung tidak menyakitimu, kan?"

"Dia adalah namja baik"ucap Jisoo.

"Bahagiakan Jennie untukku, eoh? Aku bisa melihat kalau ia sangat mencintaimu bahkan lebih besar dari dulu yang kuberikan padamu.."ucap Jisoo.

Taeyong mengangguk kecil sambil tersenyum " gomawo Jisoo-ya, kau juga harus bahagia dengan Doyoung. Kalau dia menyakitimu bilang padaku, eoh? Aku akan menghajarnya"

Jisoo hanya tertawa menanggapi namja itu yang kini ikut terkekeh pelan disebelahnya.

sungguh, meskipun Jisoo menyadari kalau pada akhirnya hubungannya dan Taeyong memang tidak berakhir seperti yang ia inginkan tapi setidaknya yeoja itu lega karena Taeyong bisa mendapatkan kebahagiaan yang namja itu inginkan meskipun tidak bersamanya, melainkan dengan Jennie, sepupunya itu dan dirinya yang juga sudah bahagia dengan Doyoung.

Dirinya menyadari kalau memang keduanya bertemu bukan untuk ditakdirkan bersama, melainkan saling menjaga sebagai seorang sahabat. dan ia lega tentang itu.

For Love [ ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang