Chapter 17

1.5K 131 1
                                        

Taeyong terlihat berjalan menunyusuri sebuah taman sembari menggandeng Jennie yang sedang menggendong Kuma.

"sudahlah biarlah dia bermain disini"ucap Taeyong. Jennie pun menurunkan Kuma dan memegang talinya itu.

Taeyong hanya tersenyum melihat Kuma, "oppa, apa kau tau kalau Jaehyun akan ke New York?"

"ne, dia bercerita tentang itu kemarin padaku..apa dia bercerita padamu juga??"tanya Taeyong, "ne, dia juga bilang padaku kalau dia sudah menyerah dengan Chaeyoung"ucap Jennie sedih.

"dia juga cerita itu padaku, aku tidak menyangka Chaeyoung akan seperti itu, dia lebih mempercayai Junhoe daripada Jaehyun"ucap Taeyong, "kau mengenal Junhoe?"tanya Jennie.

"aku tidak dekat dengannya tapi aku tau soal taruhan itu, Hanbin bercerita padaku"ucap Taeyong.

"Kim Hanbin?"

"ne, dia bilang Junhoe menyetujui taruhan itu. dia harus memacari 7 yeoja yang dipilih oleh teman-temannya itu dan kalau ia berhasil, ia akan mendapatkan lebih dari 1 juta won"ucap Taeyong.

"nde?!"

"iya, dan Chaeyoung adalah salah satu dari 7 yeoja itu.."

Jennie tertunduk, ia sangat khawatir dengan Chaeyoung mengingat yeoja itu adalah sahabatnya. Taeyong yang menyadarinya pun menarik yeoja itu kedalam rangkulannya dan membiarkannya bersandar di pundaknya.

"tapi aku akui Jaehyun adalah namja yang hebat, aku tidak pernah melihat namja yang sesabar dia menunggu Chaeyoung yang tidak pernah melihatnya"ucap Jennie, "aku yakin Chaeyoung sangat beruntung memiliki namja seperti itu"

Taeyong hanya menatapi Jennie yang sedang bercerita seperti itu, sampai tanpa mereka sadari tatapan mereka bertemu. Jennie terdiam membeku saat Taeyong menatapnya dalam dan lembut, membuatnya terkunci dalam tatapan lekat itu.

Taeyong tersenyum tipis lalu mendorong tengkuk Jennie menyatukan kedua bibir mereka dan membuat Jennie terdiam membeku dalam ciuman itu, ciuman yang dalam dan lembut baginya.

Taeyong melumat bibir yeoja itu dengan sangat lembut dan sangat berbeda dengan kecupan dingin yang ia berikan saat di hari pernikahan mereka dulu.

"o.oppa.."

"wae??"tanya namja itu lembut tanpa memutus jarak diantara mereka. Jennie bisa merasakan wajahnya yang sangat panas, Taeyong pun menarik yeoja itu dalam pelukannya.

"jangan membahasnya seperti itu, aku cemburu kau tau... kau terlalu membesar-besarkannya"ucap namja itu cemberut dan menenggelamkan wajahnya didalam pundak Jennie.

Jennie hanya bisa terdiam, ia bisa merasakan matanya yang mulai panas. tangannya ia angkat membalas pelukan Taeyong dan menyembunyikan wajahnya pundak namja itu.

"eoh? kau menangis? waeyo??"

Taeyong panik seketika saat ia bisa merasakan tubuh Jennie yang bergetar dan isakan dari bibir yeoja itu. Jennie pun mengeratkan pelukannya. "hanya untuk saat ini, biarkan aku memelukmu.. kumohon..aku sangat ingin berada dipelukanmu seperti ini"ucap yeoja itu dengan parau.

Taeyong pun mengeratkan pelukannya dan mengusap lembut punggung yeoja itu sesekali ia mengecup pundak yeoja itu "arrasseo.."

sekali lagi, Jisoo terlihat menguntit disana. dan mereka tidak menyadari keberadaan yeoja itu sama sekali. bagaimana tidak, Jisoo terlihat menggunakan baju serba hitam sehingga tidak ada yang melihatnya.

kerut wajah yeoja itu menandakan kalau dirinya benar-benar marah saat ini "aku memang harus memberimu pelajaran Kim Jennie.."

~

For Love [ ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang