jam sudah menunjukkan jam 11 malam tapi Jennie masih saja tetap terjaga.
Dilangkahkannya kaki yeoja menuju dapur dan meneguk segelas air mineral lalu berjalan menuju balkon dan menatapi langit kota Seoul yang indah di malam hari itu sambil tersenyum.tiba-tiba sebuah tangan memeluk pinggang kecilnya itu dari belakang dengan erat.
"kau belum tidur??"
Senyuman terukir dibibir Jennie mendengar suara berat yang manja itu, siapa lagi kalau bukan Taeyong, pemilik suara itu.
Namja itu menaruh kepalanya dipundak yeoja itu dengan sangat manja sembari memejamkan matanya, menikmati waktu berdua dengan yeoja itu.
Kalau boleh jujur, yeoja itu sangat gugup saat ini.
"aku..aku tidak bisa tidur.."
"Wae?kau memikirkan sesuatu??"
Jennie hanya tersenyum tipis lalu menunduk memainkan jarinya.
"Aku hanya merasa sangat-sangat bahagia saat ini, aku bisa memilikimu... Jujur, aku sangat takut saat kau bilang kalau pernikahan ini hanya bertahan 1 tahun.. Aku tau aku egois karena aku sangat ingin memilikimu disaat kau bersama Jisoo eonnie.. Tapi, aku tidak tau, aku sangat takut kehilanganmu, oppa.."ucap Jennie.
Taeyong pun membalik tubuh yeoja itu dan menangkup pipi chubby yeoja itu sembari menatapnya lembut.
"Hey, aku juga sangat tidak ingin melepaskanmu, sayang..dan perceraian itu tidak akan pernah terjadi, okay? Aku milikmu dan kau milikku, selamanya. Aku tidak akan pernah melepaskanmu, apapun yang akan terjadi..dan kau tidak egois karena menginginkanku untuk menjadi milikmu, justru aku yang bersyukur karena kau tidak pernah melepaskan aku.."ucap Taeyong.
Jennie tersenyum dan mengusap pipi namja itu. "Aku tidak akan melepaskanmu.."
Taeyong hanya tersenyum mendengarkan yeoja itu sebelum memeluk yeoja itu manja. "Hmmm..aku ngantuk"ucap Taeyong dengan manja yang membuat yeoja itu terkekeh pelan.
"Tidurlah"
"Shireo, aku tidak mau tidur sendirian"ucap namja itu lagi, "aigoo.. Arrasseo, kajja kita tidur"ucap yeoja itu yang langsung disambut senyuman oleh Taeyong
~
Chaeyoung terduduk diatas ranjangnya dengan lemas, pandangannya tertuju pada layar Handphonenya menatapi ruang chatnya.
Ia sudah berkali-kali menelfon dan mengirimkan pesan Jaehyun. namun, namja itu tidak menjawabnya.
Dipejamkannya matanya sembari menyendenkan dirinya di dinding, ia sangat putus asa saat ini.
Apa Jaehyun sudah memutus semua kontak dengannya? Sebesar itukah kekecewaan Jaehyun padanya? Namja itu benar-benar melupakannya?
Pertanyaan-pertanyaan itu timbul dipikirannya hingga terlintas dibenaknya perkataan namja itu.
"Sekarang terserah kau saja, aku tidak akan pernah mengganggumu lagi"
Ia bahkan mengingat jelas saat ia membentak namja itu dan menyakitinya. Ia bahkan berani menampar namja itu yang memiliki maksud baik padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
For Love [ ✓]
Fanfiction[ 𝘽𝘼𝙃𝘼𝙎𝘼 ] ❛𝑨𝒕 𝒇𝒊𝒓𝒔𝒕, 𝑰 𝒕𝒉𝒐𝒖𝒈𝒉𝒕 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒘𝒂𝒔 𝒂 𝒕𝒊𝒎𝒆 𝒘𝒉𝒆𝒓𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒓𝒆𝒕𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒐𝒏𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒔𝒉𝒆 𝒄𝒂𝒎𝒆 𝒂𝒏𝒅 𝒕𝒂𝒖𝒈𝒉𝒕 𝒎𝒆 𝒘𝒉𝒂𝒕 𝒕𝒓𝒖𝒆 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒊𝒔❜ 「𝘀𝘁𝗮𝗿𝘁; 𝗔𝗴𝘂𝘀...