part 22

4.9K 297 40
                                    

◽️◽️◽️Happy Reading◽️◽️◽️

.

.

.

****
Sesampainya di rumah, Namjoon langsung disambut tangisan sang ibu.

"Namjoon, ayahmu ...."

"Ayah kenapa?"

"Ayahmu di rumah sakit sekarang," ujar Hyemi sambil menangis.

"Kukira ada apa,"

Namjoon sebetulnya tidak terlalu peduli akan hal itu, tetapi karena sang ibu yang begitu panik dan memohon pada Namjoon untuk segera menemaninya ke rumah sakit itu pun tidak punya pilihan lain.

Tuan Kim sendiri rupanya harus di rawat karena kesehatannya yang semakin memburuk karena beberapa penyakit yang dideritanya selama ini. Sementara di rumah sakit juga ada Hana yakni ibu Seokjin dan Seokjin sendiri yang sudah lebih dulu sampai.

Mereka semua tidak terlalu dekat, hingga tak heran jika semuanya saling canggung selama di rumah sakit menunggu tuan Kim tersadar.

"Gula darah Tuan Kim naik, tekanan darah tingginya juga diatas normal, saya harus memeriksakan kesehatan syarafnya lebih lanjut karena tuan Kim tadi mengeluhkan tidak bisa menggerakkan beberapa bagian tubuhnya, mengingat tuan Kim juga punya gagal ginjal," pungkas seorang dokter.

"Berapa waktu yang ia butuhkan untuk hidup?" tanya nyonya Hana.

Semua orang tentu saja begitu terkejut dengan pertanyaan aneh yang dilontarkan nyonya Hana.

"Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk membuat tuan Kim pulih kembali," balas sang dokter.

Dokter itu pun memberi hormat dan langsung pergi meninggalkan ruangan. Nyonya Hana langsung melirik sinis arah Hyemi sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Kalau sampai ada apa-apa pada suamiku, maka kau adalah orang yang harus bertanggung jawab akan hal itu," pungkasnya.

"Kenapa? Kenapa kau menyalahkan ibuku?"

"Karena ibumulah yang bertanggung jawab atas makanan yang dimakan dia,"

"Aku akan bertanggung jawab," ujar nyonya Hyemi tanpa ragu.

"Bu,"

"Sial sekali hidup suamiku, semenjak dia memperistri wanita sepertimu, dia harus hidup menderita, kau memang pembawa sial," sindir nyonya Hana.

"Ibuku bukan pembawa sial! Jaga ucapanmu!"

Nyonya Hana pun tersenyum membalas tatapan culas Namjoon padanya. "Lihatlah anakmu, mendidiknya agar sopan pada orang yang lebih tua saja tidak becus! Menyedihkan sekali kau ini, rela mempertaruhkan harga diri demi harta," lanjutnya.

"Bu, hentikan! Ayo pergi!" lerai Kim Seokjin yang juga terlihat kurang nyaman berada satu ruangan dengan Namjoon atas banyaknya permasalahan antara keduanya.

Disaat mereka sedang cek-cok, bahkan tidak ada yang sadar jika tuan Kim telah sadar dan mendengar semua pertengkaran dan ketidak harmonisan keluarganya. "Hentikan! Aku ingin suasana tenang," ungkap tuan Kim dengan nada lirih.

Nyonya Hana pun segera bergegas menghampiri tuan Kim dengan raut wajah bahagia. "Sayang, aku benar-benar khawatir," ungkap nyonya Hana sambil mengecup punggung tangan suaminya.

"Hyemi, kemarilah!" perintah tuan Kim yang melihat istri keduanya hanya berdiri diam sambil menitikan air matanya.

"Kalian semua keluar! Bisakah kita saling bergantian?"

LOVE - [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang