◽️◽️◽️Happy Reading ◽️◽️◽️
.
.
.
****
Namjoon segera dibawa ke ruang darurat. Keadaannya sudah tidak sadarkan diri karena banyaknya darah yang ia keluarkan.
Sementara Yona di dalam kamar masih terduduk lemas dengan kepala yang terus menunduk. Air matanya terus mengalir, isak tangisnya sudah tak lagi di dengar. Ia benar-benar telah merasa frustasi sekarang, terlebih setelah sadar akan apa yang ia lakukan tadi. Yona menatap darah Namjoon di tangannya, tak kuasa hatinya menahan sakit itu.
"Mengapa harus Namjoon?" lirihnya.
Bayangan masa lalu pun kembali teringat.
Saat itu, Yona barusaja pulang dari sekolah karate malam hari. Di tengah perjalanan ia dikejutkan dengan sosok wanita yang ditendang keluar dari mobil dengan hanya mengenakan bra dan tanpa celana dalam, disusul kemeja dan beberapa barangnya yang dilempar keluar.
Di tengah rasa bingungnya, Yona sadar bahwa wanita tersebut adalah kakaknya Yana dalam keadaan wajah terluka.
Setelah itu Yona melihat seorang tangan pria menutup pintu mobil, dan mobil tersebut memiliki plat N4MJ00N berwarna biru. Tak lama setelah mengeluarkan kakaknya Yana secara paksa, mobil itu pun pergi meninggalkan Yana di pinggir jalan yang sedang menangis.
"Kakak!" teriak Yona.
Yana terlihat hanya menangis, menunduk menahan malu.
"Kak Yana siapa yang telah melakukan ini padamu?"
Yana tersenyum sambil menggeleng. "Tidak ada, kau tidak perlu khawatir," ungkap Yana sambil membelai pipi sang adik.
Yona pun segera membantu sang kakak mengenakan pakaian seadanya dan membawanya pulang.
Meski tidak tahu apapun, Yona sadar jika barusaja terjadi hal yang buruk pada sang kakak. Yana terus menangis di kamarnya sepanjang malam dan mengunci pintu kamarnya berhari-hari.
"Kak, aku mau berangkat sekolah," ajar Yona sambil mengetuk pintu sang kakak. Namun, Yana yang tengah tertekan itu malah mengamuk di dalam kamar dan membanting barang-barang di kamarnya.
Yona tidak pernah mendapat jawaban atas apa yang terjadi pada kakaknya. Namun, beberapa bulan setelahnya tepatnya sesaat sebelum kakaknya bunuh diri, Yona menemukan alat tes kehamilan di meja sang kakak yang menunjukkan positive.
Hal itu semakin memperkuat dugaan Yona jika Yana telah diperkosa malam itu.
Yona tak bisa menyembunyikan kehancuran hatinya saat satu jam setelahnya ia mendapati telpon rumahnya berbunyi.
"Halo,"
"Apakah ini rumah dari Kim Yana,"
"Iya,"
"Telah terjadi insiden bunuh diri, kami hanya ingin memberitahu keluarganya," ujar seorang polisi.
Yona tak bisa menahan rasa sedihnya. Ia tiba-tiba hanya bisa merasakan kakinya lemas, dan pingsan untuk beberapa saat. Yona dilarang kepolisian untuk melihat jasad sang kakak karena keadaan tubuhnya yang hancur dan remuk tak berbentuk. Keadaan yang sangat mengenaskan untuk dilihat dan tentu bisa menimbulkan trauma untuk siapa pun.
Ujian akhir SMA telah selesai.
Belum sempat memberitahu sang kakak jika ia telah lulus SMA dan mendapat peringkat pertama umum, Yona harus merayakan kelulusannya di depan peti mati sang kakak.
![](https://img.wattpad.com/cover/192558552-288-k719530.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE - [TAMAT]
FanfictionPreview ______________________________ Ketika ia takut jatuh cinta karena rasa bersalahnya dimasa lalu. Semua berubah ketika rasa itu muncul. Karena semua yang ditutupi suatu saat pasti akan terbongkar juga. Kau tidak bisa lari dari kenyataan. ~Kim...