◽️◽️◽️Happy Reading◽️◽️◽️
.
.
.
****
Seperti biasa, Yona bekerja sangat baik di lokasi syuting. Sutradara Hoseok sangat mempercayainya untuk membantu pekerjaan dilokasi syuting. Di lokasi syuting, Kim Seokjin terus memperhatikan Yona, penampilan gadis itu juga telah jauh berbeda dari biasanya."Yona,"
"Nee Hoseok-nim,"
"Duduklah sebentar," pinta sutradara Hoseok kala break syuting siang itu. "Rencananya aku akan membuat drama baru, dan kupikir kau bisa memerankan tokoh utamanya disana,"
"Aku? Tapi aku 'kan bukan aktris,"
"Iya aku tahu, pagi pula ini drama kecil kok, dan pendukung iklannya juga sangat minim, akan tetapi aku ingin membuat drama terakhir diakhir tahun sebelum hiatus beberapa tahun kedepan,"
"Kenapa begitu?"
"Persaingan sekarang semakin ketat, aku tidak pernah mendapat reting drama yang bagus, tidak balik modal," lanjut sutradara Hoseok sambil tersenyum.
"Owh,"
"Drama yang sekarang tayang pun, hanya punya reting standar, tidak jelek dan tidak bagus," ungkap sutradara Hoseok sambil meneguk teh buatan Yona. "Ini syuting pertamamu, maka ber-actinglah dengan baik," sambung Hoseok sambil menepuk pundak Yona.
"Tapi aku takut malah membuat semuanya berantakan," bantah Yona.
"Tenang saja! Aku akan memberimu pendamping actor yang sangat berpengalaman, tapi actor ini cukup banyak skandal, semoga saja kalian bisa membangun cemistri yang baik," lanjut Hoseok. Ia pun kemudian beranjak membawa skrip naskahnya untuk memulai kembali syuting siang itu.
Yona tampak bengong, ia masih bingung harus menyikapi tawaran yang diberikan Hoseok padanya. "Mengapa dia mempercayakan drama terakhirnya padaku?" gumam Yona terheran.
"Hoseok-nim, aku mau memberi kabar baik padamu," ungkap salah satu staff yang berlari dengan raut wajah bahagia membawa laptopnya.
"Ada apa?"
"Reting tayangan kemarin naik, banyak penonton yang menyukai adegan ranjang Kim Seokjin dan Jane," ungkap staff tersebut. Hoseok pun segera menoleh kearah Yona yang sedang menata gelas kotor di nampannya. Rasa tak percaya mendengar hal itu, sekaligus bangga.
Syuting berlanjut hingga malam hari. Hoseok pun tanpa ragu memberikan surat kontrak kerja pada Yona malam itu sebelum pulang. "Ini tanda tangan kontrak, setelah menandatangani ini, maka besok aku akan memberimu skrip naskah untuk kau pelajari,"
"Tapi Hoseok-nim, aku benar-benar tidak yakin,"
"Kenapa tidak yakin? Tapi keputusan ada di tanganmu, aku tunggu sampi besok pagi," lanjut Hoseok.
Berkas kontrak kerja itu pun ditinggalkan untuk Yona. Sungguh sulit untuk dimengerti bahwa dia akan ditawari pekerjaan yang jauh dari ekspetasinya. Yona merenung, ia terlihat bingung dengan jalan hidupnya yang berantakan, dan nasibnya yang belum jelas. "Kalau aku menerima ini, aku akan semakin jauh dari tujuanku, tapi ini adalah satu-satunya cara untuk meninggalkan kebisaan burukku sebagai pencuri," gumam Yona.
Ya, ada tujuan lain dari Yona selain ingin bekerja. Ia punya ambisi untuk mencari seseorang yang bertanggung jawab atas kehancuran hidupnya. Namun, apakah keputusan ini adalah keputusan yang tepat?
.
.
.
****
Sementara di rumah Namjoon sendiri dikagetkan dengan kabar sang ibu yang pingsan. Namjoon berserta ayahnya yang panik itu pun segera pulang lebih awal untuk memastikan keadaan Hyemi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE - [TAMAT]
FanfictionPreview ______________________________ Ketika ia takut jatuh cinta karena rasa bersalahnya dimasa lalu. Semua berubah ketika rasa itu muncul. Karena semua yang ditutupi suatu saat pasti akan terbongkar juga. Kau tidak bisa lari dari kenyataan. ~Kim...