Chapter 2

4.5K 140 22
                                    

Kematian pasti akan menghampiri siapapun, kapanpun dan di mana pun, termasuk orang-orang terkuat sekalipun. Kematian itu seperti sesuatu yang transparan. Yang selalu mengikuti orang-orang di balik bayangannya, menunggu waktu yang tepat untuk mengambil nyawanya.

Sudah banyak manusia yang mati, banyak sekali. tapi kebanyakan dari mereka disebabkan oleh manusia lainnya. Yaitu dengan cara membunuh, berbagai ragam cara dapat dilakukan untuk membunuh manusia, sampai cara-cara yang kejam dan bengis pun tidak luput dari perhatian.

Death leaves a pain that no one can heal.

Konoha sedang berduka. Hokage Ketujuh telah tiada, meninggalkan mereka untuk selama - lamanya. Di sebuah tempat bernama Konoha Memorial Stone, ada sosok manusia yang berbaring di dalam peti mati. Di depan petinya ada foto terakhirnya.

Sosok di dalam peti itu sudah dibersihkan dan didandani oleh tim perias mayat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok di dalam peti itu sudah dibersihkan dan didandani oleh tim perias mayat. Kulitnya sudah pucat seperti Orochimaru.

Sosok tersebut ditangisi oleh keluarga dan orang - orang terdekatnya.
"Ayah! Kenapa kau pergi? Kenapa kau tinggalkan aku, Himawari, dan ibu? Bangkitlah ayah! Kau seharusnya tidak bisa mati! Sasuke-shisou, ini hanya mimpi kan?", seru Boruto penuh jeritan hati, menangis tersedu - sedu. Sasuke mencoba untuk menenangkannya.
"Aku tahu ini berat, Boruto. Aku tahu kematiannya tak diinginkan". Sasuke menghapus air matanya. "Waktu pertemuan para Kage di Iwa, seseorang misterius bertopeng datang dan ia menginginkan Kyuubi. Lalu terjadi pertarungan sengit. Kemudian orang itu menggunakan raikiri untuk menyerang Raikage Keempat. Akan tetapi... ayahmu menahan serangan itu. Dan... karena ia kalah cepat, ia menggunakan tubuhnya sendiri untuk menahan serangan itu". Boruto menangis terus di pelukan shisounya.

"Dan... sebelum ia mati... ia meminta maaf padamu karena ia pergi terlalu cepat". Sasuke mengelus punggungnya untuk menenangkannya. "Kau meninggalkan keluargamu, teman-temanmu, dan rakyatmu yang menyayangimu, kau terlalu naïf karena meninggalkan mereka semua, tanggung jawabmu sebagai Hokage ketujuh masih banyak Naruto, tapi Teme …..", batin Sasuke sambil menundukkan wajahnya.

Kemudian diadakanlah upacara penghormatan terakhir. Upacara tersebut dihadiri oleh para penduduk. Para pelayat yang menangis tersedu-sedu, banyak diantara mereka yang menyembunyikan wajahnya di balik pergelangan tangan, ada juga yang menunjukkan tangisannya secara terang-terangan.

Tradisi berkabung di Konoha sedikit diubah oleh Godaime Hokage. Mereka dibolehkan untuk mendekati peti Naruto untuk mengucapkan perpisahan terakhir mereka.

Dimulai dari keluarga alm. Naruto. Hinata, Himawari, dan Boruto menaruh bunga di depan foto Naruto lalu pergi. Kemudian Hiashi dan Hanabi berjalan mendekati peti mati Naruto setelah menaruh bunga di depan foto Naruto.
"Naruto, aku harap kau menemukan kedamaian di sana". Hiashi memegangi tangan tanpa nyawa tersebut lalu pergi sambil dipapah oleh Hanabi.

Lee dan Tenten kemudian menaruh bunga di depan foto Naruto. Mereka kemudian mendekati peti mati tersebut. "Naruto, kami tak akan melupakanmu". Mereka kemudian meninggalkan peti mati tersebut. "Neji, aku harap kau ada di sana untuk menyambutnya".

Kemudian diikuti Kiba, Sai, Chouji, dan Ino. Mereka menaruh bunga di depan foto Naruto.

Sakura, Sasuke, dan Sarada mendekati peti mati tersebut. Mereka menaruh bunga di depan foto Naruto.
"Naruto, aku janji akan terus melatih Boruto", kata Sasuke sambil menundukkan kepala. Mereka pun meninggalkan peti mati tersebut.
"Boruto pasti sedih sekali setelah kehilangan ayahnya", batin Sarada.

Kemudian para ninja mendekati peti mati tersebut. Mereka menaruh bunga di depan foto Naruto.

Kemudian para Kage dan mantan Kage mendekati peti mati tersebut. Mereka menaruh bunga di depan foto Naruto. Raikage Keempat kemudian menutup peti itu.
"Hokage Ketujuh, semoga kau beristirahat dengan tenang. Terima kasih karena sudah menyelamatkanku", batin Raikage Keempat. Ia masih terbayang - bayang saat Hokage Ketujuh mengorbankan dirinya untuk menyelamatkannya.

Shino, Sai, Kiba, Chouji, Lee, dan Konohamaru kemudian mengangkat peti mati Hokage Ketujuh. Kakashi bertugas untuk membawa foto Naruto. Kemudian peti itu diarak menuju ke tempat pemakaman. Semua orang mengikuti arak - arakan tersebut.

TBC...

Huweeee... 😭😭😭😭😭
Baper abizzzz 😭😭😭😭
Siapkan tisu karena author gk jamin kalian gak nangis.

Nanti chapter depan adalah Pemakaman Hokage Ketujuh.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah pelaku yang membunuh Hokage Ketujuh akan terungkap?

Read and Comment, Please!

Borusara Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang