Chapter 8

1.8K 45 18
                                    

Sarada dan Mitsuki sedang berada di dekat danau.
"Bagaimana perjalannya Boruto?", tanya Mitsuki.
"Dia berlatih Chidori bersama Papa", kata Sarada. "Tapi dia dikerjai oleh dua orang dengan bom tanah liat".
"Siapa yang mengerjai Boruto?".
"Mereka tak tahu siapa pelakunya. Tapi pelakunya selalu mengakhiri kalimat mereka dengan kata aneh. Yang satu mengakhirinya dengan kata 'Dattebayo', yang satunya lagi mengakhirinya dengan kata 'Un'. Mereka berdua tak terlihat jadinya Boruto dan Papa tak bisa mengenali mereka".
"Hei, tunggu dulu. Kok ada kalimat aneh yang selalu diucapkan oleh alamrhum Nanadaime Hokage ya?". Mitsuki memberi isyarat "ada-yang-salah" pada Sarada.

"Dan yang paling mengejutkan, salah satu dari mereka membuat bom yang bentuknya adalah tiruan dari almarhum ayahnya Boruto. Boru bilang itu adalah C4. Jika meledak akan melepaskan bom mikroskopis yang jika terhirup, korban akan meledak dari dalam".
"Aneh juga. Kok ada bom seperti itu ya?". Mitsuki memandang Sarada dengan cengo. Muncul pertanyaan di benak mereka, siapa saja yang hampir mencelakai Boruto?

Di lain tempat, hantu Naruto dan Deidara sedang terbang dengan burung tanah liat. Kali ini, Deidara mengajari Naruto cara mengendalikan burung tanah liat itu.
"... Cukup salurkan chakramu ke burung ini. Semakin banyak chakra yang kau masukkan, semakin cepat pula burung ini terbang", jelas Deidara panjang lebar.
"Akan kucoba, Dei-nii". Naruto mengalirkan chakra ke burung itu. Namun, karena chakra yang Naruto masukkan cukup banyak, burung itu melesat seperti pesawat jet.
"Hei! Kau ini mau terbang biasa atau balapan sih!?".
"Brrrmmm... dua putaran lagi menuju garis finish!". Naruto terus memacu burung itu. Muncul ide di pikiran Deidara.
"Kita akan balapan. Siapa yang paling cepat, dialah pemenangnya". Deidara membuat burung lain dan memacunya. Naruto tidak mau kalah. Ia terus memacu burungnya.

Sementara itu dengan Boruto dan Sasuke, Boruto membuat sebuah kage bunshin untuk menyempurnakan chidorinya.
"Chidori!". Boruto menghantamkan chidorinya ke sebuah batu besar. Batu itu langsung hancur.
"Kerja bagus, Boruto. Berikutnya aku akan mengajarimu jutsu andalan ayahmu", kata Sasuke.
"Apa itu, shisou?".
"Fuuton: Rasenshuriken. Ini adalah kinjutsu andalan ayahmu. Jutsu ini bermata dua karena bisa melukai lawan serta penggunanya".
"Kalau begitu, aku mau!", kata Boruto riang.

TBC...

Duh, Sarada dan Mitsuki penasaran dengan siapa dua orang yang hampir mencelakai Boruto. Akankah mereka berhasil mengungkapnya?
Komplotan duo kuning ini lagi balapan burung tanah liat, nih.
Wah, Boruto bakal belajar jutsu andalan ayahnya nih.

Apakah Boruto akan berhasil?
Apakah Boruto akan berhadapan dengan komplotan duo kuning ini?

Read and Comment, Please!

Borusara Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang