Boruto dan Sasuke sampai di sebuah kota bernama Tanzaku. Mereka menyewa sebuah kamar.
"Kita akan ke sebuah bukit di dekat sini. Tapi kita akan makan siang dulu", kata Sasuke sambil membereskan barang - barang mereka. "Kau mau apa?".
"Umm... ramen".
"Hn. Baiklah".Tetapi di langit ada dua hantu berpakaian kimono putih dan bersayap.
"Hah, sudah lebih dari 100 hari aku tidak turun ke bumi, dattebayo", kata salah seseorang.
"Sudah bertahun - tahun aku tak turun ke bumi. Hmmm...", kata seseorang yang lainnya.Yang satu berambut kuning pendek, bermata biru safir, dan memiliki 3 pasang kumis kucing di pipinya.
Yang satunya lagi mirip dengan orang sebelumnya, tapi rambutnya lebih panjang dan tidak memiliki kumis kucing.
"Hei Naru. Apakah itu adalah anakmu, un?", tanya orang itu kepada seseorang yang disebut Naru.
"Iya, Dei-nii. Aku menyesal banget mati terlalu cepat", kata orang yang disebut Naru kepada orang yang disebut Dei-nii.
"Kita kerjain aja". Naruto hanya memandang cengo Deidara. "Kau harus tahu apa itu jahil, Naru. Jahil akan memberikan kesenangan terhadap para pelakunya".
"Sepertinya seru banget deh". Mereka berdua lalu turun ke tanah kota Tanzaku.Kedua arwah tersebut diam - diam mengikuti Boruto dan Sasuke. Mereka berdua sampai pada sebuah kedai ramen.
"Tuan, kami pesan 2 ramen miso", kata Sasuke. Si penjual langsung membuatkan pesanan mereka.Dari kejauhan, hantu Naruto dan Deidara memata - matai mereka.
"Anak itu rupanya bersama dengan bocah Uchiha itu. Hmmm...". Deidara memperhatikan kedua orang tersebut.Tak lama kemudian, ramen pesanan mereka datang.
"Selamat makan!". Boruto langsung melahap ramen itu.
"Aku senang jika Boruto masih nafsu makan", batin Sasuke.Usai makan siang, Boruto diajak Sasuke ke sebuah bukit di dekat kota itu. Sasuke sedang melatih Boruto untuk membuat chidori.
"Chidori!". Boruto menghantamkan chidori miliknya ke sebuah pohon. Pohon itu langsung terkikis batangnya.
"Kau masih harus mengontrol chakramu. Chidorimu itu masih belum sempurna".Di langit, Naruto dan Deidara terbang dengan burung tanah liat buatan Deidara. Karena mereka adalah arwah, burung itu seperti tidak ada penunggangnya.
"Hei, Naruto. Kita buat C1 dan kejutkan mereka".
"Siap, Dei-nii". Mereka berdua lalu merogoh kantong berisi tanah liat. Kedua mulut di tangan mereka seperti sedang mengunyah sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Borusara Love Story
FanfictionBoruto dan Sarada adalah rekan setim di tim Konohamaru. Mereka sudah saling jatuh cinta. Namun, sebuah duka menimpa Boruto. Ayahnya, Hokage Ketujuh, mati karena dibunuh seseorang misterius. Setelah kematian ayahnya, Sarada selalu ada untuk Boruto. A...