Sebuah tantangan

2.2K 23 0
                                    

Stelah memarikiran motor gua berjalan menuju seseorang yang sudah berdiri di sebrang lapangan sambil melambai-lambaikan tangan.

BOBIII” Kanza berteriak 


” gua hanya membalas dia dengan senyuman

CABULLL” 

“” gua Cuma nyengir, rasanya pagi ini Kanza begitu ceria dan bersemangat
PLAK… PLAKKK... Tamparan hangat dikedua pipi gua dari Kanza saat gua baru datang, dia engga mempedulikan beberapa pasang mata yang menatap kami heran begitu pun gua yang engga mempedulikan tamparannya. 

Karena sekarang di hadapan gua ada seorang Perempuan Cantik dengan rambut panjang lurus, bibir yang terlihat sexy berwarna agak pink basah :, senyumannya yang begitu manis dengan tatatapan yang membuat gua ingin menidurinya :

“Kalo orang manggil itu jawab” Protes dia sambil noyor kepala gua

“Alesan, bilang aja kangen ama gua ” Goda gua

“Ia aku kangen pengen pukul kamu ”

“Kok Cuma sekali ?”

“Anggap aja itu cipika-cipiki dari aku”

“……. ” gua hanya nyengir “Dasar cewe aneh” lanjut gua

PLAK… PLAK… PLAK… PLAK.. PLAK.. PLAKKKtamparan beruntun dari Kanza dipipi kanan gua

“ADA APA INI ?” kata seorang satpam yang menghampiri kami

“Engga ada apa-apa pak” Jawab gua coba menjelaskan

“Terus kenapa tadi maen tangan segala ?”

“Tadi ada nyamuk dipipi saya pak, dia benci nyamuk jadi mukulin nyamunnya” Sambil gua menunjuk Kanza yang cengengesan bego

“Owh, terus kenapa kalian masih pake tas bukan ditaro di kelas. Mau bolos ya?”

“Ini baru mau nyari kelasnya pak” Jawab Kanza

“Yasudah jangan bikin keributan ya !”

“ia pak” Jawab kami serentak

Setelah itu kami berjalan mencari kelas, Kami mencari di lantai satu tapi sepertinya itu untuk kelas XII dan kami coba mencari di lantai 2 tapi itu untuk kelas XI sampai akhirnya kita ada di lantai 3.

Kami hanya saling diam sibuk dengan lamunan masing-masing, entah apa yang dia pikirkan tapi yang terlintas dalam pikiran gua Kanza begitu CANTIK hari ini

“lo sih pake nampar di lapangan jadi kena tegor” gua coba membuka pembicaraan

“Abisnya gemes sama kamu” 

“………..” gua hentikan langkah kaki lalu sedikit memutar badan menatap Kanza yang berdiri disebelah kanan gua “Gemes kenapa coba ?” 

“Ngobrolnya sambil jalan” Kata Kanza sambil mendorong-dorong badan gua tapi engga membuat gua bergeser sedikit pun

“Jawab dulu !” pinta gua maksa

PLAKK.. 

“Itu jawabannya, aku gemes pengen nampar kamu” Kata dia setelah memberikan tamparan dipipi kiri gua.

“Huh sama aja engga ngasih jawaban” 

Kami lanjut mencari ruangan yang akan kita gunakan sebagai kelas, setiap ada kertas menempel di jendela kami melihatnya dengan teliti mencari nama kami tapi sampai beberapa ruangan kita lewati engga kunjung menemukan nama kami. Sampai kami berhenti pada sebuah ruangan dengan nama Kanza yang tertulis di kertasnya.

“Eh ini ada namaku, tapi kok gak ada nama kamunya ya ?” Tanya Kanza sambil telunjuknya mencari-cari nama gua

“Itu artinya kita engga jodoh” Kata gua sambil menoyor kepalanya

“Yahhh…” dia mendengus pelan

“Udah buru sana masuk hus hus” 

“Emang aku ayam” Kata dia sambil berjalan dan masuk ke dalam kelas
Sekarang tinggal gua yang belum dapet kelas, gua coba berjalan meninggalkan Kanza yang sedang mencari tempat duduk di dalam sana.

“BOBIII” teriak dia dari belakang

“………” Gua hentikan langkah kaki dan menoleh Kanza yang sedang berlari pelan ke arah gua.

“Kok aku ditinggal sih”

“Cari temen sono di kelas”

“Engga mau ah”

“Kenapa ?” 

“Engga apa-apa, yu cari kelas kamu” Pinta dia sambil berjalan dan menarik tangan kanan gua.

Ada perasaan aneh yang gua rasain, gua senang bisa jadi teman dia tapi gua takut seandainya dia lebih nyaman sebagai teman engga lebih.

“eh ini ada nama gua” 

“Yang mana bob ?” Tanya Kanza sambil kebingungan karena di daftar engga ada nama BOBI

“Ini” Kata gua sambil menunjuk sebuah nama di nomor 4

“Loh jadi Bobi itu bukan nama asli kamu, kok jauh banget sih”

“Ada sejarahnya” Jawab gua menjelaskan

“Emang apa sejarahnya ?”

“BOBI itu artinya BOtak BIadab”

“Semacam nama samaran gitu ? tapi kok BOtak BIadab ?” 

“Iya, dulu gua nakal jadi dapet julukan gitu” Jawab gua menjelaskan

“owhh.. gitu” 

“……” Gua diam lalu membalikan badan

“Kenapa Bob ?” Tanya Kanza heran

“Kelas kamu ada di sana” kata gua sambil menunjuk kelas yang ada di sebrang

“Seandainya aku minta kamu buat lompat dari sini ke sana, apa kamu mau?” 

“Kalo gitu gua harus nyari laba-laba dulu” 

“Kok laba-laba bukan nyari kayu atau tali buat jadi jembatan”

“Itu terlalu lama sampai ke sebrangnya”

“Terus buat apa nyari laba-laba ?”

“Biar jadi spiderman, kalo gua lambat ke sebrangnya takut waktu gua sampe ke sana lo udah di culik orang duluan”

TETTT.. bel berbunyi, gua dan Kanza berjalan turun ke lapangan untuk mengikuti Apel.

Kanza, kamu itu cantik, lucu, aneh, gila, lemot, bolot, galak tapi kenapa rasanya gua begitu menyukai semua kekurangan lo itu. Za… andai lo tau apa yang gua rasain sekarang.

Disini semua siswa masuk pagi, itu artinya gua harus bersaing dengan 3 kelas dan ratusan cowo untuk dapetin kamu belum lagi mereka yang ada diluar sana. Seandainya laba-laba spiderman itu engga ada, itu artinya gua harus jalan untuk menyebrang menemui lo di sana tapi apa jalan kaki bisa mengalahkan mereka yang mampu membeli Jatpack ? 

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang