Kelas XI

1.1K 21 0
                                    

Selama liburan sekolah gua hanya menghabiskan waktu di kamar, Darno dan yang lain mengajak gua main tapi gua engga menerima ajakan itu. Bukan gua malas tapi karena di sana Kanza pun hanya menghabiskan waktu di rumah, bermain dengan adiknya dan setiap malam YM’an sampai dia ketiduran.


Dua minggu waktu yang begitu terasa lama, mungkin karena setiap hari gua bersama Kanza jadi terasa ada yang hilang. Waktu yang ditunggu-tunggu tiba, pagi ini gua buru-buru berangkat sekolah pedahal yang wajib datang adalah Panitia MOS tapi gua tetap bersemangat datang ke sekolah.

Setelah memarkirkan motor gua berjalan ke bangku dekat gerbang sekolah tempat biasa gua menunggu Kanza datang, satu persatu siswa baru mulai berdatangan dan beberapa siswa yang belum Daftar ulang. Gua ambil hp di tas dan mengetik sebuah pesan

Quote:
 to Kanza : “Za, dimana ?”

 from Kanza : “kamu udah dateng ?”

 to Kanza : “Gua baru nyampe nih”

 from Kanza : “bentar ya, aku udah dateng dari tadi tapi masih rapat dulu”

 to Kanza : “Oke, Gua tunggu di tempat biasa”

 from Kanza : “Oke ntar aku ke sana ”

Di sini, tempat yang selalu kami gunakan untuk menghabiskan waktu di sekolah. Tempat ini menjadi saksi perjalanan kami selama kurang lebih satu tahun, dari atas sini gua melihat Kanza dan teman-temannya keluar dari ruang OSIS. Kanza melihat ke arah sini dan melemparkan senyuman dengan tangan yang dia lambaikan, lalu dia berjalan ke arah tangga.

Engga lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang menaiki tangga, dia tersenyum begitu manis dengan wajah yang terlihat makin cantik.

“BOBIIII” Teriak dia walau pun jarak kami hanya sekitar 2 meter

“KANZAAAA” gua ikut teriak

“HAHAHHA” dan kami tertawa bersama

Kami hanya ngobrol-ngobrol ringan melepas kangen selama liburan, setelah Bell berbunyi gua dan Kanza turun ke bawah karena Kanza harus mengikuti Acara MOS sedangkan gua pergi ke Kantin karena tadi terlalu bersemangat jadi engga sarapan.

“Jem biasa ya” 

“Siap, sendirian aja mas Bob ?” tanya Ijem sambil membuatkan Bakso

“Ia gua sendirian, tapi lo engga”

“Ah Mas ini gimana sih Ijem kan jualan sendiri”

“Sebenernya lo gak sendirian”

“Maksudnya mas bob ?”

“ada 2 Makluk yang lagi berdiri disamping lo yang satu lagi grepe yang satu lagi ngelus-ngelus pantat lo” “Kalo 2 makluk itu Mas Bob ijem mau” Kata dia sambil mengedip-ngedipkan matanya

“Busettt lama engga ketemu masih ngeres aja tuh otak lo jem”

“Hehe tapi kan sekarang ada Nenk Kanza ya, mana mau Mas Bob ama Ijem yang udah kendor”

“Tau ah Jem lo ngomong mulu mana Baksonya laper gua”

“Ini udah jadi Mas bob” Kata dia sambil jalan dan menaruh Bakos di meja

sambil memakan Bakso gua ambil hp disaku lalu coba mengetik SMS untuk Kanza tapi gua hapus lagi lalu gua ketik lagi dan gua hapus kembali. Karena gua bingung ngirim SMS apa gua coba masuk internet dan membuka facebook yang sudah lama engga gua buka. 

Banyak status Kanza yang menandai gua, tapi karena gua jarang membuka facebook jadi dia seperti bicara dengan tembok yang engga menjawab perkataannya. Gua mampir ke profil Kanza, banyak yang mengomentari foto-fotonya tapi engga ada seorang pun yang dia respon. 
Walau gua suka cemburu melihat komentar-komentar mereka yang memuji-muji Kanza atau sekedar ingin berkenalan, tapi itu resiko memiliki pacar cantik jadi gua coba selalu bersabar setiap kali melihat orang menggoda dia di sosmed.

Setelah bakso habis gua berjalan meninggalkan kantin dan kembali ke lantai 3, gua menyandarkan badan di bangku lalu mengambil rokok di tas dan membakarnya

SSSsshhhhhhh Hhhhuuuuuuu…. Gua hisap dalam-dalam rokok dan menghembuskannya

“EHM” gual langsung menoleh kea rah suara itu, 

“Ehh Bapak kirain siapa” lalu dia mendekati gua dan duduk disamping “Rokok pak” sambil gua menyodorkan rokok yang tadi gua letakan di bangku, lalu dia mengambil satu batang rokok dan membakarnya.

“Bukannya bantuin yang lain malah ngudud di sini”

“Hehe saya bukan panitia pak”

“Owh pantesan, saya lihat kamu deket sama Ijem punya nomor hpnya gak?”

“Wahhh bapak diem-diem suka ama janda nih” Goda gua

“Stttttt jangan berisik”

“Hahaha iya iya, mana nomor Bapak entar saya kirim kontaknya”

“087Xxxxxxx”

“Udah saya kirim Pak”

“Jangan kasih tau yang lain ya”

“Beres Pak”

Lalu dia berdiri dan berjalan meninggalkan gua, dia adalah Pak Budi guru olahraga. Dia adalah guru yang paling akrab dengan murid termasuk dengan gua.

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang