Awal Sebuah Kisah

1.2K 20 0
                                    

Gua coba mengatur napas, rasanya begitu grogi ditambah suasana yang menadak menjadi hening.


“Gua gakmau”

“Ihhh kok gak mau” Protes Kanza dengan wajah penuh kecewa mendengar jawaban gua

“Gua gak mau lo yang ngasih pertanyaan”

“……………” Kanza diam. Lalu perlahan gua memegang pipinya dengan tangan kanan

“Gua ehh maksudnya Aku” Kampret kaku banget gua pake kata-kata beginian “Aku Sayang kamu…. Kanza Azzahra, Apa kamu mau jadi pacarku ?”

“Aku mauuuu… aku mau jadi pacar Ha-“ Gua meletakan telunjuk dibibirnya lalu melepaskannya kembali, “Maaf lupa, aku mau jadi pacar BOBI” Lanjuta Kanza lalu tersenyum 

“ ” gua membalas senyumannya

“Aku udah lama nungguin kamu ngomong gitu” 

“Gua Cuma ga mau buru-buru aja Za”

“Iya Aku tau, kamu udah lama kan naksir aku ” goda dia

“Ia, lo kan dukun jadi tahu aja”

“Huhh aku bukan DUKUUUNN” Teriak dia diteling gua

“Yang bolot kan lo, pake teriak-teriak segala” Protes gua “terus kenapa lo bisa tahu ?” Lanjut gua bertanya

“Cara kamu perlakuin aku, semua yang kamu lakuin udah nunjukin kalo kamu ngelakuinnya karena sayang”

“……….. ” Gua hanya tersenyum lalu mendekatkan wajah, sampai bibir gua menyentuh bibirnya yang tipis. Hanya sebentar lalu gua kembali memundurkan kepala dan menatapnya.

P E J E E E E” kata Darno dan yang lain serentak

“……….” Gua dan Kanza menoleh ke arah mereka

Mungkin gua terlalu kebawa suasana sampai engga sadar kalau kita engga berdua, sepertinya mereka dari tadi mendengarkan apa yang kita bicarakan karena selama tadi kita ngobrol engga denger suara orang bicara selain kita. Gua lihat Kanza sepertinya cuek aja walau pun mereka juga melihat ciuman tadi, jadi gua juga ikut cuek karena hal seperti ini udah bukan pemandangan asing buat Darno dan Riki.

“Pedahal Bobi ngejar-ngejar Kanza dari MOS” Sindir Darno

“KAMPRETT.. gak usah buka kartu” Gua melemparnya pakai tulang ayam 

“HAHAHA    ” Kanza dan yang lain menertawakan gua

Udara yang dingin membuat Kanza engga melepaskan pelukannya, dia terus duduk disamping gua sambil memeluk dari samping. Kami bernyanyi bersama dengan gitar tua yang Darno ambil dari dalam rumah.

Temani.. Temani aku
Temani.. Temani aku
Bila nanti kau milikku
Bila nanti aku milikmu

Mencintaimu kurasakan begitu indah
Kasih sayangmu kurasakan sungguh sempurna
Ku bahagia bila ragamu di sampingku
Ku merasa tenang bila tanganmu memelukku

Temani.. Temani aku
Temani.. Temani aku

Menyayangimu kulakukan setulus hatiku
Mengagumi membuatku merasa tenang
Ku bahagia bila ragamu di sampingku
Ku merasa tenang bila tanganmu memelukku

Bila nanti kau milikku
Temani aku saat aku menangis
Bila nanti aku milikmu
Temani aku hingga tutup usiaku

Ku bahagia bila ragamu di sampingku
Ku merasa tenang bila tanganmu memelukku

Disela yang lain masih asik nyanyi bareng Kanza melepaskan pelukan

“Bob”

“Hmmm” Gua menolehnya

“Aku boleh tanya ?”

“Apa ?”

“Tapi kamu janji ya harus jawab”

“Iya apaan”

“Kenapa kamu masih gak mau aku manggil pake nama itu”

“Entar kapan-kapan gua jelasin”

“Ihhh tadi katanya janji mau jawab”

“Hmmm gimana ya jelasinnya gua juga bingung”

“Gak mungkin gak ada alesannya”

“Intinya mood gua bakalan rusak kalo dipanggil pake nama itu”

“Kenapa ?”

“Itu nama pemberian si BANG*SAT”

“……….” Kanza hanya diam lalu kembali memeluk gua, “Maaf” Bisik dia di telinga gua

“Engga apa-apa” Jawab gua sambil membelai rambutnya dan kembali nyanyi-nyanyi bareng.

Sekitar jam 03:00 Kanza, Asti, dan Tuti berdiri dan berjalan masuk di ikuti Riki tapi Darno menariknya kembali ke luar

Darno : “Mau ngapain lo ikut-ikut anak cewe ?”

Riki : “Mau ngelonin ”

Darno : “Halah mau numpang lapak, hargain yang punya tempat”

Riki : “Iya iya, sorry gua udah sange sih”

Gua : “Udah ama sabun aja sono”

Riki : “gua udah putus ama sabun”

Gua : “Udah gak jomblo jadi sabun di tinggalin”

Darno : “Kayanya Bobi juga bakalan putus ama sabun nih”

Gua : “KAMPRET”

Darno + Riki : “HAHAHAHA   ”

Setelah puas menertawakan gua Darno mengeluarkan lintingan dari dalam bungkus rokok “Nih” dia menyorokan satu lintingan ke gua

“Gak ah” Gua menolaknya

“Napa lo ? takut Kanza liat ?” Tanya Daro yang heran karena untuk pertama kalinya gua nolak

“Lagi gak pengen”

“Buset langsung tobat, nih Ki” Darno memberikan lintingan itu ke Riki dan mereka berdua menghisapnya

Sebenarnya tanpa sebuah status kami memang udah selalu bersama tapi dengan sebuah status kini gua punya dua alasan. Yang pertama karena gua sayang dia, yang kedua karena gua pacarnya 

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang