G E L A P

503 14 0
                                    

“kirain gua lo gak bias ngomong 

“bisa kok, Cuma aku gak ngomong sama orang asing”

“Yaelah, gua tadi Cuma nanya”

“Tetep aja aku gak mau jawab kalo gak kenal”

“Pelit banget 

“Bukan pelit, tapi emang aturan di sini kaya gitu”

“Aturan ? emang ada orang lain selain lo di sini ?”

“Ada, tunggu aja sampe empat Talizi ngebagung. Entar di bawah sana bakalan banyak rumah-rumah”

“Empat Talizi ? Rumah ? gua gak ngerti”

“itu Talizi” Kata dia sambil menunjuk matahari yang ada di sebelah timur

“Oh itu di sini namanya Talizi, emang itu entar ngegabung ? matahari kan tenggelam kalo ngegabung gitu yang ada kiamat 

“Talizi emang satu, tapi dia bisa ngebelah diri jadi empat bagian terus kalau dia nyatu langitnya jadi gelap”

“Kok gua jadi bingung  sebenernya ini di mana sih ?”

“Cikeas”

“Hah ?”

“Iya, tempat ini namanya Cikeas”

“Cikeas mah tempat tinggal presiden 

“Presiden itu apa ?”

“Presiden itu sama kaya Raja”

“Oh gitu”

Zelda banyak cerita tentang tempat ini termasuk dengan rumah-rumah yang akan muncul ke permukaan tanah saat malam hari, dan saat itu tempat ini akan menjadi sangat ramai karena penduduk di sini bangun saat malam gelap dan tidur saat siang hari.

Hanya Zelda yang gak pernah tidur, bahkan dia gak pernah merasakan lelah karena dia bukan manusia melainkan buah yang tumbuh selama 3 abad sekali dari pohon besar yang kami singgahi. Awalnya gua pikir tadi dia dalam bahaya saat di kejar segerombolan anjing, tapi ternyata dia sedang bermain kejar-kejaran 

“Kamu lagi rindu sama seseorang”

“Sok tau lo 

“Coba tatap aku baik-baik”

“……………” Gua diam dan menatap wajahnya, perlahan kulit-kulit di wajahnya seperti bergerak-gerak lalu matanya yang biru dan rambutnya yang kuning berubah jadi hitam. Gua syok saat melihat wajah siapa yang ada di hadapan gua 

“Kamu juga pasti ngerasa tadi ada beberapa hal yang pernah kamu alami”

“…………..” gua masih diam, 

“Aku bisa baca pikiran kamu. Aku tau kamu pengen ngulang momen seperti itu lagi kan”

“Tolong”

“…………” Sekarang Zelda yang diam, dengan wajah terlihat bingung

“Tolong, jangan pakai wajahnya! Jangan lakuin hal yang pernah dia lakuin! Jangan ucapin perkataan sama seperti dia dulu!”

“Kenapa ? Bukannya kamu merindukan itu semua?”

“GUA EMANG KANGEN MASA-MASA ITU TAPI KAYA GINI CARANYA LO SAMA AJA MAENIN PRASAAN GUA”

“Aku… akuu gak ada maksud gitu”

“Halah” gua bangun dan coba turun meninggalaknnya tapi karena tergesa-gesa gua jadi kepeleset dan jatuh dengan posisi kepala di bawah.

“BOBIIIIII” Teriak dia di atas sana

“BOBIIII....” 

"Bobii..."

"Bo....."

Suaranya semakin mengecil dan tak terdengar lagi, gua pejamkan mata dan rentangkan kedua tangan menikmati sensasi angin yang membuat tubuh gua seperti melayang. 

BRUG….. gua mendarat di tanah, walau jatuh dari pohon yang sangat tinggi tapi gua gak merasakan sakit. Tapi anehnya gua gak bisa menggerakan tangan dan seluruh tubuh gua seprti gak berfungsi, perlahan gua membuka mata.

Cahaya yang sangat menyilaukan dengan suara yang terdengar gak asing, beberapa detik kemudian mata gua mulai terbiasa. Gua gak bisa bergerak, Yang gua lihat hanya langit-langit ruangan, bola mata gua coba melirik kiri dan kanan. Terlihat sebuah ruangan kosong dengan alat-alat medis yang berada di samping kiri dan kanan.

Samar-samar terdengar suara bokap yang sedang ngobrol di luar ruangan, gua ingin memanggilnya tapi sangat sulit. Sekitar beberapa menit kemudian seketika semua menjadi gelap.

Jari-jari gua bisa bergerak, gua bangun dari ranjang dan turun tapi saat melihat kebelakang ranjang tadi langsung hilang. Sekarang gua seperti berada di ruangan kosong yang gelap, 

PAH…. MAH…” Gua coba memanggil mereka

Pedahal tadi gua mendengar suara mereka tapi kenapa sekarang gak terdengar apapun, gua coba melangkahkan kaki ditengah kegelapan dengan kedua tangan di julurkan ke depan karena takut menabrak benda yang tak terlihat. Tapi sejauh kaki melangkah, ruangan ini terasa sangat luas dan kosong.

“ADA ORANG ?”

“…….”

“TOLONG DONG NYALAIN LAMPUNYA”

“…….”

“HALOOOO”

“……..”

“ASSALAMU ALAIKUM”

“WA ALAIKUM ASSALAAM”

DEG…. Jantung gua langsung berdebar saat mendengar suara seseorang yang menjawab salam, tapi itu justru membuat gua ketakutan.

“Si-siapa disana ?” Tanya gua sambil celingak celinguk mencari asal suara itu, tapi tak ada siapapun yang terlihat.

“Kamu tidak perlu tahu siapa saya, ada perlu apa kamu datang kesini ?” suara itu kembali terdengar tapi dari arah belakang, gua langsung memutar badan dan mencari suara itu tapi masih tak ada siapapun

“Saya gak tahu kenapa bisa ada di sini, emang ini tempat apa ?”Tanya gua kemudian

“Tempat istirahat” Suara itu kembali terdengar dari arah yang lain, 

“Saya ingin pulang”

"Tinggalah di sini dengan kami" Suaranya masih sama tapi selalu berpindah-pindah.

"ENGGA! Saya mau pulang"

"Kenapa kamu ingin pulang ?"

“Saya punya rumah, saya punya keluarga, saya punya orang tua yang belum saya bahagiain, saya punya adik yang harus saya jaga. Saya mau pulang, saya mau ketemu mereka!!”

“………………..” Gak ada yang menjawab, suara itu menghilang dan suasana kembali hening.

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang