Jilbab Pink

560 22 0
                                    

Rasanya jenuh sendirian di dalam kamar, karena bosan gua bawa infusan dan duduk di ruang tunggu yang ada diluar kamar. Pedahal ini belum larut malam, tapi gak ada seorang pun yang gua lihat melewati lorong. 

Gua pandangi grimis yang terlihat dibalik kaca jendela yang ada dibelakang tempat duduk, gak ada pemandangan indah karena yang terlihat hanya atap-atap rumah warga yang tinggal didekat Rumah Sakit.
Hp udah seperti bagian tubuh, rasanya ada yang kurang kalau gak menggenggam hp ditangan . Tanpa Hp dan computer gua hanya bisa melakukan hal yang gua sendiri gak menyukainya, yaitu melamun.

Gua benci melamun, karena setiap kali melamun yang terlintas hanyalah semua kenangan yang pernah terlewati. Hidup gak akan selamanya berjalan mulus, karena pasti akan ada masalah yang datang menghadang. Beberapa orang benci dengan masalah yang mereka hadapi, tapi gua justru menyukai setiap masalah yang datang karena tanpa masalah hidup jadi terasa monoton. Gua selalu berpikir masalah datang untuk dihadapi, dan gua belajar dewasa dari semua permasalahan itu.

Ditengah lamunan beberapa orang perawat datang dengan seorang pasien yang duduk dikursi roda, satu orang perawat muda datang menghampiri gua dan sisanya masuk ke dalam kamar tempat gua di rawat. Akhirnya ada ranjang yang bakalan di isi, itu artinya gua gak bakalan sendirian lagi kalau gak ada yang nemenin.

“Kok diluar, ayo masuk” Kata salah seorang perawat yang berdiri di hadapan gua

“Bosen sendirian di dalem”

“Kemaren saya liat ada yang nemenin terus”

“Yah mereka juga kan punya rumah sus, jadi pulang dulu”

“Yaudah sekarang kamu masuk ya, nanti juga keluarganya dateng lagi”

“Gak mau, kecualiiii”

“Kecuali apa?”

“Kecuali mba ngasih tau pinnya, baru saya masuk”

“Yee kamu ini, ayo ah masuk”

“huh” gua mendengus pelan, lalu bangun dan berjalan masuk bersama perawat muda yang membawa tiang infusan yang tadi gua bawa keluar.

Sekarang hanya tinggal ranjang yang paling dekat dengan pintu yang kosong, karena ada seorang lelaki berusia lanjut yang sedang berbaring di ranjang tengah. Gua duduk di ranjang dengan perawat tadi yang sedang meletakan tiang infusan ditempatnya.

“Lain kali jangan keluar kamar” Kata dia setelah meletakan infusan

“Saya boleh minta tolong mba”

“Saya gak pake BB”

“Wooh pede, saya gak mau minta pin kok”

“Terus minta tolong apa?”

“Temenin saya dulu dong”

“Lain kali aja ya, saya masih banyak kerjaan”

“Entar saya keluar lagi loh kalo gak ada yang nemenin”

“Kalo kamu keluar entar saya suntik biar gak bisa bangun”

“Gak apa-apa saya gak bisa bangun, asal jangan DIRLI aja”

“Dirli siapa ?” Tanya dia heran

“DIRLI itu sesuatu yang sangat berharga Mba, tanpa dia mba juga gak bakalan ada”

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang