Tujuan Akhir Sebuah Kisah

966 20 0
                                    


Saat sore menjelang dan waktunya sang mentari untuk berada di ujung langit bercahaya kuning ke emasan seakan memberitahukan kita klo malam akan segera tiba, kami mengambil foto bersama untuk mengabadikannya CKREK

Suasananya begitu ramai, Gua hanya diam sambil duduk di pasir melihat Darno yang sedang lari-larian dengan Sinta sedangkan Kanza yang sedang menuli-nulis nama gua dengan nama dia di pasir dan gua tertawa ngakak saat ada gumpalan ombak yang datang menghapus nama itu tapi Kanza kembali menulisnya sampai beberapa kali. Kanza berjalan ke arah gua sambil senyum-senyum sendiri lalu duduk disamping gua.

“kok kamu diem aja sih”

“Bentar lagi kita lulus loh”

“Kenapa emangnya kalo lulus ?”

“Lo mau ngelanjutin kemana Za ?”

“Aku sih udah males ya belajar”

“terus Lo abis lulus mau ngapain ?”

“Aku pengen jadi Istri kamu ” Kata dia sambil tersenyum begitu manis

“” Gua hanya membalas dengan senyuman

“Kamu sendiri ?” Sekarang Kanza yang bertanya

“Rencananya minggu depan gua mau buka Warnet, semua udah siap tinggal pasang aja”

“Aku kan nanya lulus sekolah Bobiiiiiiiii bukan minggu depan”

“Gua mau belajar buka usaha sendiri dari sekarang”

Ditengah obrolan seorang lelaki dan perempuan berjalan menghampiri kami 

“BOB, LO BOBI KAN ?” Tanya lelaki itu

“Iya” Jawab gua singkat sambil mengingat-ngingat siapa orang ini, karena terlihat engga asing

“ini gua DIRLI temen sekelas lo waktu SD yang paling ganteng” Kata dia menjelaskan

“OTAK SELANGKANGAN ? KAMPRET.. kirain gua siapa” Jawab gua spontan

“SETAN, mentang-mentang abis lulus SD gak pernah ketemu ampe gak kenal” Protes dia

“HAHAHAHA sorry sorry, lo beda bener sekarang. dulu item kok sekarang putih ya ”

“Dulu gua item kan gara-gara maen layangan melulu , cewe lo ?” Tanya dia sambil melirik Kanza di samping gua

“Iya"

“Wah sekarang doyannya ama jepun"

"Dari pada lo maen ama majikan" kata gua menyindir sambil melihat perempuan disamping DIRLI 

"SETAN, ini bini gua" 

“Wah kapan merit ? emang lo gak lanjut sekolah ?” 

“Baru sekitar 3 bulan sih, gua lulus SMP langsung gawe”

“Owh pantesan, sing langgeng dah”

“Amin… cepet nyusul gua ya”

“Pasti” 

“Yaudah gua nyusul yang laen dulu ya kapan-kapan mampir ke rumah gua”

“Oke”

Lalu Dirli dan istrinya berjalan meninggalkan kami, DIRLI adalah teman sekelas gua waktu Sekolah Dasar. Teman-teman menyebut dia Viktor, Otak selangkangan, Cabul, dan sebutan-sebutan laknat lainnya karena sejak kelas 4 SD kebiasaan dia COLI di kelas tanpa mempedulikan guru yang sedang mengajar, bahkan gua pernah mergokin dia sedang menggauli anak kelas 5 SD saat kita duduk dibangku kelas 6 SD. Mungkin dia menikah karena kecelakaan jadi berenti sekolah atau emang dia benar engga melanjutkan, lagi-lagi gua berpikir negatif tentang orang lain.

Menjelang malam semua orang berhamburan ke pantai hanya sekedar duduk-duduk atau main air malem-malem, menurut gua orang seperti ini punya nyawa cadangan karena bisa aja saat mereka bermain air ditempat yang gelap ada ombak besar yang menyeret mereka.

Darno dengan Sinta entah kemana dari abis magrib ngilang, engga perlu gua khawatirkan karena udah ketebak mereka pasti lagi pakai villa untuk peraktek biologi. Sedangkan gua dan Kanza lebih memilih untuk duduk-duduk di atas pasir melihat bintang-bintang dan kembang api yang berlomba-lomba menghiasi malam ini.

Sekitar satu jam sebelum pergantian tahun Darno dan Sinta datang,

“Pake helm gak ?” Sindir gua saat Darno baru dating

“Stttttttttttttttttttttttttt” Darno meletakan telunjuknya di bibir

“HAHHAHA    ” Gua dan Kanza menertawakan Darno dan Sinta yang terlihat malu-malu, kami duduk-duduk menunggu malam pergantian tahun sambil becanda. 

Gua berdiri mengajak Kanza berjalan meninggalkan Darno dan Sinta yang sedang asik bermesraan . Gua hentikan langkah kaki ditempat yang engga terlalu jauh dari Darno, lalu gua pegang kedua tangan Kanza dan menatap matanya. “Happy New Year” Kata gua 

“Happy New Year” CUP Kanza mencium pipi kiri 

“.” Gua tersenyum

“Ihhh kamu mah gak adil ah” protes dia

“gak adil gimana ?”

“cium keningnya mana ?” Pinda dia manja

CUP bukan kening yang gua cium, tapi bibirnya yang tipis dan terasa lembut. entah berapa lami kami berciuman sampai gua melepaskannya dan Kanza tersenyum menatap gua.

“Aku pengen buru-buru nikah sama kamu Bob ”

“Dikira Nikah kaya Pacaran  “

“Bukannya nikah ya tinggal ke penghulu aja ?”

“Emang gak mau di rayain ?”

“Hehee mauuu aku pengen pake tenda warna Pink sama warna putih” kata Kanza sambil senyum-senyum seperti sedang membayangkan

“Engga warna merah sama putih aja ? biar kita nikah bulan agustus”

“Ihhhh itu mah bukan tenda tapi pake bendera”

“HAHAHA” gua ngakak melihat Kanza yang tadi senyum-senyum berubah seketika jadi manyun

“Ah kamu mah ngerusak suasana aja” protes dia sambil memukul bahu kanan gua pelan

“Tau gak kenapa gua pengen buka Warnet ?”

“Engga tau kenapa cuba kenapa ?”

“Gini-gini gua ngerti komputer, jadi gak perlu nyewa teknisi buat warnet, duitnya buat kuliah terus sisanya gua tabung buat entar ngelamar Lo”

“Aku setuju  kalo gitu buruan buka warnetnya”

“Udah kebelet ya ?” goda gua

“Kok kamu tau aku lagi pengen pipis ?”

“Heuuuuu tau ah tauu”

Kami kembali ke tempat Darno dan Sinta, mereka terlihat kaku saat kami baru datang. Sepertinya kehadiran gua mengganggu aksi grilya Darno, setelah ngobrol-ngobrol kami kembali ke Villa. Darno dan Sinta masuk duluan ke dalam kamar sedangkan gua masih duduk-duduk di teras dengan Kanza, Setelah Kanza merasa ngantuk gua menemaninya tidur di kamar, sama seperti saat gua menemaninya di rumah.

Gua bisa saja menggunakan kesempatan ini untuk berhubungan dengan Kanza tapi gua ingat, kedua orang tuanya mengizinkan dia berpacaran karena mereka percaya gua bisa menjaganya, jadi gua gak ingin merusak kepercayaan itu.

Seandainya hubungan yang kita jalani sejauh ini adalah sebuah kisah, malam ini kita berdua telah menentukan halaman terakhir kisah tersebut 

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang